Demi pembangunan infrastruktur gas, PGN tarik utang Rp 7,6 T
Merdeka.com - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mendapat fasilitas pinjaman sindikasi lima bank senilai USD 650 juta atau setara Rp 7,636 triliun. Tenor pinjaman ini berjangka waktu lima tahun.
Sindikasi perbankan itu adalah Australian and New Zealand Banking Group Limited (ANZ), The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ,Ltd (BTMU), Citigroup Global Markets Singapore Pte.Ltd (Citi), The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
Direktur Keuangan PGN, M. Riza Pahlevi Tabrani mengatakan pinjaman tersebut terdiri sebesar USD 590 juta berasal dari porsi dalam negeri dan USD 60 juta merupakan porsi luar negeri. Ketentuan mengenai suku bunga dan pembayaran adalah Libor +225 bps (onshore); Libor +200 bps (offshore).
"Pendanaan yang diperoleh dari pemberian fasilitas pinjaman sindikasi ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur gas bumi di Indonesia," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Jumat (29/8).
Menurut dia, pengembangan infrastruktur gas bumi ini terus dilakukan untuk mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi yang pada akhirnya berdampak pada program pengurangan subsidi minyak.
Selain itu, pinjaman tersebut juga digunakan untuk memperkuat dan mengamankan pasokan gas bumi dengan cara melakukan investasi di bidang hulu gas bumi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, PGN sudah memiliki jaringan infrastruktur berupa pipa gas sepanjang 31.705 km dan empat terminal LNG.
Baca SelengkapnyaBatas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaJika terjadi gangguan pasokan gas, portofolio LNG dapat dimanfaatkan untuk menjaga layanan penyaluran gas bumi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PGN mengalirkan volume niaga sebesar 923 BBTUD untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi, dan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaDua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaProduksi LNG KMJ diperkirakan mengalir mulai 2028 dengan rencana kapasitas sebesar 60 MMSCFD.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan APBN untuk pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencapai Rp68,59 triliun.
Baca Selengkapnya