Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Singapura

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Kreativitas pariwisata Singapura langsung nampak saat menginjakkan kaki di pintu gerbang Negeri Singa. Jewel Changi Airport didesain mewah dilengkapi air terjun indoor, The Rain Vortex setinggi 40 meter.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Air terjun buatan mengalir dari kubah kaca dan jayuh ke dasar basement. Dikelilingi taman, The Rain Vortex mencuri perhatian banyak pelancong.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Pariwisata di Singapura juga memadukan unsur wisata dengan warna budaya multietnik. Orang Tionghoa merupakan kelompok etnis terbesar di Singapura. Chinatown adalah kawasan budaya sekaligus jejak permukiman pertama bagi etnis ini yang memiliki kekhasan arsitektur serta kuliner.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Suasana pagi hari di salah satu kawasan Chinatown. Saat sinar matahari masih terasa hangat, burung-burung bertengger di jaring-jaring kabel lampu gerai.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Chinatown juga salah satu kawasan kuliner tersohor di Singapura. The 1950s Coffe aka Wu Shi Nian Dai adalah kedai kopi dan Kaya Toast di kompleks Chinatown Food Centre yang mendapat penghargaan Michelin Star.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Gang sempit dipenuhi mural, jadi kekhasan Haji Lane di Singapura. terletak di Kampung Glam, lokasi jadi tujuan turis dan anak-anak muda Singapura menghabiskan waktu sore.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Haji lane merupakan gang dengan panjang sekitar 300 meter. Ini tempat bagi turis dan anak-anak muda Singapura menghabiskan waktu sore. Di sekitarnya berderet butik, toko barang antik, bar dan kafe.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Kampung Glam merupakan kota pelabuhan serta kawasan perkotaan tertua di Singapura. Area ini memiliki sejarah panjang bagi komunitas Melayu, Arab dan Bugis di Singapura.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Kampung Glam juga titik utama masyarakat muslim di Singapura. Salah satu sudutnya dikitari bangunan bergaya timur tengah yang berujung menuju Masjid Sultan Singapore.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Masjid Sultan dibangun pada 1824 untuk Sultan Hussein Shah, sultan pertama di Singapura. Salah satu ciri khasnya kubah berukuran besar berwarna emas.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Salah satu toko di kawasan Masjid Sultan menjual permadani, karpet peris dan pernak-pernik aksesori. Nuansa timur tengah terasa kental di kawasan wisata ini.

Denyut Pariwisata Multietnik di Singapura

Suasana malam di Kampung Glam. Singapura memberi contoh bahwa pesona pariwisata bisa diciptakan sesuai karakter masyarakatnya yang multietnik.