Merdeka.com - Sebanyak lebih dari 100 orang terkaya di berbagai belahan dunia menyerukan pemerintah di berbagai negara untuk menagih mereka pajak lebih banyak.
Kelompok bernama Patriotic Millionaires, Millionaires for Humanity, dan TaxMeNow itu mengatakan orang-orang super kaya selama ini tidak diminta membayar pajak untuk pemulihan ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
"Sebagai miliuner, kami tahu sistem pajak saat ini tidak adil," kata mereka dalam sebuah surat terbuka yang dirilis daring kemarin, seperti dilansir laman BBC, Kamis (20/1).
Surat terbuka itu salah satunya ditandatangani oleh pewaris Disney Abigail Disney dan Nick Hanauer.
Hanauer adalah pengusaha Amerika Serikat dan investor di situs retail daring Amazon.
"Sebagian besar dari kami bisa mengatakan, di saat dunia tengah sangat menderita selama dua tahun terakhir, kami justru mengalami peningkatan kekayaan di masa pandemi--tapi hanya sedikit dari kami yang membayar pajak dengan semestinya," kata para penandatangan surat itu dalam acara Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss yang digelar secara virtual tahun ini.
"Dunia--semua negara di dalamnya--harus meminta orang kaya membayar pajak mereka," tulis para orang kaya itu yang di antaranya berasal dari AS, Inggris, Jerman, Kanada, Denmark, Austria, Belanda, Norwegia, dan Iran.
Lembaga Oxfam kemarin juga merilis laporan yang menjelaskan bagaimana pandemi telah memperbesar jurang ketimpangan di seluruh dunia. Menurut laporan itu, pandemi telah membuat 160 juta orang jatuh dalam jurang kemiskinan sementara 10 orang terkaya justru kekayaannya berlipat ganda.
"Kekayaan masih terus terkonsentrasi di tangan segelintir orang dan ini makin membuat masalah sosial," kata miliuner Inggris Gemma McGough, pengusaha dan anggota Patriotic Millionaires kepada France24.
Pajak tahunan kepada orang terkaya dunia bisa mencapai USD 2.52 triliun, menurut analisis Fight Inequality Alliance, Institute for Policy Studies, Oxfam, dan Patriotic Millionaires. Pajak 2 persen untuk kekayaan lebih dari USD 5 juta; 3 persen untuk kekayaan lebih USD 50 juta; 5 persen untuk kekayaan lebih dari USD 1 miliar.
Dana hasil pengumpulan pajak itu diperkirakan cukup untuk membuat vaksin bagi seluruh dunia dan kebutuhan fasilitas kesehatan serta perlindungan sosial bagi 3,6 miliar penduduk Bumi yang berada di negara miskin dan berpendapatan menengah ke bawah.
"Jika kita tidak mengatasi ketimpangan besar ini, kekuasaan serta kekayaan yang dimiliki para miliuner, kita tidak bisa menangani perubahan iklim, gerakan feminis atau gerakan HAM. Ini menjadi kepentingan kita semua untuk membuat masa depan dunia yang berbeda," kata Jenny Ricks dari Fight Inequality Alliance kepada France24.
McGough menambahkan, "99 persen orang di dunia mengalami pendapatan yang merosot selama pandemi dan biaya hidup makin tinggi. Kalau Anda berada di 1 persen, lalu melihat situasi Anda sendiri dan tidak mengalami hal yang sama--itu tidak benar. Itu tidak adil. Kita tahu kita berada di posisi untuk menanggung beban itu." [pan]
Baca juga:
Kekayaan Para Miliarder Dunia Ini Bertambah Rp71,6 Kuadriliun Meski Ada Pandemi
Harta 10 Orang Super Kaya di Dunia Bertambah Rp215 Juta per Detik Selama Pandemi
Jenuh Hidup di Kota, Orang Kaya Ini Bangun Rumah di Tengah Hutan
Ini Sosok Pria Pengusaha Fintech Terkaya di Eropa, Hartanya Capai Rp329 Triliun
Kekayaan Miliuner Dunia Bertambah Banyak, tapi 150 Juta Orang Jatuh Miskin di 2021
Pria ini Buktikan Masa Kecil Kelam Tak Tutup Peluang jadi Jutawan di Masa Depan
Advertisement
Stok Gandum Dunia yang Tersisa Hanya Cukup untuk 2,5 Bulan
Sekitar 4 Jam yang laluAfrika Disebut Turut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina
Sekitar 5 Jam yang laluRusia Akan Buka Koridor Agar Kapal Asing Bisa Keluar dari Ukraina
Sekitar 6 Jam yang laluPakar Kesehatan: Tidak Perlu Vaksinasi Massal untuk Cegah Cacar Monyet
Sekitar 8 Jam yang laluWarga Negara Irak Ditangkap di AS karena Rencanakan Pembunuhan George W Bush
Sekitar 9 Jam yang lalu200 Mayat Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Apartemen di Mariupol
Sekitar 11 Jam yang laluPelaku Penembakan Texas Sempat Unggah Status di Facebook Soal Serangan di Sekolah
Sekitar 12 Jam yang laluTurki-Israel Mulai Perbaiki Hubungan yang Sempat Renggang
Sekitar 13 Jam yang laluMengenal AR-15, Senjata Paling Favorit dalam Penembakan Massal di AS
Sekitar 14 Jam yang laluPemkot Bogor Bentuk Satgas Pengendalian Harga Minyak Goreng, Periksa 15 Pedagang
Sekitar 40 Menit yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 17 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 1 Hari yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 2 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 5 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 5 Hari yang laluAfrika Disebut Turut Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina
Sekitar 5 Jam yang laluRusia Akan Buka Koridor Agar Kapal Asing Bisa Keluar dari Ukraina
Sekitar 7 Jam yang laluPasukan Rusia Kuasai PLTA Strategis Ukraina
Sekitar 10 Jam yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 2 Hari yang laluCovid-19 Melandai, Jokowi Harap Aktivitas Seni dan Budaya Mulai Bangkit
Sekitar 7 Jam yang laluUpdate 26 Mei 2022: Kasus Positif Covid 246, Pasien Sembuh 243
Sekitar 8 Jam yang laluData Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran 26 Mei 2022
Sekitar 11 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 1 Hari yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami