Demi belanja para gadis China rela jual sel telur
Merdeka.com - Para gadis di China nekat menjual indung telur mereka dan itu semua demi membayar tagihan kartu kredit dan berbelanja. Mereka rela melepaskan reproduksi mereka untuk uang dan kemewahan.
Situs CCTV News melaporkan, Ahad (11/1), pembedahan ini ilegal. Meski dilarang di China namun sejumlah kelompok malah meyakinkan para gadis ini menjual telur mereka.
"Gadis 20 tahun memiliki telur terbaik," ujar sumber tidak disebutkan namanya. Harga indung telur itu mencapai Rp 204 juta. Imbalan ini tergantung dari latar belakang pendidikan, tinggi badan, dan golongan darah atau apa pun yang membuktikan mereka memiliki gen yang baik.
Uang senilai ratusan juta itu tentu amat menggiurkan lantaran bisa digunakan berbelanja dan membeli kemewahan dunia. Namun mereka tidak tahu bahaya mengintai di tubuh jika tak memiliki indung telur.
Bahaya utama yakni tidak dapat hamil dan melahirkan. Beberapa kasus banyak yang terkena kanker payudara.
China telah melarang bedah untuk jual beli sperma, sel telur, dan janin dalam bentuk apa pun sejak 2001. Akibat merebaknya kasus ini warga Negeri Tirai Bambu menyerukan hukuman berat bagi orang-orang melanggar peraturan.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaRatusan warga di Lumajang, Jawa Timur rela berdesak-desakan demi mendapatkan sembako murah pada Sabtu (16/3) pagi.
Baca SelengkapnyaHarga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaMakanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca SelengkapnyaJamur ini mahal, langka dan harus menunggu sambaran petir untuk dipanen.
Baca SelengkapnyaWarga berharap pasar beras murah itu lebih sering digelar
Baca SelengkapnyaGaya dan penampilan Syahrini selalu sukses jadi sorotan publik.
Baca SelengkapnyaMakin ketatnya persaingan di antara para pedagang bendera tak menyurutkan semangatnya berjualan.
Baca Selengkapnya