Penjualan mobil perlu digeser keluar Jabodetabek

Merdeka.com - Tren peningkatan investasi industri otomotif menggembirakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kendati demikian, harus diakui bahwa fenomena ini berpotensi memicu masalah sosial.

Kepala BKPM Mahendra Siregar menyatakan, imbas dari tingginya investasi otomotif adalah peningkatan produksi. Tahun lalu, jumlah produksi mobil nasional saja mencapai 1,2 juta unit.

Masalahnya, penjualan terkonsentrasi ke kawasan Jabodetabek. Untuk itu, dia menyarankan agar pelaku industri fokus mengalihkan penjualan ke daerah lain. Minimal, dari segi daya beli, Jawa Tengah dan Jawa Timur potensial sebagai pasar otomotif di masa depan.

"Kalau terus di daerah sini, Indonesia pasti akan mempunyai lapangan parkir terbesar sedunia. Yaitu jalan tol Jakarta, karena kendaraan tidak bergerak," kata Mahendra di Jakarta, Kamis (27/2).

Dia meyakini, pasar mobil di Indonesia hanya ada di Jabodetabek sekadar mitos. Memang kawasan seputar Ibu Kota memiliki jumlah penduduk kelas menengah besar.

Akan tetapi, rasio kepemilikan mobil menunjukkan bahwa pasar kendaraan bermotor masih besar di seluruh Indonesia.

Penduduk yang punya mobil hanya 10 persen dari populasi. Sementara pengguna sepeda motor mencapai 86 persen. Itupun disertai potensi peningkatan jumlah kelas menengah hingga beberapa tahun ke depan.

Artinya, kata Mahendra, penjualan otomotif berpeluang digenjot ke kawasan di luar Jabodetabek. Kalaupun ekspansi pasar dalam negeri sulit, dia akan memfasilitasi pabrikan otomotif mengalihkan sebagian produksi untuk ekspor.

"Karena mau ditaruh mana lagi produksinya, kita harus bersiap-siap produksi otomotif di Indonesia bisa mencapai 4-5 juta unit per tahun," kata Mahendra.

Selain aspek penjualan, dia meyakinkan industri apapun, termasuk otomotif, untuk mulai beralih ke wilayah lain di pulau Jawa dalam hal pembangunan pabrik.

Lagi-lagi, Mahendra menyebut Jateng dan Jatim sebagai daerah potensial. Peralihan basis produksi ini bisa mengurangi beban Jabodetabek yang sangat padat.

"Di dua provinsi itu, ada pemikiran mengembangkan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri dan dalam luasan ribuan hektar," ucapnya berpromosi.