Samsi Sastrawidagda, Menteri Keuangan RI Pertama yang Menjabat Hanya 2 Pekan
Tak banyak yang mengenal Samsi Sastrawidagda, menteri keuangan RI pertama yang hanya menjabat selama 2 pekan.
Tak banyak yang mengenal Samsi Sastrawidagda, menteri keuangan RI pertama yang hanya menjabat selama 2 pekan.
Tantangan berat pun diemban olehnya meski hanya bertahan menjabat selama dua pekan.
Merdeka.com
Lagi pula, dalam relasi sosial, Samsi memiliki kedekatan dengan para perwira militer Jepang. Dia bahkan pernah menjadi anggota panitia persiapan untuk membentuk susunan perekonomian baru dan penasihat zaimubu atau (Departemen Keuangan).
"Dalam revolusi fisik tahun 1945-1950 Kementerian Keuangan belum mempunyai organisasi yang sempurna serta belum mempunyai banyak tenaga ahli keuangan yang berpendidikan tinggi serta pengalaman yang luas sehingga sukar mengadakan suatu perincian pekerjaan yang lengkap" demikian isi dalal Ikhtisar Khasanah Arsip Nasional.
Dalam buku biografi R. Muhamad dalam Revolusi 1945 Surabaya, karya Moehkardi, tugas Samsi sebagai Menteri Keuangan pertama yaitu berusaha mencari dana untuk membiayai perjuangan dan jalannya pemerintahan. Samsi kemudian mengumpulkan dana dari Bank Escompto di Surabaya. Kabarnya, bank itu menyimpan uang peninggalan pemerintahan Hindia Belanda yang disita tentara Jepang.
Dengan kepiawaiannya, Samsi berhasil membujuk pejabat Jepang untuk menyerahkan uang tersebut. Hingga akhirnya, berpeti-peti uang gulden dalam waktu singkat dipindahkan dari bank Escompto ke markas Badan Keamanan Rakyat yang kemudian saat ini bernama TNI. Uang itu kemudian disumbangkan kepada pemerintah pusat dan dipakai untuk dana perjuangan. Samsi juga sangat berperan dalam proses penyerahan persenjataan dan perlengkapan angkatan laut Jepang kepada Indonesia.
Dia tidak pernah memimpin secara langsung Departemen Keuangan. Karena hal ini pula Samsi belum dapat menyusun organisasi Departmen Keuangan.
Di minggu kedua menajabat sebagai Menteri Keuangan, Samsi mengundurkan diri karena pertimbangan kesehatan. Jabatannya itu kemudian diisi oleh A.A Maramis, seorang ahli hukum lulusan Leiden yang sebelumnya menjabat Menteri Negara. Maramis juga sadar betapa bertanggung jawabnya jabatan ini.
"Sedikit sekali orang yang membayangkan bagaimana sukarnya menjadi Menteri Keuangan di suatu negara baru yang ekonominya porak-poranda akibat peperangan" tulis Fendi E. W. Parengkuan dalam biografi AA Maramis.
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan Indonesia, pesantren saat ini menurut Mahfud sudah kian maju.
Baca SelengkapnyaMenteri Hadi Tjahjanto menilai tanah Ulayat sekarang tidak lagi menjadi tanah tidur, tetapi sudah bangun.
Baca Selengkapnya"Hal ini memang bukan yang pertama kali didengar. Apalagi ada datanya," imbuh Hasto.
Baca SelengkapnyaCapres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD mengusung misi Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari
Baca SelengkapnyaAda beberapa negara yang tak setuju dengan berbagai kebijakan pemerintah Indonesia.
Baca SelengkapnyaSantunan tersebut merupakan bukti hadirnya negara memberikan kepastian hak jaminan sosial kepada seluruh pekerja Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok pemuda terkeren dan tampan dalam sejarah Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Hadi Tjahjanto aktif dalam memberikan sertipikat tanah kepada masyarakat di penjuru daerah tanah air.
Baca Selengkapnya