Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Alan Arkin

Profil Alan Arkin | Merdeka.com

Alan Arkin sudah mencintai dunia panggung dan keaktoran bahkan sebelum ia tahu arti kata cinta itu sendiri. Sejak usia 10 tahun, Arkin belajar drama dan akting hingga memperoleh berbagai beasiswa dari banyak akademi, termasuk salah satu akademi yang didirikan Benyamin Zemach (salah seorang murid Contanstin Stanislavski, sutradara dan aktor panggung Rusia yang terkenal dengan pendekatan 'natural' dalam berakting). Panggung, musik dan drama memang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan pria yang berasal dari keluarga intelektual berdarah Yahudi Rusia dan Jerman. Ayahnya, David Arkin, juga seorang seniman, pelukis dan guru, harus rela melepas profesi guru semata karena menolak menjelaskan afiliasi politiknya semasa Amerika dilanda 'wabah' Red Scare (ketakukan terhadap komunisme pada 1950an). 

Arkin terus mendalami musik dan akting ketika menginjak Franklin High School, di Los Angeles. Ia meneruskan pendidikannya di Los Angeles City College (1951 - 1953) dan Bennington College di Vermont (1953 - 1954). Arkin juga sempat bergabung dengan folk-band semasa kuliah dan aktif mengikuti berbagai kelas drama. Kecintaan pada musik bahkan menuntun Arkin untuk putus kuliah dan membentuk grup folk-bandnya sendiri, The Tarriers. Bertindak selaku gitaris dan penyanyi utama, Arkin ikut menulis 'The Banana Boat Song' (lebih dikenal sebagai versi popular yang dibawakan Harry Belafonte) dan sempat bertengger di urutan ke-4 tangga lagu Billboard. Pada babak kehidupannya inilah Arkin mengenyam kerasnya hidup sebagai seniman muda. Ia bermain dalam berbagai peran kecil di panggung dan televisi seraya bekerja sebagai petugas jasa antaran, tukang bangunan, tukang cuci, bahkan pengasuh bayi. 

Tak pelak, kerja keras dan kesungguhan Arkin menekuni bidang seni mulai berbuah manis, bahkan amat manis pada akhirnya. Pada 1957, Arkin berhasil membuat debut film pertamanya dengan judul Calypso Heat Wave. Arkin juga tampil dan membuat rekaman dengan sebuah grup folk untuk anak-anak, The Babysitters, selama lebih kurang 10 tahun (1958 - 1968). Dia juga pernah membuat satu album di bawah label perusahaan musik Elektra dengan judul 'Folksongs - Once Over Lightly'. Pekerja keras di bidang seni ini juga membuat debut sebagai penyanyi Off-Broadway dalam 'Heloise' (1958). Setahun kemudian, Arkin memutuskan bergabung dengan Compass Theater di St. Louis, Missouri. Dan keputusan ini menjadi titik awal karir cemerlang Arkin di bidang drama karena Bob Sills, sutradara panggung keliling (troupe) 'Second City'dari Chicago, jatuh hati pada kemampuan Arkin dan mengajaknya bergabung sebagai anggota resmi kelompok seniman keliling tersebut. 

Dan Arkin mulai bersinar. Terlibat dalam penulisan lirik dan sketsa panggung, debut musikal Broadway berjudul 'From the Second City' (1961) adalah bukti kerja keras Arkin. Dua tahun berikutnya, panggung Broadway kembali menjadi saksi kemampuan Arkin yang berperan dalam komedi 'Enter Laughing' dan memenangi Tony Award untuk peran utamanya dalam drama tersebut. Sembari terus bermain dalam berbagai produksi kelompok Second City, Arkin kembali ke Broadway dan berperan sebagai Harry Berlin dalam 'Luv' (1964). Dua tahun berikutnya, Arkin sukses membuat debut penyutradaraan Off-Broadway melalui produksi berjudul 'Eh?' (1966) yang juga membuka jalan, kala itu, pada pekerja seni muda penuh dedikasi, Dustin Hoffman, menjadi terkenal di kemudian hari. Pada tahun yang sama, Arkin sendiri membuktikan kemampuan aktingnya dalam 'The Russians Are Coming, The Russians Are Coming' yang menghantarnya meraih satu penghargaan dan tiga nominasi sekaligus: Golden Globe Award sebagai pemeran pria terbaik (juga dinominasikan sebagai New Star of the Year untuk kategori Aktor dalam penghargaan yang sama), nominasi Aktor Terbaik dalam Academy Award, dan nominasi Pendatang Baru Terbaik dalam BAFTA Award. 

