Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

OPINI: Kejahatan Seks Serdadu Belanda dalam Catatan Sejarah

OPINI: Kejahatan Seks Serdadu Belanda dalam Catatan Sejarah Agresi Militer Belanda II. ©istimewa

Merdeka.com - Sepanjang Perang Kemerdekaan (1945-1949), banyak terjadi kasus pemerkosaan dan praktik kekerasan seks yang dilakukan militer Belanda. Inilah diantaranya.

Proyek riset dekolonisasi yang dilakukan oleh gabungan peneliti Belanda dan peneliti Indonesia selama lima tahun (2017-2022) menghasilkan kesimpulan yang sama sekali tidak baru. Dalam pengumuman ke khalayak pada 17 Februari 2022, tiga lembaga penelitian sejarah terkemuka Belanda menegaskan jika 'kejahatan ekstrem' yang dilakukan militer Belanda memang berlangsung secara terstruktur dan sama sekali bukan sebuah ekses.

Disebutkan pula salah satu bentuk 'kejahatan ekstrem' itu adalah praktik pemerkosaan dan kejahatan seks yang dilakukan oleh para serdadu Belanda. Harus diakui jika selama ini, kasus-kasus kejahatan seks tersebut kurang mengemuka dalam catatan-catatan sejarah konflik antara Indonesia dengan Belanda dalam era Perang Kemerdekaan (1945-1949).

Kendati demikian, sekira enam tahun lalu, media-media di Belanda pernah memberitakan tentang kemenangan gugatan Temiri atas pemerintah Kerajaan Belanda. Di pengadilan tinggi Den Haag, nenek berusia 86 tahun itu dapat membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu korban dari aksi pemerkosaan yang dilakukan sejumlah prajurit KST (Korps Pasukan Khusus Angkatan Darat Belanda) di Peniwen, Malang pada 19 Februari 1949.

Seperti dilansir oleh Dutchnews, kemenangan Temiri itu menjadikan dirinya berhak mendapatkan ganti rugi sejumlah € 7.500 (tahun 2016 sama dengan Rp114.000.000), sesuai putusan yang dibacakan oleh Pengadilan Den Haag pada 27 Januari 2016. Tetapi bagi Temiri sendiri tentunya uang ganti rugi itu tidak akan pernah bisa menebus penderitaan batin yang telah dibawanya sepanjang hidup.

Pengalaman Princen

Dibandingkan bentuk aksi kekerasan lainnya, kejahatan seks para serdadu Belanda memang tidak mudah untuk ditemukan dan ditelusuri. Layaknya dalam sebuah kasus kejahatan seks, rata-rata para korban enggan buka mulut untuk mengisahkan kejadian yang menurutnya sangat aib itu.

Beberapa kesaksian justru sempat terekam dari pengalaman beberapa prajurit Belanda sendiri. Salah satunya pernah diungkapkan oleh J.C. Princen alias Poncke, serdadu Belanda yang membelot ke kubu TNI.

Princen berkisah, sekira pertengahan tahun 1947, dia ditugaskan di Bogor. Saat bertugas di kota hujan tersebut, Princen terlibat hubungan asmara dengan seorang gadis remaja bernama Asmuna, yang tinggalnya persis di belakang pasar dekat Kebun Raya Bogor.

Suatu hari Asmuna datang mencari Princen ke markasnya yang terletak persis depan Istana Bogor (sekarang Hotel Salak). Alih-alih diantarkan menemui Princen, perempuan itu malah ditembak mati.

"Ketika terdengar tembakan, aku langsung berlari ke depan sambil membawa sten. Betapa terkejut dan marahnya aku ketika melihat Asmuna terbaring di ruangan jaga dengan tubuh setengah telanjang dan dipenuhi lubang peluru," kenang Princen.

Rupanya saat tiba di pos penjagaan, Asmuna dipaksa untuk melayani nafsu bejat tiga serdadu yang tengah berada di sana. Tentu saja gadis Bogor itu menolak dan berusaha lari. Karena panik, salah seorang serdadu lalu menembak mati Asmuna.

Kasus Asmuna ini tidak pernah ditindaklanjuti oleh pihak militer Belanda. Alih-alih mendapat keadilan, Asmuna yang sudah meninggal justru dituduh sebagai mata-mata Republik yang akan menyelinap ke markas tentara Belanda dan terpaksa ditembak mati.

"Aku merasa muak dengan fitnah keji itu dan sejak itulah kebencianku terhadap prilaku negaraku yang tidak adil terhadap orang-orang Indonesia semakin menguat," ujar Princen.

Korban Pemerkosaan

Aksi pemerkosaan yang dilakukan tentara Belanda muncul juga dalam memoar seorang eks jaksa agung yang juga merupakan eks komandan Batalyon 22 Djaja Pangrerot Divisi Siliwangi. Soegih Arto yang saat itu masih berpangkat mayor, masih ingat pada suatu dini hari di tahun 1948, dia menyaksikan peristiwa jahanam itu.

