4 Fakta Nanas Simadu Subang, Jadi Ikon hingga Banyak Diburu karena Manisnya
Merdeka.com - Selama ini nanas simadu menjadi buruan wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Subang, Jawa Barat. Buah tersebut amat digemari, karena cita rasanya yang lebih manis, dan menimbulkan sensasi segar saat disantap.
Biasanya, wisatawan bisa mendapatkan buah tersebut secara utuh, potongan kecil-kecil maupun sudah diolah menjadi bentuk lain. Buah ini bisa ditemui di hampir sepanjang jalan. Namun mengapa nanas simadu menjadi identik hingga diburu di daerah Subang?
Rasanya Tidak Masam
©2021 Liputan6/ Merdeka.com
Dilansir dari laman Koperasi Lingkar Kalaya Nuswantara (lkn.coop), nanas simadu merupakan jenis nanas Soft Cayanne dan banyak ditemukan di daerah lain. Namun bedanya, saat ditanam di Subang buah tersebut dipanen dengan kualitas super (bercita rasa lebih manis).
Kekhasannya terletak pada daging buah yang cenderung memiliki kadar air yang tinggi, sehingga menghasilkan daging lebih empuk dan lumer saat di mulut. Keunikan itu yang kemudian menjadikan nanas (terutama si madu), menjadi populer di Kabupaten Subang.
Banyak Ditanam di Dataran Tinggi Subang
Sebagai ikon di sana, nanas simadu dan jenis lainnya banyak dibudidayakan di dataran tinggi perbatasan menuju Kabupaten Bandung.
Terlihat dari luasnya perkebunan nanas di Kecamatan Jalan Cagak, hingga mencapai 3.171,4 hektar. Kebunnya tersebar di beberapa desa seperti Bunihayu, Kumpay, Curugrendeng, Tambakan, Tamabak Mekar dan Cimanglid.
Selain Jalan Cagak, terdapat kecamatan lain yang turut membudidayakan nanas berskala besar seperti Sagalaherang, Cisalak, Tanjungsiang, dan Cijambe.
Hasil Panen Nanas Tinggi
Biasanya para petani bisa memanen nanas hingga 117 ton saat masanya tiba. Kebun nanas madu di Cagak juga disebut menjadi yang terluas, dan pengunjung bisa melihat proses budidaya hingga pendistribusiannya.
Selain itu, warga setempat juga banyak yang membudidayakannya di pekarangan rumah, dengan rata-rata produksi mencapai 20 sampai 35 ton/hektare.
Di pusat oleh-oleh, nanas dan nanas simadu bisa dijumpai dalam bentuk olahan lain seperti keripik, wajik, jus hingga dodol. Untuk satu bungkus keripik nanas dengan bobot isi 80 gram biasa dijual pedagang sekitar Rp12.000.
Jadi Buah Langka
Seperti disinggung di awal, tidak semua nanas yang dijual di pinggir jalan merupakan nanas simadu. Karena rendah dan langkanya produksi buah khusus tersebut, banyak nanas lain yang dijual dengan cita rasa hampir serupa.
Dilansir laman resmi pemkot Subang, untuk mengetahui nanas yang dijual merupakan simadu atau bukan, pembeli bisa melihat dari kulitnya. Buah nanas simadu bisanya memiliki kulit yang sedikit berlendir putih, dengan warna kulit yang cenderung hijau dan bukan kuning terang. Kemudian saat dipukul di badan buah, akan mengeluarkan suara yang nyaring, bukan berat.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apakah nanas aman bagi mereka yang memiliki masalah dengan gula darah? begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaSalah satu wilayah di Sumatra Barat ini memiliki beragam tempat wisata dan ragam kuliner yang menarik untuk dicoba sekaligus penghasil beras unggulan.
Baca SelengkapnyaSiapa yang tidak kenal dengan Nia Ramadhani? Selebriti cantik dari Tanah Air ini sering menjadi sorotan publik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu kabupaten dengan sejuta objek wisata ini baru saja merayakan hari jadinya yang ke-20. Simak fakta-fakta unik dari Pulau Samosir.
Baca SelengkapnyaPulau Nias merupakan kabupaten yang ada di Sumatra Utara dan menjadi pulau terbesar di antara pulau-pulau di bagian pantai Barat Sumatra.
Baca SelengkapnyaBukit Barisan dengan gagah membentang di sepanjang pulau Sumatra ini memiliki deretan fakta unik yang belum banyak orang ketahui.
Baca SelengkapnyaSubang memiliki suasana cuaca dan alam yang sejuk dan asri.
Baca SelengkapnyaKota ini terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Baca SelengkapnyaKonon warga di sini merupakan keturunan Kerajan Galuh
Baca Selengkapnya