Merdeka.com - Di hari-hari awal November, teknisi laboratorium di Lancet Laboratories, Pretoria, Afrika Selatan, menemukan ciri yang tidak lazim pada sampel yang mereka uji untuk virus corona.
Pada intinya, sebuah gen hilang dari struktur genom normal virus corona yang biasanya ada. Tes PCR tidak mendeteksi satu target yang biasanya terdeteksi, pertanda ada sesuatu yang berubah pada virus corona.
Beberapa hari kemudian fenomena yang sama dilaporkan di Departemen Patologi Molekuler Lancet di Johannesburg.
Laman CNN melaporkan, Kamis (2/12), Dr Allison Glass, pathologis di Lancet mengatakan penemuan ini terjadi bertepatan dengan melonjaknya kasus positif Covid-19 di sejumlah wilayah di Afsel.
Di Provinsi Gauteng, lokasi Johannesburg, kurang dari 1 persen warga dites positif pada awal November, tapi kemudian angkanya naik menjadi 6 persen dalam hitungan dua pekan dan menjadi 16 persen pada Rabu lalu.
Penemuan ini menimbulkan "kekhawatiran kita berada dalam gelombang Covid-19 berikutnya," kata Glass kepada CNN. "Di pikiran kami awalnya: Berakhir sudah masa libur Desember dan Natal kami."
Tiga pekan kemudian apa yang ditemukan ilmuwan Afrika Selatan itu di seluruh dunia dikenal dengan nama virus corona varian Omicron.
Terjadinya lonjakan kasus di Gauteng bukan tidak diketahui oleh Jaringan Pemantauan Genom di Afrika Selatan (NGS-SA). Direktur NGS-SA Tulio de Oliveira segera menggelar rapat pada 23 November. Dia mengatakan kepada the New Yorker:"Kami mendengar dari salah satu anggota jaringan lab kami, sebuah lab swasta, Lancet Laboratories, mengirimkan enam genom dari sebuah virus yang mutasinya sangat banyak. Ketika kami melihat genomnya kami cukup khawatir karena mereka menemukan kegagalan deteksi dari tes PCR."
Para ilmuwan kemudian dengan cepat menguji banyak sampel di Gauteng dan menemukan varian ini muncul cukup sering. Dua pekan kemudian Tulio menemukan varian ini sudah mendominasi semua kasus penularan setelah gelombang Delta di Afrika Selatan.
Kapan dan di mana awal mula munculnya Omicron hingga kini masih belum diketahui. Tidak diketahui apakah ada "pasien 0" sebagai orang pertama yang tertular varian ini.
Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Afrika, John Nkengasong mengatakan CNN pada 30 November, "Kami tidak bisa mencari tahu dari mana varian ini berasal."
"Kasus pertama diketahui dan diidentifikasi di Botswana kemudian di Afrika Selatan," kata Nkengasong. Namun dia menegaskan, "mengidentifikasi sebuah virus atau sebuah varian baru di suatu lokasi bukan berarti virus itu berasal dari sana."
"Bisa jadi ini adalah konsekuensi dari wabah, mungkin di sebagian wilayah sub-Sahara Afrika, di mana pemantauan genomik tidak banyak bisa dilakukan dan tingkat vaksinasi yang rendah," kata Michael Head, peneliti senior kesehatan global di Universitas Southampton kepada CNN dalam wawancara via telepon.
Mencari tahu asal mula Omicron kemungkinan sia-sia jika varian ini sudah cukup lama beredar sebelumnya.
Trevor Bedford dari Departemen Epidemiologi di Universitas Wasington mengatakan di Twitter, berdasarkan analisis genom dari Botswana dan Afrika Selatan, "varian Omicron tampaknya sudah muncul jauh lebih dulu dari yang kita ketahui, mungkin sekitar awal Oktober."
Peningkatan jumlah virus pada air limbah di Pretoria juga ditemukan pada akhir Oktober dan awal November.
Namun virologis mengakui mereka baru mengetahui informasi awal tentang evolusi dan karakteristik dari varian Omicron ini.
Advertisement
Sejumlah pendatang dari selatan Afrika memang membawa varian Omicron, namun ada contoh yang membingungkan. Seorang perempuan Belgia yang baru pulang dari Mesir via Turki pada 11 November juga positif varian Omicron. Dia dinyatakan positif 10 hari kemudian.
Sejumlah kasus yang terkonfirmasi di Kanan juga terkait pendatang dari Nigeria. Kasus yang diidentifikasi di Arab Saudi pada 1 Desember berasal dari pendatang asal Afrika utara. Seorang dokter Israel juga dites positif varian Omicron setelah pulang dari acara konferensi di London. Dia bukan pulang dari Afrika Selatan.
Tak satu pun dari sembilan kasus di Skotlandia pada 30 November mempunyai riwayat perjalanan dan semunya menghadiri acara yang sama pada 20 November.
