Sampah Plastik Asal Kamboja Hingga Vietnam Berserakan di Pantai Natuna, Kok Bisa?
Pedagang Pantai Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Parman mengatakan, kondisi demikian kerap terjadi apabila memasuki bulan Desember.
Pedagang Pantai Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Parman mengatakan, kondisi demikian kerap terjadi apabila memasuki bulan Desember.
Limbah berupa sampah plastik asal negara kawasan Asia ditemukan mendarat di beberapa pantai di wilayah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pedagang Pantai Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Parman mengatakan, kondisi demikian kerap terjadi apabila memasuki bulan Desember.
Sampah yang ditemukan mulai dari botol plastik bekas minuman hingga botol plastik bekas kosmetik, terutama dari China, Malaysia, Thailand, Kamboja, serta Vietnam.
"Sampah botol Vietnam sama Thailand mendominasi," katanya.
Selain dia kerap menemukan sampah plastik asal Indonesia serta sampah kayu-kayu.
"Itu ada nipah yang hanyut ke sini, besar nipahnya," kata Parman.
Dia menduga sampah dari negara asing tersebut dibuang oleh kapal-kapal yang melintas di perairan internasional yang berada di sekitaran Pulau Natuna.
"Karena kalau kemungkinan kiriman langsung dari negara mereka sangat kecil," ucapnya.
Menurutnya, sampah-sampah yang masuk ke beberapa pantai di Natuna terbawa oleh angin dan gelombang.
Pemerhati lingkungan Jelajah Bahari Natuna (JBN) Natuna, Cherman mengatakan, hampir di setiap pantai di pulau-pulau yang ada di wilayah Natuna menjadi langganan tempat pendaratan sampah kiriman, terutama sampah plastik dari negara tetangga.
Jenis sampah yang paling banyak ditemukan antara lain botol minuman, sampo, sabun, kemasan oli, detergen, hingga pembersih lantai.
"Saya menduga sampah tersebut lebih banyak dari hasil buangan kapal-kapal yang melintas dan kapal ikan asing, karena sampah itu rata rata botol minuman, peralatan atau kebutuhan di kapal, serta limbah oli," ucap Cherman.
Menurut hasil penelusuran timnya, sampah produk dari China, Thailand, Vietnam, India, hingga Malaysia, beberapa tahun terakhir banyak ditemukan di pantai pulau-pulau kecil seperti Serasan, Subi, Pulau Laut, Pulau Semiun, dan Pulau Tiga, disamping sampah dari Indonesia.
"Dan yang paling banyak sampah-sampah ini di sepanjang pantai Sengiap dan Pantai Sisi di Serasan, tapi hampir semua pulau ada sampah kiriman itu," ujarnya.
Cherman berharap hal itu menjadi perhatian oleh semua pihak, terutama negara asal sampah.
"Mari sama-sama menjaga laut Asia ini tetap sehat tanpa sampah, karena Natuna yang berada di pusat Asia ini sebagai lumbung ikan. Oleh karena itu negara Asia wajib menjaganya dan Indonesia harus tegas terkait masalah limbah ini," harapnya.
Jumlah sampah akan bertambah banyak jika memasuki awal tahun seperti Januari dan Februari.
Baca SelengkapnyaProgram kerja sama pengumpulan sampah plastik di Provinsi Bangka Belitung akan berlangsung selama 6 bulan pada periode April-September 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.
Baca SelengkapnyaSampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus berupaya membantu kemajuan dan perkembangan industri dalam negeri
Baca SelengkapnyaKLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaDalam rangka Hari Bumi 2024, para anak muda di Tapanuli Tengah lakukan aksi perlawanan terhadap plastik yang diinisiasi oleh Bank Sampah Yamantab (BSY).
Baca SelengkapnyaJenderal Agus mengatakan kedekatannya dengan anak buah tidak hanya sebatas perintah tugas, melainkan juga tentang kebersamaan.
Baca Selengkapnya