Bikin Bangga, Indonesia Ternyata Pernah Punya Juara Dunia Layangan dari Bandung
Merdeka.com - Siapa sangka jika Indonesia pernah memiliki juara dunia layangan, bernama Lei Fie Kiat. Dahulu, sosok yang karib disapa koh Akiat ini berhasil menaklukkan Perancis, di akhir medio 1990 sampai 2000 an. Ia pun banyak mengantongi penghargaan berkat kerja kerasnya itu.
Akiat sendiri merupakan warga Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat. Saat ditemui wartawan, dirinya sempat menceritakan awal kecintaannya terhadap layangan hingga mampu menjadi juara dunia permainan ketangkasan layangan.
Hingga saat ini kecintaannya terhadap layangan masih terus berlanjut, dengan membuat layangan khas Indonesia di rumah. Berikut kisah Akiat, Si Juara Dunia Layangan van Bandung, Selengkapnya.
Mulanya Membuat Layangan untuk Dapat Uang Jajan
©2022 bandung.go.id/Merdeka.com
Mengutip laman Pemkot Bandung, Jumat (16/9), Akiat kecil sudah bergantung hidup dari layangan. Selain memang memiliki ketertarikan, ia juga membuat sendiri di rumah untuk dijual demi uang saku tambahan.
Ia mengatakan jika sudah berjualan layangan sejak berusia 10 tahun pada 1965. Saat itu, tempat favorit berjualannya di wilayah Kiaracondong, karena di sana banyak anak-anak hingga remaja yang menerbangkan dan mengadu layangan.
Setelah 9 tahun mondar mandir, Kiaracondong, tahun 1974 ia kemudian berkesempatan untuk mengontrak rumah di Gang Sereh, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat untuk membuka toko layangan dan perlengkapannya.
Di tahun yang sama, ia juga sempat menyambi kerjaan menjadi pelayan toko di wilayah Kota Bandung.
Merintis Karir di Lomba Agustusan
©2022 bandung.go.id/Merdeka.com
Lanjut bercerita, Akiat remaja makin jatuh cinta terhadap permainan layangan. Ketika itu dirinya ikut bermain layangan bersama warga Gang Sereh, bahkan hingga mempelajari tekniknya.
Setelah menguasai permainan tersebut, dirinya memberanikan diri mengikuti sejumlah kompetisi untuk merintis karir salah satunya di perlombaan HUT RI tanggal 17 Agustus. Karirnya kian mentereng, ia mulai memberanikan diri untuk mengikuti lomba di Jakarta.
Hal ini terus berlanjut hingga tahun 80 an dan 90an. Menariknya, ia juga sempat memikat Presiden Klub Layang-Layang Internasional, Ludovic Petit saat mengikuti kejuaraan di tahun 1995.
Diajak Menaklukan Perancis
Diceritakannya kembali, antara Akiat dan Ludovic Petit kemudian bertemu hingga ia berkesempatan mencicipi kompetisi layang-layang dunia di Perancis, tiga tahun setelahnya atau pada 1998.
Sempat terdapat momen, di mana ia ragu akan berangkat ke Perancis lantaran panitia hanya menyiapkan biaya tiket dan akomodasi untuk satu orang. Saat itu dirinya ingin mengikutsertakan sang istri, sebagai media komunikasi lantaran sang istri merupakan lulusan Sastra Inggris.
“Saya tidak bisa bahasa inggris, jadi harus ditemani istri. Istri saya bisa Bahasa Inggris,” ungkap Akiat, sembari menunjukkan foto-foto saat mengikuti kejuaraan layangan.
Untuk meraih kejuaraan tersebut pun ditempuhnya dengan tidak mudah. Akiat berupaya dengan berlatih dengan keras, termasuk mengayuh sepeda di pagi hari dari Maribaya sampai ke Lembang.
Saat sore hari, dirinya berlatih teknik layangan, di malam hari ia berenang dua kali seminggu, dan saat Jumat sampai Minggu, ia berlatih lari ke hutan dan gunung termasuk menjalankan fitness.
Perjuangan tersebut kemudian berbuah manis, ia berhasil mengawali debut internasionalnya dengan mengantongi juara pertama kejuaraan layangan. Saking piawainya ia memainkan benang, Akiat sampai memiliki julukan “The Killer” yang disematkan oleh peserta di sana.
Prestasi Akiat di Dunia Internasional
©2022 bandung.go.id/Merdeka.com
Beberapa pencapaian dunia Akiat antara lain, ditahun 1998, Juara I di Kejuaran Dunia layang-layang di Kota Dieppe, Prancis dan Juara I di kejuaraan layang-layang internasional di Koat Saclay, Prancis.
Kemudian di tahun 2000, Akiat kembali meraih Juara I di kejuaraan layang-layang Eropa di Kota Pyneneens, Prancis (sebagai tamu kehormatan). Tahun 2002, Juara III di kejuaraan layang-layang dunia di Kota Dieppe, Prancis. Tahun 2004, Juara I di kejuaraan layang-layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis.
“Menurut saya, orang di sini menganggap main layangan itu mainan anak kecil. Padahal itu kan bisa mengasah otak kanan dan kiri juga. Mainnya juga pakai feeling, dah harus paham teorinya," tutur Akiat.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaSaking bersihnya, selokan di Jepang hidup puluhan ekor ikan berharga fantastis.
Baca SelengkapnyaBRI dukung penyelenggaraan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024. Seperti apa keseruannya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petugas yang telah piawai menangkap ular, akhirnya mendapat celah posisi ular.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca Selengkapnyabalita itu meninggal karena mengalami gegar otak berat pascapenganiayaan.
Baca SelengkapnyaKisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaSimak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaRela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca Selengkapnya