Protes di Stasiun Kereta Hong Kong Berujung Bentrok dengan Polisi
Merdeka.com - Bentrokan terjadi di Hong Kong pada Minggu malam, 7 Juli 2019 ketika polisi anti-huru hara dan sekelompok kecil pemrotes bentrok di Mong Kok. Ribuan demonstran berbaris dari Tsim Sha Tsui ke stasiun kereta Kowloon Barat dalam protes damai terhadap RUU ekstradisi yang kontroversial.
RUU itu sebenarnya telah ditangguhkan oleh kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam, namun belum dicabut secara resmi. Lebih lanjut, demonstrasi telah menyebabkan kemarahan publik yang berevolusi menjadi gerakan menuntut reformasi demokratis.
Dengan menggunakan pengeras suara, petugas polisi meminta para pengunjuk rasa untuk meninggalkan daerah itu, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia. Petugas berwenang juga memperingatkan pembebasan secara paksa setelah pukul 11 malam jika mereka menolak.
Bentrokan dilaporkan tak lama setelah itu, menyusul ketegangan selama 20 menit di Mong Kok. Beberapa pemrotes ditahan oleh polisi anti huru hara dan beberapa dibawa ke mobil polisi.
Demonstrasi hari Minggu adalah yang pertama sejak Senin lalu, ketika para demonstran menghancurkan jalan mereka ke gedung Dewan Legislatif Hong Kong dan mengambil alih kamar itu.
Demonstrasi pada Minggu terjadi di luar stasiun West Kowloon, tempat kereta api berkecepatan tinggi berangkat ke daratan China. Hal itu dilakukan dalam upaya meningkatkan tekanan pada para pemimpin kota pro-Beijing.
Protes itu adalah pertama kalinya sejak Senin, ketika demonstran menghancurkan gedung Dewan Legislatif Hong Kong. Massa aksi saat itu meninggalkan grafiti anti-pemerintah di dinding parlemen dan menggantung bendera era kolonial untuk memprotes RUU ekstradisi yang kontroversial.
Para pengunjuk rasa bertujuan untuk membawa pesan mereka langsung ke wisatawan dari China daratan, mengutip Channel News Asia. Mereka mulai berkumpul di Salisbury Garden di Tsim Sha Tsui sekitar pukul 15.30, sebelum ribuan lainnya bergabung selama perjalanan ke Stasiun West Kowloon.
Adapun demonstrasi besar-besaran warga Hong Kong terkait RUU ekstradisi ini hanya mendapat sedikit perhatian dari masyarakat China daratan karena adanya sensor yang memblokir berita protes.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaPembuangan limbah air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi menimbulkan ragam reaksi protes.
Baca SelengkapnyaTujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petugas akan ditempatkan di beberapa titik untuk mengamankan lokasi debat yang digelar di Gelanggang Bulutangkis
Baca SelengkapnyaTiba-tiba HRR mengeluarkan senjata pistol yang dipakai dengan maksud menakut-nakuti korban JPP.
Baca SelengkapnyaAHY resmi dilantik Presiden Jokowi menjadi Menteri ATR/BPN di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/2/2024) lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi mengajak masyarakat untuk melawan hoaks terkait Pemilu.
Baca SelengkapnyaWarga setempat terus protes kepadanya lantaran Icang dinilai abai terkait mobilitas truk tambang tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 17 orang mengalami luka-luka. Kasus ini masih diselidiki kepolisian.
Baca Selengkapnya