Diminta Turunkan Suku Bunga Kredit, Ini Respon BNI
Merdeka.com - Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Ario Bimo, mengaku belum bisa menurunkan suku bunga kreditnya. Pernyataan ini sekaligus merespon permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit
Dia mengatakan, saat ini suku bunga perbankan tidak lagi mengikuti pola penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia seperti biasanya. Ini dikarenakan perbankan saat ini cenderung justru melihat pasar.
"Sekarang sudah tidak bisa rule of time (6-9 bulan setelah penurunan BI rate) kayak gitu lagi. Dia benar-benar ngelihat dari marketnya sekarang. Kalau rule of time kayak gitu kalau likuiditasnya ada," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/11/).
Ario mengatakan likuiditas perbankan saat ini juga tidak ada lantaran dibagi oleh pemerintah yaitu antara untuk dana pihak ketiga (DPK) dan surat utang negara (SUN). Oleh karenanya, perbankan tidak bisa langsung mengikuti penurunan suku bunga acuan BI.
Dia juga masih belum bisa memastikan kapan pihaknya mulai turunkan suku bunga kreditnya. Sebab, dirinta masih menunggu turunnya cost of fund atau biaya dana. "Kalau cost of fund belum turun ya tidak berani lah. Nanti kalau kita semakin kecil dimarahi investor," kata dia.
Saat ini perbankan tengah mengupayakan penurunan cost of fund secara perlahan. Pada Kuartal III 2019, cost of fund BNI berada di posisi 3,2 persen. "Pak Jokowi kan baru ngomong masa langsung bisa kejawab, ya tidak bisa intinya cost of fundnya turun dulu," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan teguran terkait industri keuangan. Salah satunya, terkait perbankan yang sampai hari ini belum juga menurunkan suku bunga kredit.
Padahal, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5 persen pada 24 Oktober 2019. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing turun 25 persen menjadi 4,25 persen dan 5,75 persen.
"Saya mengajak untuk memikirkan secara serius untuk menurunkan suku bunga kredit. Negara lain sudah turun, turun, turun, kita BI-rate sudah turun, bank-nya belum. Ini saya tunggu," ujarnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca Selengkapnya