Merdeka.com - Sebuah pesawat tua peninggalan Jepang mendarat di Maospati, Madiun. Penumpangnya Kolonel Hidayat dari Markas Besar Angkatan Perang.
Hidayat membawa perintah langsung dari Menteri Pertahanan Mohammad Hatta untuk Batalyon Daeng.
"Batalyon Daeng diperintahkan untuk bergerak ke utara, merebut Cepu, agar sebagai kota minyak tetap berproduksi untuk dapat melayani kebutuhan bahan bakar bagi kepentingan perjuangan kita," demikian isi perintah Bung Hatta.
Baru beberapa hari lalu Mayor Daeng dan pasukannya merebut Lapangan Terbang Maospati dari tangan tentara Front Demokrasi Rakyat (FDR)/Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memberontak. Kini tugas lain sudah menunggu.
Tanggal 27 September 1948, laskar rakyat yang mengikuti PKI Muso menyerang markas TNI di Cepu. Mereka juga menguasai kilang minyak. Kekuatan kaum merah di sana cukup besar.
Bukan perkara mudah merebut Cepu. Gerombolan PKI yang melarikan diri dari Madiun, kini bertahan di Purwodadi, Blora, Kudus dan Pati. Mereka cukup kuat dan telah memiliki posisi bertahan yang strategis.
Brigade I/Siliwangi mengerahkan kekuatan dari tiga penjuru. Sayap kiri Satuan Tugas Kosasih, bagian tengah Batalyon Kemal Idris. Sementara Batalyon Daeng akan menyerang dari kanan.
Awalnya, Gubernur Militer Jenderal Gatot Soebroto meminta Panglima Besar Soedirman agar memerintahkan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) terus menembaki jalan menuju Purwodadi.
Namun hal itu tidak bisa dilakukan. Lantaran tidak ada alat komunikasi antara pasukan di darat dengan pilot. Kondisi ini berisiko tembakan akan mengenai kawan sendiri.
Kepala Staf Operasi, Kolonel AH Nasution kemudian mengutus Kapten Mardanus untuk mengantar surat kepada Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Komodor Soerjadi Soerjadarma.
Nasution meminta TNI AU mengebom Purwodadi untuk memberikan pukulan psikologis kepada pasukan merah dan gerombolan PKI. Soerjadarma menyetujui permintaan itu.
"Ikuti ajudan saya," kata Soerjadarma pada Kapten Mardanus.
Ternyata di Lanud Maguwo sudah tersedia sebuah pesawat Cureng TNI AU yang siap mengudara.
Advertisement
Cureng adalah pesawat tua peninggalan Jepang. Biasanya pesawat ini digunakan sebagai pesawat latih. Namun karena keterbatasan dan kekurangan pesawat, Cureng difungsikan sebagai pesawat pengebom oleh TNI AU.
Pesawat bersayap ganda ini mampu terbang tiga jam nonstop dan membawa dua bom seberat 50 kg yang dilepaskan manual oleh pilotnya.
Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara.
Inilah pengalaman terbang pertama untuk Mardanus yang sehari-hari menjadi kepala bagian personalia Markas Besar Angkatan Perang itu.
Cuaca cerah saat Kadet Aryono lepas landas. Dalam waktu setengah jam, pesawat itu mencapai Purwodadi. Dulu pilot mengenali daerah ini, sehingga tak sulit menentukan sasaran.
Aryono memilih Kompleks Gedung Kabupaten sebagai target pengeboman. Dia terbang rendah, nyaris setinggi pohon. Dua bom dijatuhkan di halaman gedung. Ledakan keras terdengar saat bom meledak.
Setelah melaksanakan misi tersebut, pesawat Cureng pulang ke Lanud Maguwo. Kepala Staf Angkatan Udarab Komodor Soerjadarma telah menunggu.
Dia memberikan selamat atas keberhasilan pengeboman. Tapi Kasau kemudian juga menegur kadet Aryono.
Soerjadarma menilai keputusan pilot untuk terbang rendah sangat membahayakan. Pesawat mudah sekali jadi sasaran tembak dari darat.
Sebuah kerugian yang sangat besar jika pesawat tersebut jatuh ditembak pemberontak. TNI saat itu sedang serba kekurangan. Tak mudah pula membeli persenjataan karena blokade Belanda.
Advertisement
Dari hasil laporan intelijen diketahui, pengeboman ternyata efektif membuat PKI kocar-kacir. Saat bom dijatuhkan, ternyata pimpinan PKI baru akan rapat untuk menentukan nasib para tawanan.
Kerjasama antarangkatan dalam pengeboman di Purwodadi ini merupakan salah satu yang pertama dilakukan TNI.
Karena takut ada pengeboman lagi, PKI berangsur-angsur menarik diri dari Purwodadi. Mayor Kosasih berhasil merebut Purwodadi tanggal 5 Oktober 1948.
Pasukan Siliwangi terus bergerak ke arah Utara dan akhirnya berhasil merebut Kilang Minyak di Cepu tanggal 8 Oktober lewat pertempuran sengit.
[noe]Bom Belanda Jatuh 3 Meter dari Lokasi Prajurit TNI Salat, Ajaib Tak Meledak
Sekitar 5 Jam yang laluToeti Amir Kartabrata, Pejuang Perempuan di Garis Depan Front Bandung Selatan
Sekitar 6 Jam yang laluDipecat Pasukan Elite, Algojo Belanda Paling Kejam Banting Setir Jadi Tukang Sayur
Sekitar 7 Jam yang laluKapolri Singgung Pengakuan Israel Sangat Berharga dan Sikap Dingin Wapres
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Kedekatan Panglima Besar Soedirman dengan Anak Buah
Sekitar 1 Hari yang laluSukarno Ceritakan Detik-Detik Proklamasi Dramatis, Bung Hatta Bilang 'Biasa Saja'
Sekitar 1 Hari yang laluKisah Ajudan Presiden, Incar Gadis Austria Malah Ketemu Noni Belanda Kelahiran Klaten
Sekitar 2 Hari yang laluDikira Serdadu Jepang, Seorang Kadet Akademi Militer Gugur dengan Kepala Terpenggal
Sekitar 2 Hari yang laluTolak Tawaran Hidup Enak Setelah Disiksa Jepang, K'Tut Tantri: Aku Merasa Menang!
Sekitar 3 Hari yang laluSepasang Suami Istri yang Membuat Jenderal Soedirman Terharu dan Menitikkan Air Mata
Sekitar 3 Hari yang laluDiserang Mendadak saat Subuh, Pasukan Akademi Militer Kocar-Kacir
Sekitar 3 Hari yang laluSosok Tentara & Isi Surat yang Berhasil Rayu Panglima Besar Soedirman Turun Gunung
Sekitar 4 Hari yang laluMoestopo: Pejuang Nyentrik dengan Deretan Gelar Terpanjang, Pencetus Tentara Rahasia
Sekitar 4 Hari yang laluKisah Tragis Pejuang Perempuan Indonesia Berhadapan dengan Serdadu Belanda
Sekitar 5 Hari yang laluKeluh Kesah Pengemudi soal Strobo Polisi Terlalu Silau Dibarengi Sirine Melengking
Sekitar 52 Menit yang laluVIDEO: Kapolri Koreksi Pengawalan Pakai Strobo & Sirine "Suaranya Bising Mengganggu!"
Sekitar 1 Jam yang laluMomen 2 Jenderal Polisi Latihan Menembak Bareng, Dua-duanya Angkatan Kapolri di Akpol
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Pukul Seniornya Gara-Gara Antrean ATM, Ini Penjelasan Polda Sumut
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 3 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Ramadan Datang, Aidil Sharin Pastikan Aktivitas Persikabo 1973 Berjalan Normal
Sekitar 2 Jam yang laluBRI Liga 1: Arema FC Hadapi Borneo FC Modal Kekompakan Tim
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami