Kurs Rupiah Ditutup Melemah Jelang Pengumuman Hasil Rapat The Fed
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah jelang pengumuman hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).
Rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.243 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.238 per USD.
"Investor menantikan pengumuman kebijakan The Fed terkait tanda-tanda kapan bank sentral akan mulai mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu (22/9).
Investor tampak mengesampingkan kekhawatiran terhadap potensi gagal bayar Evergrande Group dan mengalihkan perhatian ke hasil pertemuan The Fed dini hari nanti. Fokus pasar akan tertuju ke proyeksi ekonomi dan petunjuk tentang kapan dan bagaimana bank sentral AS akan memangkas program stimulus besar-besaran.
Dari domestik, jumlah kasus harian Covid-19 pada Selasa (21/9) bertambah 3.263 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4,2 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar Covid-19 mencapai 171 kasus sehingga totalnya mencapai 140.805 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 6.581 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif Covid-19 mencapai 55.936 kasus.
Vaksinasi
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 80,41 juta orang dan vaksin dosis kedua 45,85 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.243 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.239 per USD hingga Rp14.255 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.249 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.244 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaInvestor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaThe Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnya