Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Ulama Garut Mengantar Tentara Jepang Memeluk Islam: Diberi Nama Sahabat Nabi

Kisah Ulama Garut Mengantar Tentara Jepang Memeluk Islam: Diberi Nama Sahabat Nabi Raden Djajadiwangsa, penasehat spiritual Pasukan Pangeran Papak. ©Hendi Jo

Merdeka.com - Seorang ulama Garut bahu-membahu berjuang bersama Pasukan Pangeran Papak. Ikut andil 'merekrut' sejumlah eks tentara Jepang ke dalam laskar.

Penulis: Hendi Jo

Majalaya, Maret 1946. Pertempuran antara tentara Jepang dengan para pejuang Indonesia dari kesatuan Pasukan Pangeran Papak (PPP) hanya berlangsung sebentar.

Alih-alih melakukan perlawanan sengit, pimpinan tentara Jepang yang bernama Masharo Aoki bersama empat puluh anak buahnya malah menyerahkan diri kepada Mayor S.M. Kosasih, komandan PPP.

"Mereka tadinya mau dibunuh semua, tapi dicegah oleh ayah saya karena dia berpikir tenaga pasukan Jepang itu akan berguna saat melawan tentara Belanda," ungkap Basroni Kosasih, salah seorang putra dari Mayor Kosasih.

Masharo Aoki jadi Abu Bakar

Para eks serdadu Jepang yang di dalamnya juga terdapat orang-orang Korea itu kemudian dibawa ke Wanaraja. Atas saran Raden Djajadiwangsa, penasehat spiritual PPP, mereka sama sekali tidak dikurung. Mereka tak diperlakukan layaknya tawanan perang. Para serdadu itu justru malah 'dirawat' sangat baik.

Singkat cerita, setelah beberapa bulan menjadi 'tawanan', para serdadu Jepang itu merasa betah tinggal di lingkungan PPP dan masyarakat Kampung Serang (tempat bermarkasnya PPP). Mereka merasa berkesan dengan kebaikan dan prilaku sehari-hari orang-orang di sana. Termasuk kebiasaan mengaji dan beribadah ke masjid.

Suatu hari, Aoki menghadap Kosasih. Dia menyatakan keinginannya menjadi mualaf alias memeluk agama Islam. Sekaligus bergabung dengan PPP. Tentu saja, Kosasih menyambut gembira niat baik pimpinan tentara Jepang itu. Terlebih sebagian besar anak buah Aoki juga berniat mengikuti jejak komandannya itu.

Bertempat di Masjid Serang, Raden Djajadiwangsa kemudian membimbing para eks tentara Jepang itu untuk membaca dua kalimat syahadat. Usai menjalankan upacara, muncul saran dari ulama sepuh itu untuk mengganti nama para serdadu tersebut dengan nama Islam.

"Kakek saya lalu memberi nama baru buat Aoki yakni Abu Bakar, sahabat utama dari Nabi Muhammad SAW," ujar Raden Ojo Soepardjo, cucu Raden Djajadiwangsa.

Menolak Diberi Pangkat

Maka resmilah Aoki bersama anak buahnya menjadi anggota PPP. Sesuai keahlian masing-masing, Kosasih lantas menempatkan mereka sebagai instruktur militer sekaligus komandan-komandan seksi. Ada pula yang ditempatkan sebagai tenaga medis karena memiliki latarbelakang sebagai dokter tentara, seperti Senya alias Ali.

"Tapi mereka menolak untuk diberi pangkat," ungkap Letnan Dua Raden Djoeana Sasmita (Wakil Komandan PPP) dalam catatan hariannya.

Nama Abu Bakar sendiri tercatat dalam berbagai dokumen sejarah Perang Kemerdekaan di Indonesia (1945-1949). A.H. Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia: Agresi MIliter Belanda II Jilid ke-9 menyebut Abu Bakar sebagai pemimpin gerilyawan Indonesia yang cukup piawai di wilayah Garut-Tasikmalaya.

Sejak bergabungnya eks tentara Jepang, PPP seolah menjadi hantu yang menakutkan bagi militer Belanda. Berbagai operasi penyerangan, sabotase, dan penghadangan di sekitar Wanaraja dan kota Garut kerap mereka lakukan secara sporadis dan militan.

Dua orang Korea, Guk Jae- man alias Soebardjo dan Yang Chil Sung alias Komarudin menjadi tulang punggung pasukan. Jika Jae-man mengkoordinasi operasi-operasi intelijen, maka Chil Sung bergiat sebagai koordinator Kelompok Putih, sebuah grup khusus sabotase dan penghadangan.

