Tarik Minat Investor, Kawasan Industri Mongondow Sulut Bakal Dialiri Pasokan Gas Bumi
Peluang kerja sama strategis antara PGN dan Kimong memiliki potensi pasar besar untuk kebutuhan industri, yang akan dikembangkan Kimong.
Peluang kerja sama strategis antara PGN dan Kimong memiliki potensi pasar besar untuk kebutuhan industri, yang akan dikembangkan Kimong.
Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk, memperluas pangsa pasar gas bumi di wilayah Sulawesi dengan mencanangkan pasokan energi bersih ke Kawasan Industri Mongondow (Kimong), Sulawesi Utara (Sulut).
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini mengungkapkan, peluang kerja sama strategis antara PGN dan Kimong memiliki potensi pasar besar untuk kebutuhan industri, yang akan dikembangkan Kimong.
Selanjutnya, kajian studi lanjutan diharapkan dapat berjalan lancar, sehingga kerja sama konkret dapat terwujud dalam waktu yang tidak lama.
Berdasarkan kajian tahap awal, katanya lagi, pihak pengelola kawasan memperkirakan terdapat potensi industri dengan kebutuhan gas mencapai sebesar 45 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD).
PGN akan menyediakan gas untuk memenuhi kebutuhan energi pengguna di Kimong dalam bentuk liquefied natural gas (LNG).
"Dengan adanya suplai gas di Kimong, diharapkan menarik minat investor untuk berinvestasi di wilayah tersebut. PGN berkomitmen penuh untuk menjaga ketersediaan pasok, sehingga dapat dimanfaatkan optimal sesuai dengan kebutuhan," ujar Ratih dalam sambutannya saat penandatanganan pokok-pokok kerja sama dengan Kimong di Kantor PGN Pusat, Jakarta, Kamis (18/1).
Dia mengatakan PGN sangat terbuka untuk berkolaborasi bersama.
"Sebagai aggregator gas nasional, PGN menyediakan layanan gas pipa, LNG maupun CNG, sehingga dapat men-support ketersediaan gas untuk Kimong yang dapat menjadi nilai tambah bagi kawasan industri. Kami juga berpengalaman memasok gas bumi di lebih kurang 2.600 industri dan lebih dari 800 ribu rumah tangga. Pengalaman ini bisa melengkapi rencana pengembangan di kawasan," ujarnya dikutip dari Antara.
Ratih menambahkan, kerja sama dapat berkembang lebih luas, mengingat PGN memiliki anak perusahaan dan afiliasi di berbagai lingkup bisnis, sehingga PGN dapat turut berperan serta dalam rencana pembangunan Kimong dengan tidak terbatas hanya penyaluran gas.
Direktur PT Kawasan Industri Mongondow Ervan Adi Nugroho menyambut baik kerja sama dengan PGN. Kimong juga satu grup dengan Paramount, yang bergerak di bidang properti, sehingga kerja sama dengan PGN dapat lebih dikembangkan lagi di bidang lain.
"Kerja sama dengan Kimong menguatkan peran PGN di wilayah Indonesia timur dalam upaya perluasan pemanfaatan gas bumi. Perlu agresivitas dalam pengembangan pemanfaatan gas bumi, agar tidak tersentralisasi di Pulau Jawa dan Sumatera. Selain itu, pemanfaatan gas bumi di wilayah Indonesia timur penting untuk menumbuhkan titik-titik ekonomi baru, yang berbasis energi rendah emisi yakni gas bumi," kata Ratih pula.
PGN pun berharap kerja sama dengan Kimong dapat direalisasikan dengan baik sesuai rencana.
"Potensinya sangat besar untuk peningkatan volume niaga gas maupun penyediaan energi yang rendah emisi," ujar Ratih.
Selain itu, kerja sama itu dapat melengkapi portofolio PGN di area Sales & Operation IV (SOR IV) yang saat ini mengelola pelanggan jargas di Sorong, Tarakan, Banggai, Wajo, dan Kutai Kartanegara.
Portofolio lain, PGN Grup melalui moda transportasi LNG sebanyak 25 unit isotank berukuran 40 ft telah menyalurkan LNG dari PT Kayan menuju pelanggan smelter di Sulawesi Tenggara oleh PT Pertagas Niaga (PTGN).
Terobosan LNG skala kecil itu diharapkan sebagai infrastruktur yang mendukung pemerataan penggunaan gas bumi di tanah air.
Selain itu, melalui anak perusahaan PT Pertamina Gas (Pertagas), Subholding Gas Pertamina juga melayani penyaluran gas di Kalimantan untuk sektor pupuk, kelistrikan, dan rumah tangga.
Pertagas juga membangun dan mengelola ruas pipa gas ruas Senipah–Balikpapan sepanjang 78 km
PGN terbuka dan mendorong bagi semua sektor usaha untuk menggunakan gas bumi agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata bersama.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaPGN mengalirkan volume niaga sebesar 923 BBTUD untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi, dan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPetugas di lapangan masih fokus terhadap penanganan para korban serta warga terdampak.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaSejak 2023, Pertamina bersinergi dengan BRI untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha kepada UMK binaan.
Baca Selengkapnya