Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Pasar Minggu: Sentra Buah Sepanjang Masa

Sejarah Pasar Minggu: Sentra Buah Sepanjang Masa Relokasi pedagang Pasar Minggu pascakebakaran. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Sejak menjadi bagian wilayah Batavia, Pasar Minggu telah diarahkan menjadi pemasok kebutuhan buah-buahan untuk kota-kota besar di Pulau Jawa.

Penulis: Hendi Jo

"Pepaya, mangga, pisang, jambu// dibawa dari Pasar Minggu// di sana banyak penjualnya// di kota banyak pembelinya//..."

Itulah salah satu bait dari lagu anak-anak berjudul Pepaya Cha Cha yang sangat akrab di telinga anak-anak Indonesia dari generasi tahun 1960-an hingga generasi tahun 1990-an.

Menurut Kelik M. Nugroho dalam Almanak Musik Indonesia 2005-2015, lagu tersebut diciptakan sekaligus dinyanyikan oleh Adikarso lewat iringan Orkes Kelana Ria pada 1955. Namun baru lima tahun kemudian Papaya Cha Cha dirilis dalam album kompilasi bertajuk sama dalam track kelima.

"Selain itu, lagu "Papaya Cha Cha" dinobatkan sebagai 150 Lagu Indonesia Terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone edisi #56, Desember 2009," tulis Evelyn Natasia Tamba dalam kompas.com, 26 Agustus 2020.

Terlepas dari itu semua, nama Pasar Minggu yang diidentikan dengan buah secara historis memang sudah berlangsung lebih dari seratus tahun. Bahkan menurut salah satu sesepuh bernama Mohamad Ali (95), nama Pasar Minggu tersemat karena aktivitas wilayah itu sebagai pusat buah-buahan.

"Kata engkong saya, kebanyakan orang pada berdatangan beli buah-buahan yang ada di Pejaten, Ragunan, Jagakarsa, Srengseng, Rawaminyak itu pada hari Minggu. Makanya orang-orang tua kite dulu bilang Pasar Minggu," ujar kakek yang saat ini tinggal di kawasan Kalibata itu.

Penjelasan Engkong Ali memang ada benarnya. Dalam riset seorang peneliti LIPI bernama Asep Suryana, Pasar Minggu sebagai pemasok buah-buahan sudah berlangsung kala wilayah itu ditetapkan sebagai bagian ommelanden Batavia (daerah kitaran Batavia) di bawah Distrik Meester Cornelis (Jatinegara) pada pertengahan 1800-an.

"Bila dirunut ke belakang, fungsi sosial ekonomi wilayah Pasar Minggu sebagai penghasil buah-buahan dan dinamika hubungan pinggiran-pusat yang terbentuk, merupakan hasil dari kebijakan wilayah pemerintah kolonial Hindia Belanda," ungkap Asep Suryana dalam bukunya, Pasar Minggu, Tempo Doeloe: Dinamika Sosial Ekonomi Petani Buah 1921-1966.

Fungsi sosial ekonomi wilayah tersebut lebih menguat lagi manakala sistem transportasi kereta api Batavia-Buitenzorg (Bogor) telah beroperasi pada 1873.

Pemerintah Hindia Belanda secara resmi menjadikan Pasar Minggu sebagai sentra buah-buahan ketika pada 1 April 1921 membangun laboratorium pertanian berupa kebun percobaan. Pendirian lembaga penelitian itu tak terlepas dari adanya gejala ekonomi dari menguatnya komersialisasi buah-buahan yang dilakukan petani setempat sejak awal abad ke-20.

Selain buah-buahan asli setempat (yang paling banyak adalah pepaya), Pasar Minggu pun diarahkan kepada budidaya jenis buah-buahan lainnya. Sebagai contoh di Jatipadang ditanam secara khusus pohon jeruk, Rawaminyak menjadi lahan penanaman pohon pisang dan jambu biji, Ragunan ditanami sawo, jeruk bali, rambutan, jeruk keprok dan macam-macam jeruk manis, di Kampung Kandang ditanami alpukat dan pisang dan di Tanjung West (Tanjung Barat) ditanami jeruk siam, jeruk jepun, jeruk tejakula dan jeruk kara.

Upaya pemerintah Hindia Belanda itu ternyata menuai hasil yang sangat memuaskan. Kendati di era pemerintah Republik Indonesia, Pasar Minggu tidak diperlakukan lagi secara khusus, namun wiayah itu masih sangat produktif memasok kebutuhan buah-buahan untuk kota-kota besar di Pulau Jawa hingga awal 1970-an.

Kini nama Pasar Minggu memang tidak lagi identik dengan buah-buahan. Untuk mendapatkan buah-buahan segar, orang kota lebih menyukai datang ke supermarket-supermarket khusus buah-buahan yang banyak tersebar di Jabodetabek.

Sedangkan Pasar Minggu hari, perlahan namun pasti semakin dipadati oleh perumahan, menggantikan kebun-kebun buah-buahan yang kini hanya tersisa dalam bentuk nama-nama jalan kecil seperti Jalan Rambutan, Jalan Nangka, Jalan Jambu, Jalan Sawo dan Jalan Pepaya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Pasar Benhil yang Selalu Ramai saat Ramadan, Sudah Ada Sejak 1970

Sejarah Pasar Benhil yang Selalu Ramai saat Ramadan, Sudah Ada Sejak 1970

Pasar Benhil selalu jadi daya tarik para pemburu takjil. Menu yang ditawarkan juga lengkap. Kisahnya dimulai pada tahun 1970-an.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Perlihatkan Suasana Pasar yang Sepi Pengunjung Jelang Lebaran, Sebut Jadi Sejarah Baru

Wanita Ini Perlihatkan Suasana Pasar yang Sepi Pengunjung Jelang Lebaran, Sebut Jadi Sejarah Baru

Wanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.

Baca Selengkapnya
15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

Banyak sekali pasar jalanan di seluruh penjuru dunia yang sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu. Yuk, simak pasar jalanan apa saja yang paling tua di dunia!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
10 Makanan Daerah di Pulau Jawa, Terbuat dari Pangan Nabati Lengkap dengan Cara Membuatnya

10 Makanan Daerah di Pulau Jawa, Terbuat dari Pangan Nabati Lengkap dengan Cara Membuatnya

Setiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.

Baca Selengkapnya
Jelang Idulfitri, Pemkot Pasuruan Gelar Pasar Murah Ramadan

Jelang Idulfitri, Pemkot Pasuruan Gelar Pasar Murah Ramadan

Pemkot Pasuruan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan menggelar Pasar Murah Ramadan.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Sepi Pasar Tanah Abang saat Ditinggal Mudik Para Pedagang

FOTO: Penampakan Sepi Pasar Tanah Abang saat Ditinggal Mudik Para Pedagang

Sejumlah toko tutup di depan Pasar Tanah Abang Blok A di Jakarta pada Jumat (12/4/2024).

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Pasar Setan, Desa Terpencil di Banjarnegara Bagian Selatan

Mengunjungi Kampung Pasar Setan, Desa Terpencil di Banjarnegara Bagian Selatan

Pada malam Jumat Kliwon sering terdengar keramaian seperti pasar.

Baca Selengkapnya