Pemerintah akan kurangi setoran Pertamina ke negara
Merdeka.com - Pertamina mulai menerapkan Sistem Monitoring Pengendalian (SMP) yang menggunakan teknologi informasi (IT) untuk mengendalikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pertamina meminta alfa atau margin sebesar Rp 20 per liter untuk menerapkan teknologi tersebut.
Pemerintah tidak menyetujui alfa tersebut karena terlalu memberatkan APBN nantinya. "Sistem pengendalian subsidi itu, kalau akan dilakukan, memerlukan teknologi. Dan teknologi itu memerlukan waktu, pengadaan untuk mewujudkannya. Kemarin ada pemikiran kalau menggunakan sistem itu nanti akan dikompensasi untuk penyesuaian alfa untuk BBM. Itu kita tidak sepakat," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo usai sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa (2/4).
Namun, lanjut Agus, sebagai kompensasi penerapan pengadaan sistem teknologi informasi, nantinya penerimaan negara dari dividen Pertamina yang diterima pemerintah akan dikurangi.
"Anggaran itu ditanggung oleh Pertamina dan tentunya nanti di akhir masa periode akan dihitung dengan dividen yang akan dibayarkan dengan BUMN itu," jelasnya.
Menkeu berpesan agar Pertamina melakukan pengadaan sistem yang baik dan tidak terburu-buru. Tujuannya agar tidak menimbulkan inefisiensi anggaran yang justru merugikan negara.
"Tapi sebagai BUMN yang memiliki reputasi baik, Pertamina akan jaga ini dan nanti akan dipertanggungjawabkan di sidang RUPS-nya dan dibahas di komisaris," tegas menkeu.
Dia melihat, penerapan sistem teknologi informasi memiliki kelemahan yaitu tidak bisa langsung diterapkan di seluruh Indonesia. Dengan kata lain, beban subsidi hanya berkurang sedikit. Pihaknya menyarankan agar Kementerian ESDM mencari alternatif penghematan selain penerapan sistem teknologi informasi.
"Kami tahu ini sedang disiapkan. Penghematan dan pengendalian harus lebih konkret. Kalau mau dikeluarkan alternatif BBM yang tidak setinggi pertamax itu diperbolehkan dan harus dijalankan dalam satu paket. Ini sudah masuk ke bulan April dan penghematan dan pengendalian harus konkret dilakukan karena kalau tidak akan berdampak pada fiskal kita. Oleh karena itu kita tunggu dan kalau tidak bisa dilaksanakan kita akan melakukan pemotongan belanja atau melihat kemungkinan penyesuaian harga BBM," paparnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca SelengkapnyaPihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca SelengkapnyaPada cuti lebaran tahun ini Pertamina juga menyiagakan Call Center 135 yang bisa dimanfaatkan masyarakat yang membutuhkan BBM mendadak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaSejak 2023, Pertamina bersinergi dengan BRI untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha kepada UMK binaan.
Baca SelengkapnyaPada 2023, Pertamina telah mengimplementasikan berbagai strategi serta terus meningkatkan infrastruktur dan teknologi pendukung.
Baca SelengkapnyaDi awal tahun baru ini semua BBM Pertamina non subsidi terpantau mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga telah menyelesaikan tugas penyaluran energi bagi masyarakat dengan maksimal sepanjang periode Satgas Nataru.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnya