Gereja Australia ingin tampung pencari suaka yang ditahan di Nauru
Merdeka.com - Pemimpin gereja di Australia mengutarakan niat untuk menawarkan tempat ibadahnya sebagai persinggahan sementara bagi para pencari suaka asal Myanmar atau Timur Tengah. Kebijakan ini diambil petinggi gereja menyusul laporan banyaknya imigran yang kesulitan mencari tempat tinggal, seusai dipaksa pergi dari Pulau Nauru di lepas Samudra Pasifik.
Pihak gereja tidak bermaksud melawan aturan imigrasi Australia yang ketat. Peter Catt, Kepala Gereja Anglikan di Brisbane, menegaskan bila gerejanya sekadar membuka fasilitas sosial seperti yang dilakukan sebelumnya oleh Gereja Katedral St. John di Brisbane beberapa bulan lalu.
"Konsep ini tidak sama sekali melanggar hukum, namun bisa saja pemerintah masuk ke dalam gereja dan mengambil paksa mereka, tentu tindakan tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang mereka jalani," kata Catt seperti diberitakan AFP, Kamis (4/2).
Pengacara Gereja Anglikan mengatakan jika pihaknya memprioritaskan mengangkut anak-anak pencari suaka. Mereka diajak terutama atas alasan kesehatan. "Ada 260 pencari suaka, 37 di antaranya adalah bayi, 54 anak kecil," kata pengacara tersebut.
Apa yang dilakukan gereja Anglikan ini merespon laporan sebelumnya soal pulau penjara yang dikelola Australia untuk menahan para imigran di Nauru.
Sejak 2012, para pengungsi yang datang dengan kapal ke perairan Negeri Kanguru digiring ke Pulau Nauru atau Pulau Manus dekat Papua Nugini. Jika permohonan suaka mereka dikabulkan, maka mereka akan tinggal di Papua Nugini atau sebagian diarahkan untuk tinggal di Kamboja.
Desember 2015, pemerintah Australia mencatat ada 537 pengungsi ditahan di Nauru, termasuk 68 anak-anak. Mereka berasal dari negara-negara konflik seperti Afganista, Irak, atau Suriah. Pemerintah Nauru menjalankan praktik penahanan ini dengan dukungan dari Australia dan donasi swasta.
Di Pulau Nauru, yang hanya seluas 21 kilometer persegi, para pengungsi hidup dalam kondisi mengenaskan. Mereka tinggal di dalam tenda-tenda tanpa pendingin ruangan di kawasan yang terkenal panas.
"Kami tak bisa tidur saban malam karena banyak kecoak," kata Mizba Ahmed, pengungsi 12 tahun yang ditahan sejak akhir 2014 di Nauru.
Mantan penghuni Nauru yang lain mengatakan para penjaga memperlakukan mereka seperti penjahat. "Kami selalu diawasi," kata remaja yang enggan identitasnya diketahui.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah merdeka, Nauru secara keseluruhan telah menguasai operasi fosfat pada tahun 1970 dan pada tahun 1980-an.
Baca Selengkapnya5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia
Baca SelengkapnyaPanglima TNI bertemu Panglima AB Australia. Ternyata pernah terlibat di perang "Timor-Timur". Simak informasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan sekitar pukul 08.46 Wib
Baca SelengkapnyaLuas benua 'Atlantis' yang hilang ini dua kali luas Inggris
Baca SelengkapnyaSaat hendak berlayar ke Australia, mereka langsung ditangkap petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah NTT.
Baca Selengkapnya000 Tahun Lalu Benua Australia Masih Menyatu dengan Indonesia, Begini Bentuknya
Baca SelengkapnyaWN Australia Hilang saat Berselancar di Perairan Grajagan Banyuwangi
Baca SelengkapnyaLantaran suatu hal, negeri tersebut dicap sebagai pemilik mayoritas penduduk dengan obesitas tertinggi.
Baca Selengkapnya