Trump Tidak Percaya Laporan Intelijen Soal Ancaman Dunia
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin melayangkan pernyataan yang merendahkan badan intelijen AS. Trump tidak mempercayai laporan ancaman dunia (Worldwide Threat Assessment Report) dari intelijen yang dipaparkan di muka Senat.
Dalam akun Twitternya Trump menulis, Amerika Serikat harus berhati-hati dengan Iran. Hal itu merujuk pada ketidakpercayaannya jika Iran tidak memproduksi senjata nuklir.
"Hati-hati dengan Iran karena sumber bahaya dan konflik. Mereka menguji roket minggu lalu. ... Mungkin Badan Intelijen harus kembali bersekolah," tulisnya, dikutip dari BBC News pada Kamis (31/1).
Dalam laporan intelijen disebutkan Iran yang selama ini dirasa menjadi ancaman besar bagi AS, ternyata tidak sedang memproduksi senjata nuklir. Laporan yang sama memberikan gambaran bahwa Korea Utara (Korut) masih menyimpan senjata pemusnah massal dari uranium.
Sebagaimana diketahui bahwa Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran, pada tahun lalu. Selain itu, di pertengahan tahun yang sama ia bertemu dengan Kim Jong-un guna membahas denuklirisasi Semenanjung Korea.
Donald Trump sering kali mengklaim keberhasilannya bernegosiasi dengan Jong-un, dan menyatakan bahwa pertemuan itu telah mengakhiri ancaman nuklir Korea Utara --khususnya bagi kawasan Asia Timur. Pernyataan itu mendatangkan tanda tanya besar bagi anggota parlemen, tak terkecuali para politisi dan ahli di AS.
Laporan Badan Intelijen Selasa kemarin setidaknya membantah dua klaim Trump selama ini, yakni keberhasilan denuklirisasi Korut dan ISIS yang telah dikalahkan.
Dalam beberapa cuitan lain, Trump mengatakan bahwa badan intelijen terlalu naif dan pasif melihat ancaman Iran.
Ia sendiri melihat Iran sebagai negara yang selalu membuat ulah. Trump juga mengklaim prestasi besarnya. Ia katakan bahwa Tehran saat ini memang jauh lebih baik, namun itu berkat AS menarik diri dari kesepakatan nuklir.
Padahal laporan Direktur CIA mengatakan bahwa secara teknis Iran memang patuh terhadap kesepakatan nuklir, meskipun AS menarik diri.
Presiden yang mengalahkan Hillary Clinton itu melihat uji coba roket Iran sebagai ancaman.
Kali ini, cuitan Trump sedikit sesuai dengan laporan, meskipun tidak serta merta akan terjadi dalam waktu dekat.
Sebelumnya, intelijen memang mengingatkan bahwa ambisi Iran untuk mendominasi kawasan Timur Tengah dapat membahayakan kepentingan AS di masa yang akan datang.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasca Serangan Iran ke Israel Harga Emas Dunia Terus Naik, Waktunya Beli atau Jual Aset?
Analis Ibrahim memberikan beberapa rekomendasi waktu yang tepat menjual aset logam mulia di tengah anjloknya nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaPutin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaNegara Timur Tengah Tutup Wilayah Udara Imbas Serangan Iran, Pesawat Tak Boleh Melintas
Yordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain
Ganjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca SelengkapnyaJoe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran, Ini Alasannya
Joe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran
Baca SelengkapnyaTangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman
Amerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaBegini Sikap Jokowi Usai Iran Serang Israel Pakai Rudal Balistik
Respons Presiden Jokowi usai Iran melakukan serangan ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca Selengkapnya