Ini Keunggulan Satelit Orbit Rendah untuk Internet
Satelit orbit rendah kini sedang ramai diperbincangkan, khususnya untuk mendistribusikan sinyal internet.
Satelit orbit rendah kini sedang ramai diperbincangkan, khususnya untuk mendistribusikan sinyal internet.
Ketika satelit diluncurkan, ia akan terbang mengangkasa sampai ke orbitnya. Orbit ini sederhanannya jalan bagi satelit untuk beroperasi mengirimkan sinyal. Setelah sampai di orbit, ia akan berputar mengelilingi Bumi. Letak orbit pada satelit dibagi menjadi tiga macam yakni satelit Low Earth Orbit (LEO), satelit Medium Earth Orbit (MEO), dan satelit Geostationary Earth Orbit (GEO). Dari ketiga lokasi orbit pada satelit itu, salah satu yang sedang ramai diperbincangkan adalah satelit LEO.
Mengutip laman NASA, Jumat (11/8), satelit LEO memiliki ketinggian 2.000 km dari Bumi atau kurang. Letak orbit yang cukup dekat dengan Bumi, umumnya digunakan untuk salah satunya penerapan satelit internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah.
CEO PT Dwi Tunggal Putra (DTP), Michael Alifen usai acara peluncuran produk barunya BuanterOne di Jakarta, Kamis (10/8).
Sebagai contoh untuk bermain game. Beberapa game saat ini ada yang membutuhkan latensi internet rendah. Syarat tersebut bisa dipenuhi oleh satelit LEO.
CEO PT Dwi Tunggal Putra (DTP), Michael Alifen.
“Kalau diperkotaan yang populasinya padat, fiber optik lebih cocok. Tapi untuk area-area yang sulit dijangkau mungkin seperti di atas gunung maupun di kepulauan, itu lebih cocok memakai satelit,” ujar dia.
Sebagai informasi, produk BuanterOne besutan DTP telah bekerja sama dengan OneWeb. OneWeb merupakan perusahaan komunikasi satelit orbit rendah. DTP bertindak sebagai Exclusive Master Distribution Partner OneWeb di Indonesia yang mempersiapkan semua kebutuhan peluncuran layanan, baik dalam hal teknis maupun infrastruktur. Salah satu persiapan infrastruktur yang DTP lakukan adalah pembangunan Satellite Network Portal ke 38 di dunia (SNP#38) yang berlokasi di Serang, Banten.
Proses pembangunan SNP#38 kini telah mencapai tahap akhir, yakni Antenna Verification Test, dan segera akan diikuti oleh Hub System Commissioning. SNP#38 dibangun di tanah seluas 10 hektar dan terdapat 18 Satellite Access Portal (SAP) atau antena stasiun Bumi. Antena stasiun Bumi ini dapat dikendalikan secara otomatis dan mampu memberikan layanan internet dengan bandwidth berkecepatan tinggi dan latensi rendah.
BAKTI Kementerian Kominfo menerima usulan sekitar 80.000 titik penyediaan akses internet dari KPU.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni keunggulan dari satelit Merah Putih 2 dengan memakai teknologi terbaru.
Baca SelengkapnyaMemiliki kapasitas 32 Gbps dengan frekuensi C-band dan Ku-band, satelit Telkom akan menempati slot orbit 113 BT.
Baca SelengkapnyaAlat ini merupakan karya mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca SelengkapnyaAwalnya dianggap sepele. Karena benda ini berada di ribuan satelit luar angkasa.
Baca SelengkapnyaNano Satelit ini bertujuan untuk memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
Baca SelengkapnyaSatelit itu buatan Amerika Serikat. Terbukti mampu bertahan lama di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaDengan adanya Samsat Digital Terminal Leuwipanjang, Aan berharap program serupa juga dikembangkan di Samsat seluruh wilayah Indonesia.
Baca Selengkapnya