Tiru Malaysia, Angkasa Pura I terapkan sistem keuangan online
Merdeka.com - PT Angkasa Pura I, yang mengelola 13 bandar udara di seluruh Indonesia akan menerapkan sistem keuangan berbasis teknologi informasi (TI) di seluruh cabang. Program yang diharapkan bisa menghemat anggaran itu menelan biaya Rp 64 miliar untuk tiga tahap implementasi.
Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo menyatakan sistem yang dinamai enterprise resource planning (ERP), akan menyeragamkan laporan keuangan dari seluruh bandara yang dikelola perseroan. Keuangan perusahaan dapat langsung diketahui secara online dan memudahkan manajemen membuat keputusan bisnis.
"Intinya dalam bisnis kan pengambilan keputusan harus real time. Sekarang baru sistem keuangan karena yang diutamakan adalah validitas data dan kecepatan pengambilan keputusan," ujarnya di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (2/1).
Direktur Keuangan Angkasa Pura Gunawan Agus Subrata mengaku teknologi ini baru pertama kali diterapkan di Indonesia. Pihaknya terinspirasi oleh sistem serupa yang diterapkan pengelola Bandara Kuala Lumpur International Airport.
"Di Indonesia belum ada, akhirnya sebagai referensi pelaksanaan ERP kita lihat negara tetangga, di antaranya Bandara Kuala Lumpur," ungkapnya.
Pelaksanaan ERP tahap pertama telah diujicobakan sejak April lalu di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, dan Bandara Sepinggan, Balikpapan. Selama 2013-2014, Angkasa Pura bersiap mengembangkan tahap kedua, meliputi loket pembayaran online, bank data proyek pembangunan bandara, serta tahap ketiga berupa data pekerja bandara seluruh Indonesia.
"Tahap dua dan tiga bisa berjalan simultan. Pertengahan 2014 bisa selesai di seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura I," ujar Gunawan.
Angkasa Pura I masih menghitung berapa potensi penghematan dari penerapan ERP. Untuk menerapkan teknologi ini perusahaan pelat merah itu mengaku merogoh kocek Rp 20 miliar khusus tahap pertama.
Selanjutnya, perseroan bakal menggelontorkan Rp 44 miliar lagi buat pelaksanaan tahap dua dan tiga. "Dananya dari kita sendiri," ungkap Gunawan.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaIkut Program Kartu Prakerja, 5 Juta Orang Telah Buka Rekening Pertama di Bank dan E-Wallet
Angka ini menunjukkan bahwa Program Kartu Prakerja berdampak positif ke perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Airlangga Buka-bukaan Soal Tujuan Penyaluran Bansos untuk 22 Juta Masyarakat Penerima
Airlangga menjelaskan berbagai bantuan sosial yang diberikan pemerintah adalah program yang dijalankan setiap tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Dunia Tanggapi Program Makan Siang Gratis: Anggaran Harus Direncanakan dengan Matang
Pemerintah perlu terlebih dahulu menetapkan dengan pasti bentuk dan sasaran program tersebut, kemudian membandingkannya dengan sumber daya yang dimiliki.
Baca SelengkapnyaGerak Cepat, Pemerintah Bahas Anggaran Makan Siang Gratis Program Prabowo-Gibran Pekan Depan
Airlangga mengatakan belum ada keputusan lebih lanjut mengenai skema anggaran program makan siang gratis tersebut.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bantah Program Bansos Beras Jadi Pemicu Kenaikan Harga Beras
Mengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaJokowi Semringah, Baru 8 Tahun Nasabah Mekaar Sudah 15,2 Juta dengan Total Pinjaman Rp800 Miliar
Sejak tahun 2015, nasabah yang memanfaatkan program Mekaar sudah tembus 15 juta nasabah pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMengenal Program Makan Siang & Susu Gratis Unggulan Prabowo-Gibran, Kini Masuk Pembahasan RAPBN 2025
Ditargetkan penerima program sekitar 83 juta penerima program tersebut
Baca Selengkapnya