Masih banyak yang belum diketahui tentang varian Omicron ini. Tentang bagaimana varian ini bisa begitu cepat menyebar, apakah varian ini bisa menghindari dari vaksin atau apakah dampaknya hanya menimbulkan gejala ringan dari mayoritas orang yang tertular.
Dalam waktu dua pekan, Afrika Selatan yang taidnya mencatat 290 kasus positif per hari kini mengalami lonjakan hingga hampir 3.800 kasus per hari. Rabu lalu Afsel mencatat 8.561 kasus dan tiga perempat dari kasus di Provinsi Gauteng adalah Omicron. [pan]
Baca juga:
Gejala Varian Omicron Pada Anak Afrika Selatan Ringan
Puluhan Tahun Tinggal di Zimbabwe, Pria 72 Tahun Pulang ke India Positif Omicron
Keparahan Covid-19 Disebabkan Varian Omicron Rendah Berkat Vaksinasi
Nepal Tutup Pintu Masuk untuk 8 Negara Afrika dan Hong Kong karena Varian Omicron
WHO Peringatkan Negara Asia Pasifik Siap Hadapi Lonjakan Kasus Covid karena Omicron
Malaysia Deteksi Kasus Pertama Covid-19 Varian Omicron
Pengalaman Israel, Omicron Tidak Seganas yang Ditakutkan
Pria di Jepang Habiskan Uang Bantuan Covid untuk Seluruh Penduduk Kota di Meja Judi
Sekitar 3 Jam yang laluPenjelajah China Temukan Hutan Purba di Bawah Saluran Pembuangan
Sekitar 5 Jam yang laluKorea Utara Sarankan Warganya Berkumur Air Garam untuk Obati Covid-19
Sekitar 6 Jam yang laluElon Musk Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Pramugari SpaceX
Sekitar 8 Jam yang laluPenelitian: Pengobatan Tradisional China Bisa Sembuhkan Kasus Covid Ringan
Sekitar 9 Jam yang laluMiliter Israel Identifikasi Senjata Tentara yang Tewaskan Jurnalis Shireen Abu Aqla
Sekitar 10 Jam yang laluSudah Menyebar ke Eropa dan Amerika, Seberapa Berbahaya Penyakit Cacar Monyet?
Sekitar 16 Jam yang laluMeski Salah Sebut, George Bush Akhirnya "Akui" Invasi ke Irak Sangat Brutal
Sekitar 1 Hari yang laluPengamat Militer Rusia Punya Pandangan Mengejutkan tentang Perang di Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluPolisi Militer Israel Tak Akan Selidiki Pembunuhan Jurnalis Shireen Abu Aqla
Sekitar 1 Hari yang laluKejagung Belum Temukan Aliran Dana Suap Izin Ekspor CPO ke Partai Politik
Sekitar 8 Jam yang laluKejagung: Dirjen Daglu Indrasari Wisnu Wardhana yang Bawa Lin Che Wei ke Kemendag
Sekitar 8 Jam yang laluBulog Diminta Distribusi Minyak Goreng Rp14.000 per Liter
Sekitar 9 Jam yang laluLarangan Ekspor Minyak Goreng Dicabut Karena Pasokan & Harga Sudah Stabil
Sekitar 12 Jam yang laluDana Subsidi Ditambah, Menteri Erick Sebut Harga Pertalite Hingga LPG 3 Kg Batal Naik
Sekitar 7 Jam yang laluDPR Setujui Tambahan Subsidi dan Kompensasi Energi Rp350 Triliun
Sekitar 10 Jam yang laluBenarkah Harga Pertalite Bakal Naik? Ini Kata Erick Thohir
Sekitar 2 Hari yang laluInflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Bisa Capai 6 Persen, ini Alasannya
Sekitar 1 Minggu yang laluKritik Rusia, Eks Presiden AS George W Bush Keceplosan Sebut Invasi ke Irak Brutal
Sekitar 9 Jam yang laluPermintaan Ambulans untuk Ukraina Meningkat di Tengah Invasi Rusia
Sekitar 11 Jam yang laluPengamat Militer Rusia Punya Pandangan Mengejutkan tentang Perang di Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluSri Mulyani: Tiap Negara Punya Strategi Hadapi Kenaikan Harga Energi dan Pangan
Sekitar 1 Hari yang laluPria di Jepang Habiskan Uang Bantuan Covid untuk Seluruh Penduduk Kota di Meja Judi
Sekitar 3 Jam yang laluKorea Utara Sarankan Warganya Berkumur Air Garam untuk Obati Covid-19
Sekitar 6 Jam yang laluUpdate Covid-19 Hari Ini 20 Mei 2022: Kasus Tambah 250 Positif
Sekitar 7 Jam yang laluPeningkatan Mobilitas Masyarakat Saat Mudik Dorong Pemulihan Ekonomi
Sekitar 10 Jam yang laluLapor Jokowi, Menko PMK Sampaikan Kasus Kecelakaan Mudik 2022 Turun 11%
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami