Grup feminis Pussy Riot demo di Menara Trump tuntut pembebasan sutradara Ukraina
Merdeka.com - Kelompok feminis punk asal Rusia, Pussy Riot, kemarin membikin kejutan dengan menggelar unjuk rasa di dalam Menara Trump di Kota New York, Amerika Serikat. Mereka membentangkan spanduk menuntut supaya sutradara asal Ukraina, Oleg Sentsov, yang kini dibui di Rusia supaya dibebaskan.
Dilansir dari laman Associated Press, Rabu (25/10), foto unjuk rasa itu diunggah oleh salah satu anggota Pussy Riot, Maria Alekhina, melalui akun media sosialnya. Dia memperlihatkan tiga perempuan mengenakan penutup wajah berwarna warni membentangkan spanduk bertuliskan 'Free Sentsov', di tengah-tengah gedung Menara Trump. Presiden AS, Donald Trump, bermukim di sana sebelum dilantik.
Alekhina dan sejumlah anggota Pussy Riot sedang menggelar tur. Di dalam perjalanannya dia sembari menceritakan kisah tentang tiga seniman kini sedang dibui di penjara Rusia. Sentsov, kata dia, divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Militer Rusia karena dianggap hendak menggelar serangan balasan atas invasi Negara Beruang Merah terhadap Ukraina.
Alekhina pernah dihukum dua tahun penjara gara-gara menggelar konser dan berunjuk rasa di dalam Katedral Yesus sang Penyelamat di Ibu Kota Moskow.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaInformasi awal menyebut sekelompok orang bersenjata tiba-tiba melancarkan tembakan di dalam gedung Crocus City Hall hingga membuat gedung itu kebakaran hebat.
Baca SelengkapnyaRusia digemparkan kasus penembakan massal di Gedung Konser Crocus City Hall, Moskow, pada Jumat 22 Maret 2024 malam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang
Baca SelengkapnyaPutin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Baca SelengkapnyaDengan kemenangan ini Putin akan menjadi presiden terlama Rusia melampaui diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) cemas melihat rencana Rusia mau meletakan senjata nuklir di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaUGM meminta Mensesneg Pratikno dan Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana pulang kembali ke jalan demokrasi.
Baca SelengkapnyaRusia Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Baca Selengkapnya