Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.445 per USD Dipicu Perbaikan Data Ekonomi AS
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup melemah, seiring perbaikan data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.445 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.418 per USD.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin mengatakan, Rupiah diperkirakan masih akan mengalami pelemahan seiring dengan penguatan dolar AS terhadap rivalitas mata uang utama dunia.
"Serangkaian data ekonomi AS yang dipublikasikan pada Minggu secara keseluruhan menunjukkan perbaikan, di antaranya consumer confidence, ISM manufaktur, ADP employment change dan non-farm payroll," ujar Nanang.
Faktor lainnya, lanjut Nanang, masih ke laju pemulihan ekonomi pasca-program vaksinasi di sejumlah negara. Hal tersebut bisa kembali menaikkan inflasi.
Minggu ini Presiden AS Joe Biden dikabarkan akan memaparkan tentang program stimulus yang akan lebih terfokus pada sektor infrastruktur.
Sentimen Dalam Negeri
Sementara sentimen dari dalam negeri yaitu Lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings menilai cita-cita Indonesia Investment Authority (INA) sebagai salah satu wadah bagi kolaborasi melanjutkan pembangunan dengan melalui ekuitas atau mengurangi eksposur utang, bisa saja terwujud.
"INA dapat mengurangi tekanan BUMN untuk menambah utang dengan memberi dukungan permodalan," kata Nanang.
Di sisi lain Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa UU Cipta Kerja dapat membantu mengurangi dampak negatif Covid-19, utamanya di sektor lapangan kerja.
Menko Airlangga menjelaskan bahwa UU Cipta Kerja akan menjadi jembatan antara program penanganan Covid-19 jangka pendek dan breakform struktural di jangka panjang.
"Proyeksi pelemahan masih akan berlanjut hingga besok, di mana target Rp14.465-Rp14.480. Sebaliknya pembalikan penguatan akan menguji area Rp14.430-Rp14.410," ujar Nanang.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.417 per USD. Sepanjang hari Rupiah bergerak di kisaran Rp14.417 per USD hingga Rp14.453 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menunjukkan Rupiah menguat Rp14.434 per USD, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.446 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnya