Niat Beli Kapal Perang, Perwira TNI AD Malah Ditipu Tentara Inggris Gadungan
Merdeka.com - Hari sudah beranjak malam ketika K’Tut Tantri dan Kolonel X menuju Pangkalan Angkatan Laut Inggris. Tujuannya melihat kapal torpedo yang ingin dibeli Republik Indonesia.
K’Tut dan Kolonel X bertemu dua orang Inggris yang akan membawa mereka melihat kapal torpedo. Menurut K’Tut, kedua orang Inggris tersebut kelihatan cerdas dan rapi. Namun mencurigakan.
"Aku mempelajari mereka dengan teliti dan merasa heran mengapa aku tidak menaruh kepercayaan penuh terhadap orang-orang ini," ungkap K’Tut Tantri dalam buku Revolt in Paradise.
K’Tut berusaha menghilangkan keraguannya. Apalagi, tidak sembarang orang bisa membawa orang lain ke daerah Pangkalan Angkatan Laut Inggris. Namun lagi-lagi K’Tut kembali menaruh curiga. Setelah mendengar suara kedua orang Inggris.
"Suara orang-orang itu, inilah yang salah! Suara keduanya sangat mirip seperti suara pekerja pabrik di Lancashire, tentunya tidak berpendidikan tinggi," ungkap K’Tut Tantri.
Beli Kapal Torpedo USD30.000
K’Tut kembali membuang rasa curiganya ketika pengawal pintu Pangkalan yang merupakan Angkatan Laut Polisi Malaya dan Tentara Inggris memperbolehkan mereka masuk. Bahkan diberikan penghormatan.
Dengan segera, K’Tut dan Kolonel X diajak menaiki kapal torpedo dan melihat kapal-kapal lain di Pangkalan Angkatan Laut Inggris. Setelah merasa yakin atas apa yang dilihatnya, Kolonel X segera membuat cek sebesar USD30.000.
Cek tersebut digunakan sebagai pelunasan pembelian kapal torpedo Inggris. Kolonel X diberikan semacam kwitansi yang terlihat resmi sebagai bukti pembelian.
Dua hari berselang, Anak Buah Kapal (ABK) dari Indonesia sampai di Singapura untuk membawa pulang kapal torpedo yang telah dibeli. Pada awalnya Kolonel X dan anak buahnya berhasil melewati penjagaan dengan memperlihat surat-surat. Namun, ketika ingin membawa kapal torpedo, mereka justru ditahan oleh polisi pelabuhan. Kemarahan tak terbendung.
Tertipu Tentara Gadungan
Mereka menyodorkan bukti bahwa kapal torpedo sudah dibeli. Komandan Patroli kemudian memeriksa bukti tersebut. Seketika, dia tertawa.
"Tigapuluh ribu dollar! Tuan gila! Dengan harga sepuluh kali lipatpun tuan belum tetntu bisa menawarnya," seru Komandan Patroli untuk kemudian segera menahan mereka.
Rupanya dua orang Inggris yang menjual kapal torpedo itu adalah penipu. Mereka menggunakan pakaian curian untuk meyakinkan Kolonel X.
Keberadaan kedua penipu tersebut sudah diketahui dan Criminal Investigation Department (CID) telah berhasil menangkap mereka serta memberikan hukuman masing-masing lima tahun penjara.
Sebagai korban penipuan Kolonel X dan anak buahnya dibebaskan karena telah memberikan keterangan dengan jujur.
"Seperti yang biasa kali inipun para pejabat Inggris dapat memaafkan tindakan orang Indonesia," ungkap K’Tut Tantri.
Awal Kasus Penipuan
Kisah ini bermula ketika Kolonel X menceritakan kepada K’Tut bahwa Angkatan Laut Inggris ingin menjual beberapa kapal perang yang sudah tua. Kapal perang tersebut merupakan sisa-sia Perang Dunia II dan tidak lagi dipergunakan oleh Angkatan Laut Inggris.
Dalam pembicaraannya dengan orang yang menawarkan kapal perang kepada Kolonel X, sebuah kapal torpedo kecil dibanderol dengan harga USD50.000. Tentu harga ini sangat jauh dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk membuatnya.
Mendengar tawaran tersebut, Kolonel X melakukan negosiasi agar harganya dapat diturunkan serta mendapatkan bonus dari pembeliannya.
"Dan, kau tahu, aku malah menawarnya sampai USD30.000. Mereka setuju dan akan memberikan sebuah torpedo gratis, sebagai hadiah. Ini sungguh suatu pemberian," ungkap Kolonel X dalam buku Revolt in Paradise.
K’Tut sebenarnya memiliki firasat bahwa ini adalah penipuan. Dia menganalisis beberapa kejanggalan dari cerita Kolonel X. Mulai dari harga murah, pemberian bonus, dan melakukan transaksi kapal perang di sebuah restoran. K’Tut menilai Kolonel X tidak begitu mengerti dan tidak memiliki pengalam pembelian kapal.
"Kolonel X adalah opsir Angkatan Darat, seujung rambutpun tidak mengerti tentang kapal dan tidak berpengalaman dalam mengadakan pembelian kecuali membeli senjata dan amunisi," ungkap K’Tut Tantri.
K’Tut memahami bahwa Kolonel X merupakan orang yang optimis. Kolonel X hanya memikirkan bagaimana caranya bisa membawa kapal perang pertama untuk Republik Indonesia.
"Ia tidak melihat sesuatu yang ganjil dalam cara kedua orang ini memperjualbelikan kapal torpedo di sebuah restoran. Yang terbayang dalam pikirannya hanyalah perasaan bangga untuk membawa kapal torpedo Inggris pulang ke Indonesia dan menyerahkan kepada Angkatan Laut Republik, kapal perang yang pertama," ungkap K’Tut Tantri.
Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaMenyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca SelengkapnyaTragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengungkap berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan keandalan kapal selam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Simak kisah seorang kolonel TNI yang berhasil jadi perwira meski sang ayah hanya berpangkat kopral.
Baca SelengkapnyaKejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaPotret kapal perang pemburu ranjau di dasar laut milik TNI AL.
Baca SelengkapnyaUnit kapal selam dikenal sebagai pasukan elite. Salah satu misi rahasia yang pernah dijalani adalah menyelundupkan senjata ke daerah konflik.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca Selengkapnya