Diberi tugas atasi gas langka, dirut Pertamina kabur diam-diam

Merdeka.com - Puluhan jurnalis dari berbagai media massa cukup lama menanti hasil rapat koordinasi yang kali ini membahas soal kelangkaan gas elpiji baik 3 kg maupun 12 kg yang sudah terjadi lebih dari sepekan terakhir. Satu per satu menteri dan pejabat terkait keluar dari ruang rapat.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengaku sudah menginstruksikan direktur utama Pertamina Karen Agustiawan untuk mengatasi persoalan ini.

"(Kelangkaan elpiji) ini sudah dilaporkan ke dirut Pertamina. Saya minta ini dicek jangan ada penimbunan. Oleh sebab itu, ada operasi pasar, seharusnya kelangkaan (elpiji) tidak boleh terjadi," jelas Hatta di kantornya, Senin (10/6).

Usai mendengar pernyataan Hatta, para jurnalis pun memburu sang pemegang mandat yakni Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Namun, Karen tidak kunjung muncul di hadapan wartawan.

Ternyata Karen kabur meninggalkan kantor Kemenko Perekonomian melalui pintu belakang. Karen diam-diam menghindari wartawan yang hendak menanyakan terkait kelangkaan pasokan gas 3 kg dan 12 kg. Hal itu dibenarkan penjaga keamanan kantor Kemenko Perekonomian.

Sebelumnya, sejak sepekan terakhir, konsumen gas elpiji di beberapa daerah mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan gas untuk kebutuhan rumah tangga. Kalaupun ada, harganya tidak wajar. Sepekan ini memang harga gas elpiji baik 3 kg maupun 12 kg naik gila-gilaan.

Di ibu kota Jakarta, untuk tabung gas 3 Kg, pedagang eceran menjualnya dengan harga Rp 16.000 per tabung. Bahkan, ada juga yang menjual dengan harga Rp 30.000 per tabung.