Beda dengan Indonesia, Orang Miskin di Amerika Serikat Ada yang Punya Mobil
Merdeka.com - Hampir seluruh negara di dunia tak luput dari masalah kemiskinan, termasuk negara adidaya Amerika Serikat. Namun, faktor kemiskinan di Amerika Serikat berbeda dengan kemiskinan yang terjadi di Indonesia.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam mengatakan, orang-orang miskin di Amerika disebabkan kesalahan individu, dan dampak situasi ekonomi global.
Apabila situasi ekonomi membaik, orang miskin di Amerika Serikat akan mudah kembali untuk keluar dari garis kemiskinan. Faktor ini sangat berbeda dengan kemiskinan di Indonesia.
Piter menyebutkan bahwa kemiskinan di Indonesia akan sulit terpecahkan, karena ketiadaan sistem yang mendukung orang miskin dan miskin ekstrem, menjadi masyarakat berpenghasilan menengah hingga tinggi.
"Kemiskinan kita itu adalah karena memang sistem kita tidak mendukung masyarakat miskin bangkit, jadi ini seperti lingkaran setan kemiskinan," ujar Piter kepada merdeka.com, Selasa (31/1).
Selanjutnya, jika menyoroti kemiskinan di Amerika karena banyaknya tunawisma, Piter justru melihat orang miskin Amerika masih lebih baik dibandingkan orang miskin Indonesia. Sebab tunawisma Amerika masih memiliki aset bergerak seperti mobil.
"Mereka (tunawisma) Amerika keluar dari rumah karena tidak punya pendapatan, tidak bisa bayar sewa rumah akhirnya tinggal di mobil," ucapnya.
Piter tidak menampik ada orang miskin Indonesia mampu keluar dari garis kemiskinan. Namun individu tersebut memiliki keistimewaan atau keunggulan di bidang tertentu. Seperti yang dialami Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono, yang meraih juara dunia matematika.
"Dia (Nono) miskin, tapi tidak bisa kita mengharapkan kondisi seperti Nono bisa terjadi ke masyarakat lainnya," ucapnya.
Namun, tren kemiskinan di Amerika Serikat membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkejut. "Teringat saat ngobrol santai dengan pengemudi yang mengantar kami dalam perjalanan menuju tempat pertemuan, begitu banyak tunawisma (homeless) terlihat di sepanjang jalan," tulis Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati, dikutip Senin (24/10).
Menurutnya, maraknya fenomena tunawisma tersebut tak lepas dari adanya multi-krisis banyak dunia yang mengakibatkan kondisi perekonomian banyak negara anjlok. Alhasil, kondisi buruk ini berdampak langsung terhadap kemampuan daya beli masyarakat.
"Dengan adanya multi-krisis banyak dunia yang kondisi perekonomiannya makin anjlok dan masyarakat langsung terkena dampaknya," ujarnya.
Dia pun berjanji, APBN akan selalu hadir memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang termasuk dalam kelompok yang rentan dan miskin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya para pemulung di Qatar, mereka bisa dengan mudah memungut mobil mewah bekas yang dibuang begitu saja.
Baca SelengkapnyaIa dibesarkan oleh kakak-kakaknya setelah orang tuanya yang berprofesi petani meninggal dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaNilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Baca SelengkapnyaTren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.
Baca SelengkapnyaPasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca SelengkapnyaBerbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca SelengkapnyaKonsumen Amerika disebut akan menghadapi kesulitan berbelanja saat generasi Milenial dan Z di Asia enggan bekerja di sektor manufaktur.
Baca Selengkapnya