Pengamat LIPI: Indonesia Bisa Menjadi Fasilitator Perdamaian Rusia-Ukraina
Merdeka.com - Indonesia diyakini bisa memanfaatkan posisi Presidensi G20 untuk memfasilitasi upaya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Pada Oktober mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT G20, yang akan dihadiri pemimpin dari 20 negara anggota.
"Indonesia sebagai emerging power dapat berperan sebagai fasilitator dalam perang Rusia-Ukraina ini, meski terbatas," jelas ahli hubungan internasional dari LIPI, Andriana Elisabeth dalam rilis yang diterima merdeka.com.
"Indonesia kan negara yang disegani dan dianggap sebagai pemimpin atau big brother di Asia Tenggara," papar Andriana.
"Minimal Indonesia berpeluang mengingatkan Rusia dan Ukraina agar kembali pada langkah-langkah diplomasi untuk mengakhiri peperangan."
Harapan akan peran Indonesia ini mengemuka setelah Presiden Ukraina Volodomyr Zelenskiy berbicara dalam forum yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang dipandu mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal.
Dalam kesempatan itu, Presiden Zelensky menyinggung soal undangan dari Presiden RI Joko Widodo untuk menghadiri KTT G20 walaupun Ukraina bukan negara anggota.
"Saya berharap G20 akan menemukan solusi dalam perang ini. Saya sangat berterima kasih pada Presiden Indonesia atas undangan menghadiri KTT G20. Kami menerima undangan ini dengan hormat dan gembira."
Zelenskiy menyampaikan, dirinya akan hadir secara virtual karena tidak mungkin meninggalkan negerinya yang sedang dilanda perang.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyatakan akan hadir dalam KTT G20 di Bali. Ini diungkapkan Putin saat berkomunikasi langsung dengan Presiden Jokowi.
Ditengah prospek tersebut, Andriana mengingatkan Indonesia tetap bisa memperjuangkan kepentingan nasionalnya sambil mengingatkan para negara anggota G20 untuk terus menjunjung norma-norma bersama dalam hubungan antar bangsa dan negara.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaSituasi di Gaza, Yaman, Ukraina, dan beberapa bagian dunia lain juga memperburuk krisis air yang terjadi.
Baca SelengkapnyaGanjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo menekankan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur dan tak bisa disogok.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaAirlangga optimis Prabowo menguasai debat karena berkaitan dengan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan.
Baca SelengkapnyaKonflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjelaskan penyebab sulitnya pupuk di depan para petani, di Banyumas, Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaIndonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024
Baca Selengkapnya