Awak kabin disebut tak profesional, Bos AirAsia sebut media pelintir kesaksian korban
Merdeka.com - Peristiwa mencekam terjadi dalam penerbangan AirAsia QZ535 dari Perth ke Bali Ahad lalu. Pesawat berpenumpang 151 orang itu 'terjun' dari ketinggian 34.000 kaki (10.363 meter) ke 10.000 kaki (3.043 meter).
Saat peristiwa itu terjadi, masker oksigen langsung diturunkan dari atas kabin. Para penumpang yakin mereka tak akan selamat dalam penerbangan kali itu. Beberapa di antaranya langsung mengaktifkan ponsel mereka dan mencoba mengirimkan salam perpisahan untuk keluarga.
Meski pada akhirnya pilot mengambil keputusan terbaik dengan membawa pesawat kembali ke Perth hingga akhirnya mendarat dengan selamat, namun banyak penumpang yang memberi kesaksian menyudutkan pihak maskapai.
Mereka mengeluhkan para awak kabin dalam penerbangan itu yang dinilai tidak profesional dalam menjalankan tugas. Mereka disebut-sebut menularkan kepanikan kepada penumpang lainnya dengan cara berteriak histeris.
"Mereka berteriak darurat, darurat. Kemudian mereka histeris," kata salah satu penumpang, Mark Bailey saat diwawancarai stasiun televisi Seven Network.
"Awak kabin menjerit-jerit, syok dan kelihatan menangis," kata penumpang lain bernama Clare Askew.
Mendapat keluhan demikian, Bos Air Asia, Tony Fernandes, langsung angkat bicara. Melalui akun media sosial Twitternya, Fernandes membela para kru kabinnya dengan menyebut mereka telah menjalankan tugas dengan baik.
"Sangat disayangkan saat media memelintir kesaksian dari para penumpang, padahal pilot dan kru kami telah menjalankan tugas dengan luar biasa," tulisnya, dikutip dari the Straits Times, Selasa (17/10).
Fernandes pun memuji tindakan yang diambil pilotnya, yakni membawa pesawat terbang ke tempat aman di mana oksigen tidak lagi diperlukan penumpang hingga pesawat mendarat dengan selamat.
"Pesawat kehilangan tekanan, yang merupakan hal lumrah dialami pesawat. Saya pernah naik maskapai lain dan saat peristiwa sama terjadi, pilot pun melakukan hal sama karena telah dilatih untuk itu," paparnya.
"Kru kami bukannya berteriak, tetapi mendesak agar penumpang tetap duduk, memasang sabuk pengaman, dan masker oksigen, untuk alasan keamanan," tambahnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaMengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.
Baca SelengkapnyaPihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Maskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca SelengkapnyaJarang Orang Tahu, Ini Tips Beli Tiket Pesawat Bisa Hemat hingga 25 Persen
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnya