Rupiah anjlok, ekspor justru melorot
Merdeka.com - Sebagian pihak, termasuk pemerintah, tidak terlalu mempersoalkan anjloknya nilai tukar Rupiah yang disebut-sebut terdalam di Asia. Sebab, melemahnya Rupiah dianggap berkah untuk menggenjot ekspor yang beberapa tahun terakhir tak bergairah.
Pengamat Ekonomi dari Megawati Institute Iman Sugema menuturkan, Rupiah telah mengalami tekanan depresiasi yang cukup luar biasa dalam kurun waktu kurang dari lima tahun terakhir.
"Kondisi nilai tukar pada 2011, kala itu Rupiah masih bisa bertahan di level Rp 8.600 per USD. Sekarang sudah mencapai Rp 13.800 per USD berarti ada selisih Rp 5.100 per USD. Kita sudah terdepresiasi sekitar 60 persen," ujar Iman kepada merdeka.com di Jakarta, Kamis (13/8).
Beruntung ambruknya nilai Rupiah berbarengan dengan anjloknya harga minyak dunia. Sehingga, beban industri di sektor energi mengalami penurunan. Namun, kata dia, kinerja industri juga belum menunjukkan kontribusi besar dalam menyokong perekonomian nasional.
Buktinya jelas, ekspor tidak mengalami peningkatan signifikan. Padahal kalangan dunia usaha khususnya eksportir dan pemerintah pede kondisi ini bakal berdampak positif bagi neraca perdagangan.
"Tapi ini ekspor tidak bergerak, tidak kemudian melambung. Mestinya dengan depresiasi nilai tukar kita harusnya kompetitif di dunia. Ekspor justru melempem, dan impor membludak," kata dia.
Dalam pandangannya, kondisi ini terjadi akibat kesalahan struktural yang tidak diantisipasi sejak dulu. Sehingga, pemerintah mengambil ruang untuk kebijakan yang bersifat jangka pendek.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tanggapan Menko Airlangga saat Rupiah terus melemah seiring dengan serangan yang dilakukan Iran kepada israel.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaKesempatan berinvestasi bisa dilakukan kapan saja termasuk saat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS anjlok.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Provinsi Bangka Belitung pada Februari hanya USD18,76 juta atau setara Rp298,42 miliar.
Baca Selengkapnya