Empat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan
Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Sebagian besar para konglomerat dunia mendapatkan kekayaannya dari warisan orang tua atau generasi sebelumnya.
Kendati demikian, menjadi kaya raya dari titik 0 bukanlah satu hal yang tabu.
Berikut daftar orang kaya konglomerat yang menghasilkan harta dari keringatnya sendiri:
Mantan CEO Microsoft itu diperkirakan memiliki kekayaan sekitar USD143 miliar atau setara Rp2.226 triliun, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Ballmer pertama kali bergabung dengan perusahaan perangkat lunak itu pada tahun 1980 sebagai asisten presiden saat itu Bill Gates.
Kemudian Steve menjadi CEO Microsoft dari tahun 2000 hingga 2014.
Mantan CEO Google itu mengawali karir sebagai ahli IT di Bell Labs dan Palo Alto Research Center (PARC).
Pada tahun 1983, Schmidt bergabung dengan Sun Microsystems sebagai manajer perangkat lunak.
Dia kemudian dipromosikan menjadi direktur rekayasa perangkat lunak, wakil presiden dan manajer umum divisi produk perangkat lunak, wakil presiden kelompok sistem umum, dan presiden Sun Technology Enterprises.
Pada April 1997, Schmidt menjadi CEO dan Ketua Dewan Direksi Novell. Pada saat yang sama Microsoft mengirimkan tumpukan TCP/IP gratis di Windows 95, membuat Novell kurang menguntungkan. Pada tahun 2001, ia keluar setelah akuisisi Cambridge Technology Partners.
Tahun 2001, dia diwawancara oleh pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin mewawancarai Schmidt. Keduanya terkesan oleh Schmidt dan merekrutnya untuk menjalankan perusahaan mereka.
Di Google, Schmidt berbagi tanggung jawab atas operasi harian Google dengan pendiri Page dan Brin.
Sebelum penawaran umum perdana Google, Schmidt memiliki tanggung jawab yang biasanya diberikan kepada CEO perusahaan publik dan berfokus pada manajemen wakil presiden dan organisasi penjualan.
merdeka.com
Tim Cook merupakan mantan CEO Apple. Pada tahun 1998, Steve Jobs meminta Cook untuk bergabung dengan Apple. Dalam pidato pembukaannya di Universitas Auburn, Cook mengatakan dia memutuskan untuk bergabung dengan Apple setelah bertemu Jobs.
Posisi pertama Cook di Apple adalah wakil presiden senior untuk operasi di seluruh dunia. Cook menutup pabrik dan gudang, dan menggantinya dengan produsen kontrak.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya persediaan perusahaan dari bulan ke hari.
Cook dikenal karena cakap dalam menjaga harga biar tetap terkendali.
Jika digabungkan dengan seluruh anggota perusahaan, menghasilkan keuntungan yang besar. Kekayaan Cook ditaksir mencapai Rp32,71 triliun.
Slootman pertama kali berkarier sebagai pegawai komputer di tahun 1995.
Posisi CEO pertamanya di Data Domain pada tahun 2003.
Selama berada di Data Domain, perusahaan mengumpulkan dana untuk menghindari kebangkrutan dan meningkatkan pendapatan selama empat tahun ke depan.
Pada tahun 2009, Slootman meninggalkan Data Domain. Pada tahun 2011, dia ditunjuk sebagai CEO ServiceNow, kemudian memimpin penawaran umum perdana pada tahun berikutnya.
Slootman diyakini memiliki kekayaan sekitar Rp622 triliun.
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaForbes mencatat sosok ini menjadi konglomerat tertua dengan total harta kekayaan Rp27,68 triliun.
Baca SelengkapnyaDari daftar yang tertera, Indonesia menempatkan satu wakil konglomerat paling kaya di Asia.
Baca SelengkapnyaBekas buruh pabrik plastik yang sukses merangkak menjadi orang terkaya di Hongkong.
Baca SelengkapnyaTidak satu pun dari 16 properti yang dijual mendapat perhatian publik.
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca SelengkapnyaMerujuk data Forbes real time Rabu (7/2), Prajogo berada di peringkat ke-29 sebagai orang paling kaya di dunia.
Baca SelengkapnyaInvestor ternama ini masih tinggal di rumah tua yang dibeli pada tahun 1958.
Baca SelengkapnyaDewi Kam mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari saham minoritas di perusahaan pertambangan batu bara Bayan Resources di Indonesia.
Baca Selengkapnya