Mengenal Pusaka Kyai Pleret, Keris Fenomenal Kerajaan Mataram Islam
![Mengenal Pusaka Kyai Pleret, Keris Fenomenal Kerajaan Mataram Islam](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2021/08/04/1337188/540x270/mengenal-pusaka-kyai-pleret-keris-fenomenal-kerajaan-mataram-islam.jpg)
Merdeka.com - Kyai Pleret merupakan salah satu pusaka milik Keraton Yogyakarta. Melansir dari Kemdikbud.go.id, pusaka ini dipercaya memiliki kekuatan magis.
Bahkan, pusaka keris ini sudah ada sejak Kerajaan Mataram Islam belum berdiri. Konon keris ini tercipta pada zaman Syekh Maulana Maghribi. Waktu itu dia tengah beristirahat di danau setelah berkelana di hutan. Tak jauh dari tempatnya beristirahat, ada seorang gadis bernama Rasawulan sedang mandi.
Merasa dirinya diintip, Rasawulan mendatangi Maulana Maghribi dan memarahinya. Anehnya, sejak kejadian itu dia tiba-tiba hamil.
Merasa tidak berbuat macam-macam, Maulana Maghribi bersumpah dengan memotong alat kelaminnya bahwa dia tidak menghamili Rasawulan. Setelah diputus, kelamin itu berubah menjadi pusaka yang kemudian dinamai Kanjeng Kyai Pleret.
Seiring waktu, pusaka ini diwariskan ke Kerajaan Mataram Islam dari generasi ke generasi. Lalu bagaimana perjalanan pusaka itu dari waktu ke waktu? Berikut selengkapnya:
Pewarisan Pusaka Kyai Pleret
©istimewa
Mulai dari masa Maulana Maghribi, pusaka Kanjeng Kyai Pleret terus diwariskan dari generasi ke generasi. Pewaris pertamanya adalah Kidang Telangkas, anak dari Rasawulan. Kemudian diwariskan pada Ki Getas Pendawa, keturunan Prabu Brawijaya V.
Setelah itu secara berturut-turut, pusaka itu diwariskan pada Ki Ageng Henis Laweyan, Ki Ageng Pemanahan Kotagede, Panembahan Senopati (Raja Pertama Mataram Islam), Panembahan Seda Ing Krapyak, Sultan Agung Hanyokrokusumo, hingga Sri Susuhunan Prabu Amangkurat IV.
Digunakan Sebagai Senjata Perang
©istimewa
Tak hanya sebagai pusaka, Pusaka Kyai Pleret juga pernah digunakan sebagai senjata perang. Pada saat sebelum menjadi raja, Panembahan Senopati pernah menggunakan keris itu untuk melawan pemberontakan Arya Penangsang yang saat itu ingin merebut tahta Kerajaan Pajang.
Dalam pertarungan antara keduanya, Panembahan Senopati berhasil menancapkan pusaka Kyai Pleret ke dalam perut Arya Penangsang hingga tewas. Setelah pertarungan itu, Panembahan Senopati berhak atas hadiah Alas Mentaok yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Mataram Islam untuk pertama kalinya.
Dicuci Setahun Sekali
©istimewa
Kini, Pusaka Kyai Pleret tersimpan rapi sebagai salah satu benda pusaka milik Keraton Yogyakarta. Setiap setahun sekali tepatnya pada Bulan Sura, pusaka Kyai Pelet dijamasi atau dicuci oleh Raja Keraton Yogyakarta yang saat ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Biasanya, prosesi jamasan itu dilaksanakan secara tertutup di dalam kompleks Keraton. Menurut pihak Kraton, prosesi yang dilaksanakan secara tertutup itu merupakan kebijakan internal, tujuannya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
![Melihat Kirab Belasan Pusaka Keraton Surakarta, Tujuh Kerbau Bule Pimpin Arak-arakan Diikuti Ribuan Abdi Dalem](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/7/8/1720404536474-xo3gn.jpeg)
Tujuh kerbau bule keturunan Kiai Slamet menjadi cucuk lampah (pemimpin kirab) arak-arakan yang diikuti lebih dari 5.000 abdi dalem, sentana dan kerabat keraton.
Baca Selengkapnya![Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/5/16/1715851039792-9q5pw.jpeg)
Dalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.
Baca Selengkapnya![Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/2/6/1707179106199-9nqkq.jpeg)
Daerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
![Saking Akrabnya dengan Prajurit Kopassus, Panglima Perang Moro Kogoya Pakai Baret Merah Jadi Sorotan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/5/29/1716960651423-vp9ez.jpeg)
Potret gagah Moro Kogoya coba pakai baret merah Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Baca Selengkapnya![Jejak Masa Lalu Gunung Pulosari di Pandeglang, Pernah Jadi Pusat Pendidikan Era Zaman Kerajaan Hindu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/11/1718086861655-mctyp.jpeg)
Jejak masa lalu Gunung Pulosari menyimpan sejumlah misteri, mulai dari pusat pendidikan sampai pusat berdirinya kerajaan tertua di nusantara.
Baca Selengkapnya![Permen Karet Zaman Batu Ditemukan Berusia 10.000 Tahun, Begini Bentuk dan Sosok yang Mengunyahnya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/1/22/1705927316652-536tx.jpeg)
Permen karet zaman purba ini terbuat getah pohon damar.
Baca Selengkapnya![“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/4/11/1712853622369-1fznt.jpeg)
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca Selengkapnya![Aksi Pensiunan Jenderal Kopassus Berkali-kali Ogah Injak Karpet Merah, dari Bali hingga Istana Negara](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/18/1692336928018-l54mg.jpeg)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dikenal dengan sikapnya yang menolak menginjak karpet merah saat berada di acara tertentu.
Baca Selengkapnya![Beda dari Biasanya, Kirab Pusaka Peringati Malam Satu Suro di Keraton Surakarta](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/7/7/1720344481608-gdeh2.jpeg)
Sejumlah pusaka termasuk belasan kerbau bule keturunan Kiai Slamet akan diarak keliling tembok luar istana
Baca Selengkapnya