Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Biaya Punya Anak Kian Mahal, Pasangan di Korsel Pilih Pelihara Anjing

Biaya Punya Anak Kian Mahal, Pasangan di Korsel Pilih Pelihara Anjing Ilustrasi anjing. ©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Sinseeho

Merdeka.com - Kang Sung-il selalu membelikan oleh-oleh mainan bagi Sancho, anjing jenis Pomeranian peliharaannya, setiap kali baru pulang dari perjalanan bisnis.

Pada liburan Tahun Baru Imlek tahun ini, Sancho punya baju baru seharga USD 50 atau sekitar Rp 770.200. Sung-il membelikan baju itu untuk dikenakan Sancho saat mengunjungi 'nenek', ibu Kang Sung-il.

Menurut Kang dan istrinya, biaya untuk membesarkan anak-anak terlalu mahal dan terlalu banyak tekanan. Jadi, Kang dan istrinya lebih memilih untuk membanjiri Sancho dengan kasih sayang dan hadiah, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (25/1).

Mereka tidak sendirian. Industri hewan peliharaan Korea Selatan sedang naik daun. Berkembangnya industri hewan peliharaan dipicu oleh faktor-faktor yang sama, yang membuat angka kelahiran negara itu hanya 1,05 kelahiran per perempuan, terendah di dunia.

Tingginya biaya pendidikan dan perumahan serta hari kerja yang sangat panjang juga menjadi salah satu faktornya.

"Tekanan sosial di Korea Selatan menuntut para orangtua untuk menyediakan kebutuhan anak selama beberapa dekade dari sekolah swasta hingga bimbingan belajar kelas seni," kata Kang yang bekerja sebagai manajer di rumah pemakaman hewan pemeliharaan.

Ia berkata sulit untuk membayangkan bisa membayar semua itu, tetapi merasa senang untuk menghabiskan sekitar 100.000 won atau sekitar Rp 1,25 juta per bulan untuk Sancho.

Selain mahalnya biaya pendidikan, data dari Bank KB Kookmin menunjukkan rata-rata orang Korea Selatan harus menganggarkan uang setara sekitar 12,8 tahun pendapatan untuk membeli rumah kelas menengah, dibandingkan dengan 8,8 tahun pada 2014.

Tekanan berikutnya adalah, orang Korea Selatan menduduki posisi ketiga dengan waktu kerja terbanyak di antara negara-negara yang tergabung dalam Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD-Organisation for Economic Co-operation and Development), hanya tertinggal dari Meksiko dan Costa Rica.

"Populasi hewan peliharaan meningkat seiring dengan pilihan orang-orang untuk tidak memiliki bayi atau bahkan menikah," kata Kim Soo-kyung, manajer Samjong KPMG Economic Research Institute (ERI).

Data pemerintah menunjukkan, keluarga yang memiliki hewan peliharaan melonjak hingga 28 persen pada 2018, dibandingkan dengan 18 persen di 2012.

Hal ini telah memacu industri perawatan hewan peliharaan untuk menawarkan berbagai hal mulai dari diet hewan peliharaan hingga pemotretan berharga fantastis. Perusahaan rintisan yang berhubungan dengan hewan peliharaan juga kini menjadi populer di kalangan usaha kapitalis.

Menurut Korea Rural Economic Institute (KREI) , industri terkait hewan peliharaan di Korea Selatan bernilai 2,7 triliun won atau sekitar Rp 34 triliun pada tahun lalu dan bisa lebih dari dua kali lipat pada 2027.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Angka Kelahiran di Korsel Rendah hingga Jadi Krisis Nasional, Begini Langkah Cepat Presiden Yoon
Angka Kelahiran di Korsel Rendah hingga Jadi Krisis Nasional, Begini Langkah Cepat Presiden Yoon

Penurunan angka kelahiran membuat Korea saat ini seperti berada di bom waktu.

Baca Selengkapnya
Dunia Memang Keras, Anak Usia 13 Tahun Jualan Bakso Keliling Dapat Komisi Segini Jika Dagangannya Habis
Dunia Memang Keras, Anak Usia 13 Tahun Jualan Bakso Keliling Dapat Komisi Segini Jika Dagangannya Habis

Rela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tinggalkan Pekerjaan di Kota Besar Pilih Pulang Kampung agar Dekat dengan Anak Istri, Kisah Pedagang Kelontong Asal Tuban Ini Bikin Haru
Tinggalkan Pekerjaan di Kota Besar Pilih Pulang Kampung agar Dekat dengan Anak Istri, Kisah Pedagang Kelontong Asal Tuban Ini Bikin Haru

Pendapatannya saat ini jauh lebih sedikit tapi ia mengaku bahagia

Baca Selengkapnya
Punya Anak Terkenal dan Kaya Raya, Begini Sederhananya Ayah Ibu Lesti Kejora Makan Menu Kampung tapi Nikmat
Punya Anak Terkenal dan Kaya Raya, Begini Sederhananya Ayah Ibu Lesti Kejora Makan Menu Kampung tapi Nikmat

Kehidupan orangtua Lesti tak berubah. Mereka tetap sederhana dan apa adanya.

Baca Selengkapnya
4 Kondisi yang Bisa Menjadi Penyebab dan Biang Kerok Kejantanan Pria Menyusut
4 Kondisi yang Bisa Menjadi Penyebab dan Biang Kerok Kejantanan Pria Menyusut

Sejumlah kondisi kesehatan serta kebiasaan bisa menjadi penyebab menyusutnya kejantanan pria.

Baca Selengkapnya
Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh
Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh

Cara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.

Baca Selengkapnya
Kenali Sejumlah Faktor Keturunan yang Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak
Kenali Sejumlah Faktor Keturunan yang Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak

Sejumlah hal bisa menjadi penghambat bagi pertumbuhan anak. Hal ini termasuk adanya faktor keturunan dari orangtua.

Baca Selengkapnya
Dua Kerangka Sepasang Kekasih Berusia 5.800 Tahun Ini Saling Berpelukan, Diduga Mati Dirajam
Dua Kerangka Sepasang Kekasih Berusia 5.800 Tahun Ini Saling Berpelukan, Diduga Mati Dirajam

Kerangka ini ditemukan di salah satu situs pemakaman Neolitiakum terbesar di Eropa.

Baca Selengkapnya