Aksi Paling Fenomenal

Chil Sung kerap membuat gerah militer Belanda dengan aksi-aksi jebakannya. Misalnya, dia sering terlihat sendirian menggembala kambing lalu mengarahkan salah satu ternaknya yang sudah dipasang bom ke arah kendaraan tempur Belanda.

"Tak jarang jebakan bom kambing Komarudin itu menimbulkan korban yang tak sedikit di pihak Belanda," ungkap Odjo.

Di antara itu semua, tak ada aksi PPP yang paling monumental selain penghancuran Jembatan Cinunuk, yang menghubungkan Wanaraja-Garut pada sekitar 1947. Suatu hari tim telik sandi yang dipimpin Soebardjo memberikan informasi bahwa dalam waktu dekat militer Belanda akan menyerang Wanaraja dan menguasainya.

Berdasarkan laporan itu, suatu pagi Komarudin dan tim-nya bergerak ke Jembatan Cinunuk yang menjadi penghubung Wanaraja-Garut. Mereka kemudian meledakan jembatan tersebut sehingga tidak bisa dilewati. Maka gagallah upaya militer Belanda menguasai Wanaraja.

Pasca perang, orang-orang Jepang yang tergabung dengan PPP kemudian membubarkan diri. Ada yang kembali ke Jepang, namun ada pula yang memilih untuk menjadi warga negara RI. Abu Bakar sendiri gugur ditembak mati militer Belanda pada 21 Mei 1949. Ikut gugur bersamanya di hadapan regu tembak Hasegawa Katsuo alias Usman dan Yang Chil Sung alias Komarudin. Makam ketiga eks tentara Jepang itu kini bisa ditemui di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut.

PPP kemudian dilebur ke dalam Divisi Siliwangi. Para murid Raden Djajadiwangsa tersebut kemudian digabungkan dengan kelompok-kelompok laskar lainnya di Garut dan membentuk Markas Besar Gerilya Galunggung (MBGG). Kendati tidak bermarkas di Wanaraja lagi, namun hubungan dengan Raden Djajadiwangsa tetap terus berlangsung hingga sang ulama besar itu mangkat pada 1950 dalam usia yang sudah sepuh.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Hangat Ulama Kondang Buka Puasa Bersama Jenderal AU, Beri Pesan 'Teruslah jadi Muslim Baik Jenderal'
Momen Hangat Ulama Kondang Buka Puasa Bersama Jenderal AU, Beri Pesan 'Teruslah jadi Muslim Baik Jenderal'

Bersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).

Baca Selengkapnya
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian

Baca Selengkapnya
Sadis! Ayah di Muara Baru Banting Anak hingga Tewas, Pelaku Dikenal Tempramen dan Pecandu Narkoba
Sadis! Ayah di Muara Baru Banting Anak hingga Tewas, Pelaku Dikenal Tempramen dan Pecandu Narkoba

Bocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
8 Cara Ngabuburit yang Seru, Lakukan Ini agar Puasa Lebih Berwarna
8 Cara Ngabuburit yang Seru, Lakukan Ini agar Puasa Lebih Berwarna

Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 cara ngabuburit yang seru, mulai dari berburu takjil gratis, hingga ikut dalam kajian yang diadakan di masjid-masjid.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jalur Klenik Para Caleg Jelang Pemilu 2024, Mandi Kembang di Tengah Malam hingga Ziarahi Makam Keramat
Menelusuri Jalur Klenik Para Caleg Jelang Pemilu 2024, Mandi Kembang di Tengah Malam hingga Ziarahi Makam Keramat

Bagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu

Baca Selengkapnya
Jenderal Berprestasi Sematkan Baret Cokelat ke Sosok Guru yang Sangat Dihormati, Momen Cium Tangan Disorot
Jenderal Berprestasi Sematkan Baret Cokelat ke Sosok Guru yang Sangat Dihormati, Momen Cium Tangan Disorot

Momen jenderal berprestasi sematkan baret cokelat ke ulama ternama Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga
Mengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga

Sang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam
Mengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam

Lahir dari keluarga yang taat agama, ia menjadi sosok pengarang yang juga terjun dalam dunia keagamaan.

Baca Selengkapnya
35 Pantun Pembukaan Ceramah Lucu, Bisa Bikin Jemaah Terhibur
35 Pantun Pembukaan Ceramah Lucu, Bisa Bikin Jemaah Terhibur

Merdeka.com merangkum informasi tentang pantun pembukaan ceramah lucu yang bisa bikin jemaah terhibur.

Baca Selengkapnya