Dari balik semak-semak di sebuah bukit dekat Gunung Halu (sebuah kecamatan yang sekarang masuk wilayah Bandung Barat), dia melihat para prajurit KST mengumpulkan sejumlah perempuan lalu memperkosanya secara beramai-ramai di lapangan terbuka.

"Rasanya masih terdengar jelas jeritan dari para perempuan yang diperkosa itu…" ujar Soegih Arto dalam biografinya, Saya Menulis Anda Membaca, Pengalaman Letjen (Purn) Soegih Arto.

Soegih sendiri mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Selain jumlah pasukannya lebih sedikit dan kalah persenjataan, dia pun lebih mengkhawatirkan keselamatan ratusan orang kampung lainnya yang tengah disandera pasukan Baret Hijau tersebut.

Insiden pembantaian di Sulawesi Selatan pada 1947 juga tak lepas dari praktik kejahatan seks para serdadu kepada perempuan-perempuan yang dianggap sebagai bagian dari kaum ekstrimis. Salah satu korban itu adalah Sitti Hasanah Nu’mang. Selain mendapatkan penyiksaan, penghinaan dan pelecehan, Sitti pun telah diperkosa setelah sebelumnya dicekoki minuman keras. Gilanya, yang melakukan itu adalah salah seorang komandan tentara Belanda bernama Mayor De Bruin.

"Dalam kesendirian, saya meratapi nasib. Ayah ditembak, saya tercemar dan tidak berdaya," ujar Sitti seperti termaktub dalam buku Seribu Wajah Wanita Pejuang dalam Kancah Revolusi 45 (disunting oleh Irna H.N. Hadi Soewito).

Di Sumatra Barat, kejahatan seks kerap dilakukan juga oleh tentara Belanda. Seorang komandan gerilyawan bernama Taswar Akip. Dalam buku Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan Jilid III terbitan LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia), Taswar menyebut bahwa suatu hari seorang wakil dari penduduk Pasar Muara Labuh, meminta pasukannya untuk melindungi desanya dari keganasan serdadu Belanda.

"Mereka sering datang untuk membunuh dan memperkosa para perempuan di desa kami," ungkap sesepuh desa yang terdapat di wilayah Solok Selatan itu.

Hingga kini belum ada angka resmi berapa jumlah perempuan yang pernah mengalami kejahatan seks dari para serdadu Belanda. Yang jelas menurut A.H. Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan:Perang Gerilya Semesta II Jilid X, jumlahnya cukup banyak.

Temiri sendiri bukanlah satu-satunya korban pemerkosaan dalam Insiden Peniwen. Setidaknya masih ada 3 perempuan yang merupakan aktivis Gereja Protestan Paniwen juga mengalami nasib yang sama. Bahkan dibanding Temiri, nasib mereka lebih malang lagi: setelah diperkosa, ketiganya dibunuh secara sadis oleh para serdadu tersebut.

Hendi JoJurnalis Sejarah

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dituduh Melakukan Kekerasan Seksual, Ketua BEM UI Dinonaktifkan

Dituduh Melakukan Kekerasan Seksual, Ketua BEM UI Dinonaktifkan

Dia menerima apa yang telah menjadi keputusan organisasi tersebut. Dia pun akan mengikuti proses hukum yang berlaku.

Baca Selengkapnya
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang

Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang

Sosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.

Baca Selengkapnya
Kasus Pemeran Film Porno, Polisi Limpahkan Berkas Siskaeee dkk ke Kejati DKI

Kasus Pemeran Film Porno, Polisi Limpahkan Berkas Siskaeee dkk ke Kejati DKI

Penyidik masih menunggu jaksa peneliti memeriksa kelengkapan berkas perkara apakah lengkap secara materiil dan formil.

Baca Selengkapnya
Wanita Asal Belanda Ini Telusuri Jejak Perjuangan Neneknya di Jakarta, Dulunya Anggota Korps Perempuan KNIL

Wanita Asal Belanda Ini Telusuri Jejak Perjuangan Neneknya di Jakarta, Dulunya Anggota Korps Perempuan KNIL

Sebuah rumah di Kramat, Jakarta, dulunya menjadi tempat kamp tahanan orang-orang Belanda selama pendudukan Jepang

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Setelah Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual, Melki Kini Diserang dengan Isu Penyuka Sesama Jenis

Setelah Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual, Melki Kini Diserang dengan Isu Penyuka Sesama Jenis

Ketua nonaktif BEM UI Melki Sedek Huang yang dituduh melakukan kekerasan seksual kini diserang dengan isu penyuka sesama jenis.

Baca Selengkapnya