Aktivis Catalan di Spanyol duduki sekolah buat pemungutan suara referendum
Merdeka.com - Sejumlah aktivis Catalan menduduki lebih dari 160 sekolah di Spanyol untuk memastikan tempat pemungutan suara tetap dibuka untuk gelaran referendum hari ini.
Polisi Sapnyol kemarin memeriksa 1.300 sekolah dari 2.315 yang ada dan menemukan 163 di antaranya sudah diduduki aktivis.
Pemerintah di Madrid mengirimkan ribuan polisi ke Catalan untuk mencegah referendum yang dianggap ilegal menurut Mahkamah Konstitusi.
Polisi juga diperintahkan untuk mengusir para aktivis dari sekolah yang mereka duduki.
Pemerintah menyatakan polisi sudah diminta untuk menghindari penggunaan kekerasan.
Pada Jumat kemarin polisi mengatakan kepada para orangtua siswa dan anak mereka untuk boleh tetap berada di sekolah selama tidak ada kaitan dengan pemungutan suara referendum.
Laia, 41 tahun, orangtua siswa yang berada di Barcelona, mengatakan polisi mengunjungi sekolah anaknya empat kali.
"Mereka membacakan putusan pengadilan yang mengatakan para aktivis tidak dibolehkan berada di sekolah untuk persiapan referendum," kata dia kepada kantor berita Reuters.
Hari ini, Catalonia, kawasan sebelah timur laut Spanyol, menggelar referendum untuk memutuskan apakah mereka akan merdeka dari Spanyol atau tetap bergabung dengan Negara Matador itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca SelengkapnyaPolisi Ingatkan Warga Hormati Pilihan, Jangan Menjelekkan Capres Cawapres
Kepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Sila Ke 4, Ini Penjelasannya
Pemilu merupakan penerapan nyata dari kehendak rakyat untuk menjalankan negara secara demokratis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenis Surat Suara Pemilu yang Patut Diketahui, Simak Penjelasannya
Surat suara bukan hanya secarik kertas, melainkan sebuah instrumen demokratis yang menggambarkan kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaPerludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaAkademisi Ingatkan Masyarakat Jangan Saling Benci Jika Beda Pilihan
Para capres-cawapres harus tampil sebagai sosok penuh kedamaian.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaAjak Warga Pilih Caleg Tertentu, Kades dan Sekdes di Ogan Ilir Dilaporkan ke Bawaslu
Kepala Desa dan Sekretaris Desa di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dilaporkan ke Bawaslu karena diduga mengajak warga memilih caleg tertentu
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca Selengkapnya