'Mbah' Google Mulai Tak Laku, 40 Persen GenZ Pilih Platform Ini untuk Pencarian
Teknologi kian canggih, internet menjadi sebuah pilihan seluruh manusia di muka bumi ini.
Teknologi kian canggih, internet menjadi sebuah pilihan seluruh manusia di muka bumi ini.
Google adalah sebuah pilihan bagi banyak orang jika ingin mencari hal yang ingin mereka ketahui.
Tetapi, belakangan ini ada tanda-tanda perubahan minat dari masyarakat, terutama GenZ.
Namun seiring berjalannya waktu, konsumen kini sudah beralih untuk jarang menggunakan pencarian Google.
"Perasaan saya tentang merek tersebut telah berubah cukup besar. Ketika saya baru mulai mengakses internet, Google adalah otoritas, tetapi perusahaan induk yang memiliki Google telah salah menempatkan kepercayaan konsumen. Kami tidak lagi melihat Google sebagai pusat otoritas pencarian," ujar Clint, dikutip dari Washington Post, Minggu (30/7).
Platform tersebut masih memegang 90 persen pasar mesin pencari. Namun semakin banyak pengguna, terutama Gen Z mengeluh, dan tanda-tanda banyak penurunan.
Sekitar 40 persen Gen Z mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 lebih suka menemukan informasi di platform selain Google.
Di sisi lain, Seorang Penghubung Publik Google untuk Penelusuran, Danny Sullivan mengatakan pengguna mengeluhkan penurunan utilitas produk dalam tweet viral dan TikTok dan memperdagangkan informasi tentang metode yang lebih andal untuk memburu informasi. Google sendiri menyadari masalah ini dan baru-baru ini mengumumkan banyak pembaruan untuk layanan tersebut, termasuk hasil pencarian baru yang dihasilkan AI pada konferensi tahunannya.
"Google berhasil membantu orang-orang dengan miliaran penelusuran yang mereka lakukan setiap hari, tetapi kami selalu berupaya membuatnya lebih baik. Kami terus menerapkan teknologi seperti AI untuk memungkinkan cara baru bagi orang untuk mencari dan memahami apa yang ada di luar sana," ucap Danny.
"Proses evaluasi kami yang ketat memastikan bahwa perubahan ini benar-benar menjadikan penelusuran lebih baik bagi orang-orang, dan kami terus berinovasi dan memperkenalkan kemampuan baru," terang dia.
Namun perubahan ini mungkin tidak mengatasi masalah mendasar di balik penurunan Google. Kata Danny, para ahli menyatakan Google tidak mencapai posisinya dalam semalam. Saat perusahaan meningkatkan opsi iklannya, hasil pencarian yang berguna diturunkan dari halaman demi iklan. Perusahaan juga telah diganggu oleh spam SEO, yang mengeluarkan hasil pencarian yang relevan, seringkali dihasilkan oleh AI atau penuh dengan informasi berkualitas buruk, yang dirancang untuk mendapat peringkat tinggi pada algoritma Google.
Kombinasi masalah ini telah melemahkan sistem peringkat Google sendiri ke titik di mana keberadaan tautan di antara hasil teratas pencarian Google berkorelasi dengan penipuan, bukan relevansi. "Ini adalah lingkaran setan. Semakin buruk hasil penelusuran Google, semakin mereka bergantung pada penelusuran default," tutupnya.
Sekitar 40 persen Gen Z yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 lebih suka menemukan informasi di platform selain Google.
Baca SelengkapnyaMenurut survei, platform yang disukai Gen Z menampilkan konten yang relevan dan lebih cepat dibanding Google.
Baca SelengkapnyaBahkan, TikTok mulai menempati posisi teratas hampir setiap hari pada bulan Agustus. Sementara Google memegang posisi pertama hanya beberapa hari saja.
Baca SelengkapnyaGoogle mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Tiktok pun kini mulai menggantikan keberadaan Google sebagai situs pencarian informasi di ruang maya.
Baca SelengkapnyaKeunggulan TikTok terhadap Google pada generasi Z yaitu TikTok dapat dimanfaatkan sebagai wadah hiburan sekaligus informatif.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud meluncurkan penggalangan dana massal melalui platform digital gotongroyongrakyat.id.
Baca SelengkapnyaStudi Pew juga menemukan bahwa konsumen berita reguler di Nextdoor, Facebook, Instagram, dan TikTok lebih cenderung adalah perempuan.
Baca SelengkapnyaPEMILU.AI: Platform yang Memudahkan Caleg Menang Hanya dengan Satu Klik
Baca Selengkapnya