Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Satu malam bersama Lengger Lanang

Satu malam bersama Lengger Lanang

Banyumas

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Satu malam bersama Lengger Lanang

Rumah Lengger berkomitmen mengenalkan kembali tradisi Lengger Lanang. Diisi oleh sejumlah anak muda, rata-rata mereka berusia 18 sampai 30 tahun yang sejak kanak menggandrungi seni tari.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Tak hanya menari, mereka juga paham betul pengetahuan tata rias. Bulu mata palsu, bedak beraneka warna senjata mereka.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Lengger lanang juga salah satu seni tradisi 'cros gender' Nusantara. Semua penari begitu juga sinden berjenis kelamin laki-laki. Tetapi berdandan menyerupai perempuan.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Agar benar-benar menyerupai perempuan, pinggang dililit beskap agar terlihat ramping. Mereka juga memakai payudara palsu dari kain.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Pada Senin (8/1) mereka diundang menari di Desa Kalipagu, Baturraden lereng Gunung Slamet Banyumas. Pengeras suara dipasang di bilah bambu mengabarkan pada warga kampung gelaran Lengger Lanang.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Sigit Kurniawan (18) anggota termuda Lengger Lanang di Rumah Lengger. Di atas panggung, ia punya nama panggilan khusus, Gita.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Di Desa Kalipagu, para Lengger Lanang bermain dari pukul 21.00-00.00. Mereka memainkan tarian dengan gerakan-gerakan gemulai.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Tak jarang mereka menari sampai di luar panggung. Warga yang menonton kadang memberi saweran mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 50.000.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Lengger ditemani Sinden yang acapkali bertingkah laku lucu, juga menerima lagu-lagu atau tarian permintaan warga.

Satu malam bersama Lengger Lanang

Warga juga ikut naik ke atas panggung untuk menari. Penari Lengger Lanang dan penonton tak ada jarak.