Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sukarno Ceritakan Detik-Detik Proklamasi Dramatis, Bung Hatta Bilang 'Biasa Saja'

Sukarno Ceritakan Detik-Detik Proklamasi Dramatis, Bung Hatta Bilang 'Biasa Saja' Mohammad Hatta saat proklamasi kemerdekaan RI. ©IPPHOS/koleksi Rushdy Hoesein

Merdeka.com - Bagaimana dua proklamator memiliki versi masing-masing terkait suatu kejadian dalam peristiwa proklamasi.

Penulis: Hendi Jo

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan Sukarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945 adalah peristiwa terbesar dalam sejarah Indonesia.

Begitu pentingnya, hingga hampir tiap orang yang terlibat di dalamnya memiliki kisah masing-masing. Termasuk Sukarno sendiri yang mengisahkan secara khusus bagian tersebut dalam otobiografinya, Bung Karno Penjambung Lidah Rajat Indonesia.

Dalam buku yang disusun oleh jurnalis Amerika Serikat, Cindy Adams itu, Sukarno menyatakan jika banyak orang saat itu berharap banyak kepadanya. Tidak kepada Hatta atau pun tokoh lainnya. Menurut Sukarno, itu dibuktikan dengan banyaknya orang yang mendesaknya untuk segera mungkin membacakan teks proklamasi.

"Sekarang Bung, sekarang! Rakyat sudah mulai gelisah. Ucapkanlah proklamasi!" kata beberapa orang.

"Hatta tidak ada! Saya tidak mau mengucapkan proklamasi kalau Hatta tidak ada," jawab Sukarno seperti diceritakannya kepada Cindy Adams.

Versi Bung Karno: Peranan Hatta Tidak Ada

Menurut Sukarno, tidak orang yang saat itu berteriak: kami menghendaki Bung Hatta! Sukarno tidak membutuhkan Hatta, karena sejatinya dia dapat melakukannya seorang diri.

"Memang aku melakukannya sendirian. Di dalam dua hari yang memecahkan urat syaraf itu maka peranan Hatta dalam sejarah tidak ada," ungkap Bung Karno.

Lantas mengapa Sukarno masih menunggu Hatta? Menurutnya, dia memerlukan Hatta karena satu pertimbangan politik. Hatta berasal dari Sumatra. Itu sangat pas dengan dirinya yang merupakan orang Jawa.

Demi persatuan, kata Sukarno, dia memerlukan seseorang dari Sumatra yang bisa menjamin sokongan orang-orang yang berada di pulau terbesar nomor dua di Indonesia tersebut.

"Dalam detik yang gawat dalam sejarah inilah, Sukarno dan tanah air Indonesia menunggu kedatangan Hatta," ungkapnya.

Dongeng yang Lucu dan Pembelaan Hatta

Dalam bukunya Sekitar Proklamasi, Bung Hatta menyebut penuturan Sukarno dalam otobiografinya itu sebagai 'dongeng yang lucu'. Tak ada suasana dramatis seperti yang dilukiskan Bung Karno. Semuanya biasa saja. Terlebih, kata Hatta, Sukarno sangat paham kebiasaan dirinya yang selalu datang tepat waktu.

Sejatinya, semua yang hadir saat itu sudah menentukan waktu sejak semalam (ketika rapat di rumah Laksamana Tadashi Maeda). Pembacaan proklamasi di rumah Sukarno akan dilaksanakan pada jam 10.00. Karena itulah, Hatta memutuskan berangkat ke rumah Sukarno (yang jaraknya tidak sampai sampai 1 km) pada jam 9.50.

Begitu dekatnya jarak rumah mereka, Hatta tiba di Jalan Pegangsaan Timur No.56 lima menit kemudian. Lima menit sebelum teks proklamasi dibacakan di depan khalayak.

"Tidak ada orang yang gelisah, takut kalau-kalau saya terlambat datang. Sukarno pun tidak khawatir. Karena ia tahu kebiasaan saya," ungkap Hatta.

Kalau pun kemudian ceritanya menjadi begitu dramatis, kata Hatta, itu karena ucapan Sukarno yang sudah berlaku sebagai seorang diktator yang mengagungkan dirinya sendiri dan lupa daratan.

Berlainan dengan Sukarno sebelumnya, yang merupakan pemimpin rakyat, baik selama masa proklamasi maupun masa pergerakan di zaman Belanda dan Jepang.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya

Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.

Baca Selengkapnya
Hubungannya Tak Direstui, Begini Kisah Cinta Beda Agama Ayah dan Ibu Bung Karno yang Berujung Kawin Lari
Hubungannya Tak Direstui, Begini Kisah Cinta Beda Agama Ayah dan Ibu Bung Karno yang Berujung Kawin Lari

Tanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Menelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap

Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu
Kinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu

Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.

Baca Selengkapnya
Berkali-kali Prabowo Sindir Anies Gara-Gara Kinerjanya Dinilai 11
Berkali-kali Prabowo Sindir Anies Gara-Gara Kinerjanya Dinilai 11

Anies Baswedan beri nilai 11 atas kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dalam sesi debat capres

Baca Selengkapnya
Pro Kontra Gelar Kehormatan Jenderal Bintang Empat dari Presiden Jokowi buat Prabowo Subianto
Pro Kontra Gelar Kehormatan Jenderal Bintang Empat dari Presiden Jokowi buat Prabowo Subianto

Prabowo Subianto baru saja menerima gelar kehormatan Jenderal Bintang Empat dari Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya
Jokowi Ditanya Soal Pro & Kontra Bintang 4 Prabowo, Begini Ekspresi Sang Jenderal 'Lap Muka Pakai Selampe'
Jokowi Ditanya Soal Pro & Kontra Bintang 4 Prabowo, Begini Ekspresi Sang Jenderal 'Lap Muka Pakai Selampe'

Jokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.

Baca Selengkapnya
Pro Kontra Usai Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Berpihak di Pemilu
Pro Kontra Usai Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Berpihak di Pemilu

Jokowi menjelaskan bahwa presiden boleh berkampanye dan berpihak di Pemilu

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami
Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami

Potret lawas Presiden SBY saat hadir di Hari Pramuka beberapa tahun lalu sempat mencuri perhatian, terlebih ada sosok Presiden Jokowi yang menerima penghargaan.

Baca Selengkapnya