Uji Coba ke Hewan Sukses, Peneliti China Kian Dekat dengan Vaksin Corona
Merdeka.com - Para peneliti di dua universitas China melaporkan munculnya respons imun yang kuat pada uji coba vaksin corona terhadap hewan.
Peneliti di Universitas Fudan dan Jiao Tong mengembangkan kandidat vaksin mRNA yang memperlihatkan bagaimana sel membangun protein.
Menurut para ilmuwan itu, struktur protein berbentuk paku pada permukaan virus corona membuat patogen itu bisa mengikat dan menyerang sel tubuh manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan China dalam eksperimen terbaru? Dalam sebuah eksperimen terbaru, tim ilmuwan China berhasil mendeteksi pesawat siluman menggunakan sinyal dari satelit Starlink milik Elon Musk.
-
Virus apa yang ditemukan di peternakan bulu China? Tim menemukan 36 spesies virus baru dalam ilmu pengetahuan dan 39 spesies yang berisiko berpindah antar spesies, termasuk 11 spesies yang sebelumnya telah menginfeksi manusia.'Sangat menarik bahwa kita melihat keragaman zoonosis yang diketahui dan potensial ditemukan dan ditularkan di antara begitu banyak jenis hewan dan di wilayah geografis yang luas,' kata salah satu anggota tim peneliti, John Pettersson, seorang profesor di Universitas Uppsala, dalam sebuah pernyataan.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu. Cacing tersebut mati saat belum terbentuk secara sempurna atau masih dalam bentuk larva.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Vaksin mRNA dirancang untuk memancing serangan protein virus corona itu dan memicu respons imun tiap kali ada protein berbentuk serupa yang datang menyerang.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di server bioRvix pada 15 Mei lalu, para peneliti mengatakan mereka menyuntikkan satu dosis kandidat vaksin bernama ShaCoVacc, kepada seekor tikus dan dua pekan setelah pengamatan terlihat ada antibodi yang muncul.
"Hasil ini mendukung pengembangan ShaCoVacc sebagai kandidat vaksin untuk Covid-19," tulis para peneliti seperti dilansir laman South China Morning Post, Kamis (21/5).
"Penelitian kami memberikan platform bagi vaksin baru dengan simulasi permukaan protein virus corona dan asam nukleat, memadukan fitur dari vaksin yang tidak aktif dan mRNA."
Pada uji coba itu tidak ada efek turunnya berat badan yang disebabkan ShaCoVacc setelah vaksinasi. Itu menandakan tidak ada dampak keracunan, kata para peneliti.
Cai Yujia, peneliti di Pusat Sistem Biomedis Shanghai, mengatakan jika mereka bisa menemukan rekanan untuk mengembangkan vaksin ini maka tim peneliti membutuhkan tiga atau empat bulan lalu untuk melakukan pra-penelitian klinis sebelum uji coba ke manusia.
"Ini adalah penelitian akademis dan kami sedang menjalin kontak dengan sejumlah perusahaan farmasi untuk kemungkinan pengembangan vaksin," kata Cai.
Berbagai laboratorium di seluruh dunia kini berpacu dengan waktu untuk mengembangkan sebuah vaksin untuk virus corona yang kini sudah menjangkiti lebih dari lima juta orang dan merenggut 330.000 jiwa.
Epidemiolog Maria Van Kerkhove dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) Rabu lalu mengatakan, pihaknya sudah memetakan lebih dari 120 kandidat vaksin, sebagian dari mereka sudah memasuki tahap evaluasi klinis.
Pekan lalu laboratorium Moderna yang berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat, melaporkan hasil uji coba yang menggembirakan untuk vaksin mRNA yang dikembangkan berkerja sama dengan Institut nasional untuk Penyakit Menular dan Alergi.
Laboratorium CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin dan tengah melakukan uji coba ke manusia tahap kedua untuk vaksin corona di China kini sudah mendapat izin dari Health Canada untuk melanjutkan uji coba di sana.
Empat vaksin yang dikembangkan perusahaan dan institusi China juga kini sudah memasuki tahap uji coba ke manusia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaSeorang ilmuwan asal Kyoto University dan Fikui University melakukan penelitian ini.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaIlmuwan mengaku sejauh ini belum ada robot yang mampu mengalahkan kecepatan lari hewan.
Baca SelengkapnyaDipakaikan Lengan Robot, Monyet ini Bisa Ambil Buah Stroberi dengan Cekatan
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan mengungkap virus yang menginfeksi bakteri dalam kotoran hewan dan sedang menguji apakah bakteri ini ampuh sebagai antibiotik.
Baca SelengkapnyaColossal Biosciences berhasil menciptakan sel induk gajah Asia, langkah kunci menuju kebangkitan spesies mammoth yang telah punah.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaEntah apa tujuannya, tapi ia benar-benar melakukan eksperimen gila ini.
Baca SelengkapnyaSiapakah yang lebih pintar di antara anjing dan kucing? Pertanyaan akan kedua hewan peliharaan favorit itu mungkin pernah terlintas di pikiran kita.
Baca Selengkapnya