Dan Arkin terus bersinar. Ia sempat menjadi lawan main Audrey Hepburn dalam film 'Wait Until Dark' (1967) dalam perannya sebagai pembunuh psikopat. Pada 1968, Arkin kembali meraih dua penghargaan dan dua nominasi bergengsi. Perannya sebagai John Singer dalam 'The Heart is a Lonely Hunter' memenangi Kansas City Film Critics Circle Award dan New York Film Critics Circle Award, serta nominasi Academy Award dan Golden Globe Award (semuanya untuk Aktor Terbaik). Setahun berikutnya, Arkin terus membuktikan keaktorannya dengan kembali meraih Kansas City Film Critics Circle Award dan nominasi Golden Globe Award sebagai Aktor Terbaik untuk perannya dalam film 'Popi'. Secara berurutan pada 1969 dan 1970, Arkin bahkan membuktikan kemampuan penyutradaraannya melalui Drama Desk Award yang dimenangi untuk produksi Off-Broadway berjudul 'Little Murders' dan 'The White House Murder Case'. 

Alan Arkin adalah Captain Yossarian dalam film 'Catch-22' (1970). Mungkin inilah peran terbaik yang pernah dimainkannya sepanjang karir. Sayangnya, film drama anti-perang yang diangkat dari novel terkenal buah tangan Joseph Heller tersebut gagal menembus pasar. Tapi ini tidak berarti sinar karir Arkin serta merta padam. Arkin beralih menjadi sutradara silap-komedi 'The Sunshine Boys' (1972, versi asli karya Neil Simon) yang sukses menembus lebih dari 500 kali penampilan. Penampilan memukau Arkin lainnya adalah perannya sebagai Dr. Sigmund Freud dalam 'The Seven-Per-Cent Solution' (1976) yang banyak menuai pujian dari berbagai kalangan. 

Memasuki era 1980an, Arkin terus memberikan dedikasi dan kerja keras terbaiknya pada dunia film. Pada 1980, Arkin memperoleh nominasi Saturn Award kategori Aktor Terbaik untuk perannya dalam film 'Simon'. Setahun berikutnya, film 'Improper Channels' membuatnya memenangi Genie Award kategori Penampilan Terbaik dari Aktor Asing. Penghargaan yang sama kembali diterima Arkin pada 1985, kali ini untuk perannya dalam film 'Joshua Then and Now' dalam kategori Penampilan Terbaik dari Aktor Pendukung. Selang dua tahun kemudian, Arkin kembali 'bicara' di ajang internasional atas perannya dalam 'Escape from Sobibor' (nominasi Aktor Terbaik dari Golden Globe Award dan nominasi Peran Utama Gemilang dari Primetime Emmy Award). 

Sinar keaktoran Arkin makin berpendar memasuki 1990an. Nominasi Saturn Award untuk Peran Pendukung Terbaik dalam film 'Edward the Scissorhands' (1990, bersama aktor Johnny Depp) kembali diraih aktor yang makin matang seiring bertambahnya usia. Pada 1993 misalnya, potret sendu kehidupan mantan pemain baseball profesional dilakonkan Arkin dengan sangat apik melalui 'Cooperstown'. Dan menjadi psikiatris kikuk, Arkin menghadirkan penampilan cemerlang setara lawan mainnya, John Cussack, dalam 'Grosse Pointe Blank' (1997). Arkin bahkan membuktikan dedikasinya dengan berlakon sangat memukau sebagai Max Frankfurter, lawan main Robin Williams dalam 'Jakob the Liar' (1999). Pada masa-masa ini juga, Arkin menumpahkan kerinduan pada drama dengan kembali berlakon di berbagai panggung kota New York, termasuk pentas 'Power Plays' yang dimainkan (juga ikut menulis naskah) bersama anaknya, Tony Arkin, dan Elaine May. 

Jika senja berarti temaram sinar, hal ini tidak berlaku bagi Allan Arkin. Memasuki era 2000an, sinar keaktoran Arkin semakin cemerlang. 'Thirteen Conversations About One Thing' (rilis 2002) membuktikan senja Arkin adalah panen gemilang hasil kerja kerasnya selama ini. Dua penghargaan, Boston Society of Film Critics Award dan Chlotrudis Award, dimenangi Arkin dengan sederet nominasi dari Independent Spirit Award, Broadcast Film Critics Association Award dan Online Film Critics Society Award (semuanya untuk kategori Peran Pendukung Terbaik). Puncak prestasi Arkin dibuktikan dengan lakon apik yang dibawanya dalam 'Little Miss Sunshine' (2006). Tujuh gelar, 3 penghargaan dan 4 nominasi, dimenangi Arkin sekaligus dalam perannya sebagai kakek cerewet dan usil dalam film tersebut. Sebagai Pemeran Pendukung (Pria) Terbaik, Arkin memperoleh BAFTA Award, Independent Spirit Award, dan yang paling diidamkan semua aktor, Academy Award. Broadcast Film Critics Association Award, Online Film Critics Society Award, Satellite Award, dan Screen Actors Guild Award, semuanya menominasikan Arkin juga untuk kategori yang sama.

Dan akankah Arkin berhenti bersinar seperti laiknya sebuah senja? Tidak. Deretan prestasi tidak berarti Arkin puas berkiprah dan berkesenian. Selang setahun setelah Oscar pertamanya, Arkin berlakon dalam dua film, 'Raising Flagg' dan 'Rendition. Tahun berikutnya, Arkin bahkan terlibat dalam pembuatan tiga film sekaligus, 'Sunshine Cleaning', 'Get Smart', dan 'Marley & Me'. Arkin terus aktif bermain dalam 'The Private Lives of Pippa Lee' dan 'City Island' urut pada 2009 dan 2010. Pad 2011, Arkin tampil dalam 'The Muppets' (sebagai cameo), 'The Convincer', dan 'The Change-Up'. Dan sederet kesibukan ini masih ditambah perannya dalam berbagai serial serial televisi seperti 'Will & Grace' dan 'Boston Legal'. Bahkan kakek 78 tahun ini masih tercatat dalam daftar bintang 'Stand Up Guys' yang mulai diproduksi April 2012 dan rencana rilis 2013. 

Di samping dikenal luas di dunia panggung dan perfilman, Arkin juga dikenal sebagai seorang pengarang dan pencipta lagu. Berbagai buku dalam beberapa genre (termasuk fiksi ilmiah dan cerita anak) seperti 'The Clearing', 'Tony's Hard Work Day', 'Cassie Loves Beethoven', dan 'The Lemming Condition' sukses 'diayahi' Arkin. Pada Maret 2011, dia menerbitkan catatan kehidupannya dalam buku bertajuk 'An Improvised Life'. Selain 'Banana Boat Song', beberapa lagu yang pernah ditulisnya termasuk 'Cuddle Bug', 'Best Time of the Year', dan 'That's Me'. Tapi kemilau sinar Alan Arkin tidak berhenti sebatas panggung dan layar. Dikenal sebagai pelakon  cara hidup organik dan pendukung preservasi lingkungan dan habitat alam, Arkin bahkan lebih dikenal sebagai aktor yang mengabaikan gemerlap dunia hiburan dan menjunjung tinggi pekerjaan. Mengutip ucapannya sendiri, Arkin melukiskan keinginannya untuk 'tinggal di rumah selama tiga bulan dan hidup tenang seperti manusia'. Arkin mendapat julukan 'Grey Wolf' dari para kolega Indian-Amerikanya di New Mexico. 

Jadi siapa Alan Arkin? Jelas Arkin adalah aktor. Arkin adalah dedikasi dan kerja keras. Dan Arkin adalah prestasi. Sungguh, Alan Arkin adalah sinar yang tak kunjung temaram, dan sepertinya juga tak akan kunjung padam. 

Riset dan analisis: Mochamad Nasrul Chotib