Menamakan diri Rinjing Pustaka, perpustakaan ini digeliatkan sekelompok ibu-ibu. Embrio perpustakaan ini berawal dari dibentuknya perpus PKK di desa setempat tahun 2007 silam.

Kehadiran Rinjing Pustaka untuk mengatasi problem kurang minatnya warga mendatangi perpustakaan. Rinjing Pustaka memilih menjemput bola mendatangi kegiatan ibu-ibu menawarkan peminjaman buku berkeliling ke 13 RT yang terbagi di 3 RW.

Mudaryati (52), warga Desa Karangayar RT 1 RW 2. Ia tergerak terlibat di Rinjing Pustaka agar anak-anak di desa tempat tinggalnya dapat memperoleh pengetahuan dari buku bacaan, mengingat dirinya hanya lulusan sekolah dasar sebab keterbatasan ekonomi.

Mudaryati dibantu Sugiarti (40) menuju kegiatan PKK di desa setempat. Di dalam rinjing mereka memuat 40 sampai 50 eksemplar buku.

Tak jarang di tengah jalan Rinjing Pustaka dihadang oleh kumpulan anak-anak yang berniat meminjam buku bacaan seperti dongeng.

Ibu-ibu kelompok PKK RT 1 RW 2 antusias memilih buku bacaan yang berada di dalam rinjing.

Jenis buku yang paling banyak diminati warga yakni buku ilmu terapan terkait pertanian, peternakan, sampai panduan mengolah makanan.

Pada pertemuan PKK tersebut buku braile menarik perhatian warga. Buku yang diperuntukkan bagi penyandang tunanetra ini baru didapatkan oleh Rinjing Pustaka dari Perpustakaan Daerah Banyumas.

Penyandang tuna netra di Desa Karanganyar, Novitasari tengah membaca buku braile.

Gerakan Rinjing Pustaka diapresiasi oleh warga setempat dengan dibangunkan tugu berpucuk rinjing berisi buku tepat di samping kantor Desa Karanganyar.