Punya Cadangan Mineral Terbesar di Dunia, Indonesia Jadi Tujuan Ekspansi Perusahaan Finlandia
Perusahaan memainkan peran kunci dalam sejumlah proyek pertambangan dan peleburan yang paling signifikan di Indonesia sejak 50 tahun silam.
Perusahaan memainkan peran kunci dalam sejumlah proyek pertambangan dan peleburan yang paling signifikan di Indonesia sejak 50 tahun silam.
Perusahaan penyedia teknologi pemrosesan mineral dan pemurnian logam asal Finlandia, Metso melakukan ekspansi dengan membuka kantor perwakilan baru di Jakarta.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat komitmen hilirisasi pada industri pertambangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki sejumlah cadangan dan sumber daya mineral terbesar di dunia. Terutama bahan baku logam baterai, seperti tembaga, nikel, emas, dan sebagainya.
'Kantor baru ini akan berfokus untuk mendorong penjualan, mendukung implementasi proyek, serta menyediakan layanan dan solusi yang berkelanjutan bagi pelanggan Metso,' ungkap Chief Financial Officer Metso, Eeva Sipila dikutip dari Antara, Kamis (24/8).
Terbaru, perusahaannya menangani desain dan pengiriman kompleks peleburan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur. Kemudian, proyek lainnya adalah kontrak pengiriman 25 unit thickener mutakhir sebagai solusi penanganan tailing untuk proyek nikel laterit di Ningbo Lygend Resources Technology Ltd di pulau Obi, Maluku Utara.
Tak hanya itu, Metso juga telah mendapatkan pesanan ulang untuk teknologi filtrasi tailing yang berkelanjutan pada proyek tambang nikel laterit baru Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd. di Indonesia. Untuk sektor timah, perusahaan menangani peningkatan dan modernisasi pabrik peleburan PT Timah lewat teknologi Metso Ausmelt TSL.
Lebih lanjut, pihaknya berkomitmen untuk membatasi pemanasan global secara signifikan dengan target emisi nol bersih dalam operasinya sendiri pada tahun 2030, selaras dengan target berbasis sains.
Inti dari upaya keberlanjutan bagi pelanggan adalah penawaran layanan dan produk yang lebih hemat energi atau air daripada standar pasar pada umumnya, dan membantu pelanggan mengurangi emisi CO2 atau mencapai prioritas keberlanjutan lainnya, seperti mengurangi konsumsi energi atau air, kebisingan, dan debu.
'Ada permintaan besar untuk efisiensi lingkungan dalam masyarakat, terutama di pertambangan yang dikenal sebagai industri yang sangat intensif terhadap energi dan air. Keberlanjutan adalah prioritas strategis Metso,' ujar Eeva Sipila.
Saat ini terdapat 104 Program penanaman diseluruh wilayah operasi Pertamina Group di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertamina Group melakukan berbagai inisiatif penurunan emisi, serta membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh pihak guna mencapai target.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaPerdagangan karbon PLN Indonesia Power telah mencapai 2.428.203 ton CO2 dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun selanjutnya.
Baca SelengkapnyaTarget pengurangan emisi nasional yang diwujudkan dalam target konkrit, yaitu sebesar 31,89% pada 2030.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaGRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaLedakan smelter nikel PT ITSS menyebabkan 13 pekerja meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mencatat sudah 18 orang meninggal dunia.
Baca Selengkapnya