Ternyata, 52 Persen Sarjana di Amerika Serikat Bekerja Jadi Office Boy dan Pegawai Layanan Makanan
Dari hasil riset Burning Glass Institute dan Strada Education, sebanyak 52 persen lulusan sarjana bekerja sebagai buruh kasar.
Dari hasil riset Burning Glass Institute dan Strada Education, sebanyak 52 persen lulusan sarjana bekerja sebagai buruh kasar.
Penyerapan tenaga kerja level menengah menjadi tantangan bagi para sarjana Amerika Serikat. Dari hasil riset Burning Glass Institute dan Strada Education, sebanyak 52 persen lulusan sarjana bekerja sebagai buruh kasar.
Riset tersebut merinci, dalam kurun satu tahun terakhir, mayoritas lulusan sarjana Amerika Serikat saat ini bekerja di bidang pekerjaan yang setara dengan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) seperti office boy, pegawai layanan makanan, pegawai ritel.
Hasil riset tersebut, berdasarkan pada kumpulan data karir 60 juta orang di Amerika Serikat, termasuk 10,8 juta orang dengan gelar sarjana.
Merujuk hasil riset tersebut, memberikan gambaran betapa suramnya bagi para lulusan baru, yang berharap gelar sarjana akan memberikan mereka peluang yang jauh lebih baik.
“Meskipun lulusan perguruan tinggi biasanya memperoleh penghasilan lebih besar dibandingkan mereka yang hanya berpendidikan sekolah menengah atas, akan tetapi sebagian besar lulusan tidak merasakan dampak ekonomi yang mereka harapkan dengan gelar sarjana yang dimiliki," demikian laporan yang dikutip melalui Business Insider, Jumat (23/2).
Dalam laporan juga mengemukakan keluhan para sarjana yaitu selisih gaji mereka yang hanya 25 persen lebih besar dibandingkan pekerja dengan ijazah SMA.
Sementara dalam beberapa data yang dihimpun periset, orang Amerika Serikat yang bekerja di tingkat perguruan tinggi memperoleh penghasilan 88 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya berpendidikan SMA.
Bidang pekerjaan paling umum yang dilakukan lulusan SMA yaitu juru tulis 1,09 juta lulusan supervisor penjualan 1 juta lulusan, pekerja penjualan eceran 759,000, tenaga penjualan 611,000, dan sekretaris 602,000.
Selain itu, 370.000 lulusan SMA ini bekerja di bidang jasa makanan dan minuman, 350.000 lainnya bekerja di bidang konstruksi.
"Setidaknya 4,5 juta lebih lulusan bekerja pada jenis pekerjaan lain setingkat sekolah menengah."
Dalam laporan juga mencantumkan pandangan para peneliti yang mengatakan, beberapa bidang pekerjaan dengan tingkat pengangguran terendah selama lima tahun terakhir yaitu teknik 26 persen, keuangan dan akuntansi 29 persen, dan ilmu komputer 36 persen, atau bidang pekerjaan yang mengutamakan penalaran kuantitatif.
Pekerjaan berkaitan dengan kesehatan, termasuk keperawatan, memiliki tingkat setengah pengangguran terendah, dengan hanya 23 persen lulusan yang tidak melakukan pekerjaan setingkat perguruan tinggi dalam lima tahun setelah menyelesaikan gelar sarjana mereka.
Sedangkan pekerjaan dengan tingkat pengangguran tertinggi yaitu pekerjaan di bidang keselamatan dan keamanan publik 68 persen, studi rekreasi dan kesehatan 60 persen, serta pemasaran dan manajemen bisnis 57 persen.
Pendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca SelengkapnyaBukan hanya warga negara asli saja, ternyata anggota kepolisian di Amerika Serikat bisa berasal dari warga negara lainnya.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaSeorang office boy (OB) berinisial RS (23) ditangkap setelah membacok empat karyawan koperasi di Desa Kebon Turi, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.
Baca SelengkapnyaSebagian dari anak artis ini ada yang kuliah di jurusan perfilman. Siapa saja mereka? Cek selengkapnya.
Baca SelengkapnyaPrajogo masih bercokol di posisi pertama sebagai orang paling kaya di dunia. Harta Prajogo senilai USD39,7 miliar atau setara Rp621 triliun.
Baca SelengkapnyaMakanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaTren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.
Baca SelengkapnyaRamadan dan Lebaran identik dengan penyelarasan jam kerja untuk mengakomodasi puasa, pengaturan cuti bagi karyawan yang mudik, dan pengunduran diri.
Baca Selengkapnya