Indonesia minta jaminan pemerintah Malaysia hukum berat penganiaya Adelina
Merdeka.com - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Adelina Lisao(21), meninggal diduga karena disiksa oleh majikannya. Adelina kerap mendapat siksaan hingga mengalami anemia dan malnutrisi. Bahkan tubuh Adelina terdapat bekas luka yang tidak diobati hingga berakibat kegagalan fungsi organ tubuh.
Pemerintah Indonesia memastikan keluarga Adelina mendapat hak-hak dan kompensasi dari agen penyalur tenaga kerja dan pelaku.
"Dalam hal proses hukum hingga saat ini sudah tiga orang ditahan yaitu dua orang majikan bersaudara dan ibu kandung mereka yang ditahan. KJRI Penang sudah berkomunikasi dengan jaksa penuntut umum dalam rangka memastikan hak-haknya akan terpenuhi," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, di Kementerian Luar Negeri, Kamis (15/2).
Iqbal menambahkan, kedua KJRI Penang sudah melakukan komunikasi dengan agen di Malaysia dan sudah mengupayakan semua hak-haknya. Dan ada hak-haknya yang tersisa mulai dari sisa gaji termasuk konpensasi.
"Yang belum kita upayakan adalah kompensasi dari pelaku dan kita pastikan kita akan mengawal kasus ini untuk memastikan hak-haknya dari korban akan terpenuhi," kata Iqbal.
Dia juga ingin meminta jaminan dari pemerintah Malaysia untuk mengawal kasus ini.
"Apapun keputusannya, untuk pelaku mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya," kata Iqbal.
Selain masalah penyiksaan, ternyata identitas Adelina tak sepenuhnya benar. Melalui penelusuran yang dilakukan KJRI Penang ke keluarga korban di Nusa Tenggara Timur, ternyata nama asli dari Adelina bukan Adelina Lisao, tetapi Adelina Jemira Sau, asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terkait dengan pemulangan jenazah Adelina, Iqbal menjelaskan jenazah akan dipulangkan besok pagi. Namun masih melihat kondisi dan administrasi lainnya.
"Kita akan pulangkan secepatnya, kita akan menyerahterimakan jenazah kepada keluarga di NTT, dan juga akan menyerahkan kompensasi yang sudah berhasil kita peroleh kepada keluarga," kata Iqbal.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kata sindiran halus namun menohok menjadi salah satu cara mengungkapkan rasa tak suka secara tidak langsung pada seseorang yang menjengkelkan.
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaHidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaSingapura memberikan bantuan berupa paket dukungan biaya hidup sebesar 800 dolar Singapura per orang untuk mengatasi kenaikan biaya hidup.
Baca SelengkapnyaDari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca Selengkapnya