Belasan pria Kenya dipaksa sunat

Merdeka.com - Belasan pria Kenya dilaporkan ditangkap dan ditelanjangi sebelum mereka dipaksa untuk menjalani proses penyunatan di bagian barat negara itu, sebagai bagian dari sebuah 'upacara'.

Sekitar 12 laki-laki, dari masyarakat Luo, Turkana, Iteso dan Luhyia, dilaporkan menjalani prosedur itu, setelah istri-istri mereka mengungkapkan hal ini tidak pernah dilakukan para pria itu sebelumnya, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (5/8). 

Sejumlah perempuan di Kota Moi Bridge, di bagian barat Kenya, tempat di mana insiden itu terjadi, mengatakan mereka senang para pria melakukan prosedur itu karena membuat para pria itu lebih bersih dan 'beraksi' lebih baik di tempat tidur. 

Menurut stasiun radio Kenya West FM, para pria yang menjalani prosedur itu sebelumnya memang menghindari penyunatan atau datang dari sebuah sub-suku masyarakat Luhyia yang memang tidak melaksanakan sunat. 

Sekelompok warga dilaporkan menyanyikan lagu sunat di saat mereka mengelilingi para pria sebelum membawa mereka ke pusat medis terdekat di mana operasi sunat dilakukan. 

"Kami sangat senang dengan langkah itu sebab laki-laki belum disunat kotor dan tidak beraksi dengan baik di tempat tidur dan dengan demikian kami yakin istri-istri mereka sekarang akan menikmati pernikahan mereka," kata salah satu istri, Anne Njeri, yang menyaksikan proses penyunatan itu pada Jumat pekan lalu, kepada stasiun radio.

Setiap pria telah disediakan uang oleh orang lain di kota itu untuk pengobatan, menurut laporan tersebut. 

Orang-orang yang melakukan prosedur itu mengatakan semua pria yang belum disunat akan menjalani prosedur itu, yang dijuluki sebagai 'musim sunat', menurut surat kabar the Kenyan Daily Post. 

Musim sunat dikatakan berlangsung selama tiga pekan pertama di bulan Agustus, seperti dilaporkan situs International Business Times. 

Sekitar 50 orang saat ini telah dilaporkan meminta polisi untuk membantu melindungi mereka dari prosedur sunat paksa. 

Pada Januari tahun ini dilaporkan tiga remaja laki-laki harus dirawat di rumah sakit setelah upacara sunat terjadi di Wilayah Utara Australia. 

Anak-anak dievakuasi ke Darwin dari masyarakat terpencil dekat Borroloola, sekitar 700 kilometer jauhnya di Teluk Carpentaria, setelah menderita luka parah selama upacara penyunatan itu. 

Insiden ini memicu kemarahan dan perdebatan di masyarakat setempat atas prosedur keselamatan terkait inisiasi upacara adat itu.