Asteroid Raksasa Berada di Jarak Terdekatnya Dengan Bumi, Tidak Bahaya
Merdeka.com - Sebuah asteroid akan melintas di jalur orbit Bumi pada 24 September mendatang. Hal ini berdasarkan penghitungan sinyal yang dilakukan sejak bulan lalu.
Melansir Express.co.uk, bongkahan batu angkasa ini memiliki diameter 430 meter, dan diberi label 523934 (1998 FF14). Asteroid ini akan melajut dengan kecepatan tinggi, yakni mencapai 22,46 kilometer per detiknya.
Asteroid ini sendiri telah ditemukan sejak 1998 lalu, di pusat riset asteroid Lincoln di Socorro, New Mexico.
Saat ini, jarak asteroid tersebut sejauh 0,027 astronomical unit dari Bumi, di mana astronomical unit adalah jarak antara matahari dan Bumi. Angka salah satu yang terdekat dan berpotensi menghantam planet kita.
Meski demikian, ilmuwan menyebut bahwa paling dekat, asteroid ini akan melintas dalam jarak terdekat dengan Bumi pada 4,1 juta kilometer. Hal ini dikarenakan meski asteroid di galaksi ini memiliki orbit yang mirip dengan Bumi, orbit asteroid ini cenderung lebih miring dibanding orbit Bumi.
Menurut Neil deGrasse Tyson
Menurut ahli astrofisika ternama dunia yakni Neil deGrasse Tyson, asteroid bukanlah "ancaman terbesar bagi umat manusia." Meski demikian, ia memahami rasa takut NASA terhadap hantaman asteroid.
Dalam podcast miliknya bernama StarTalk, ia juga mengeksplorasi tema asteroid, dia menyebut bahwa tak cuma asteroid yang bisa membuat kita punah, namun semua hal yang ada di luar sana.
"(Asteroid) Itu ada, iya, tapi itu tak terlalu aku khawatirkan,"
"Yang aku khawatirkan adalah umat manusia yang tak terlalu bijak dalam menangani berbagai takdir yang akan menimpa manusia. Kebijaksanaan bukan hanya soal pengetahuan, namun bagaimana kita bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan tersebut," ungkap sang astrofisikawan.
Belokkan Asteroid
Sebelumnya, ESA dan NASA akan melangsungkan misi gabungan bersama deretan agensi antariksa dunia dalam misi bernama Asteroid Impact Deflection Assessment, atau AIDA. AIDA merupakan teknik pembelokan orbit asteroid bernama Didymos yang akan melintasi Bumi dan Mars.
Pembelokan ini dilakukan dengan cara menabrakkannya dengan sebuah pesawat ruang angkasa.
Dalam misi AIDA, NASA mengembangkan DART yakni sebuah pesawat ruang angkasa yang akan ditabrakkan dengan asteroid. Saat ini sendiri, pesawat ini telah masuk ke tahap konstruksi.
Rencananya, pesawat ini akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2021 mendatang, untuk bertabrakan dengan targetnya pada September 2022.
Sementara untuk ESA, agensi antariksa Eropa ini akan melancarkan misi bernama Hera, yang melakukan survei close-up kepada asteroid pasca tabrakan. Hal ini berupa pengukuran massa asteroid, pengecekan bentuk kawah, dan sebagainya.
Hasil dari penelitian Hera digunakan para ilmuwan untuk membuat tabrakan dengan efisiensi lebih baik. Tentu, ini adalah persiapan jika ada asteroid yang orbitnya jauh lebih mengancam Bumi untuk dihantam.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beragam kandungan pada asteroid tersebut, begitu menggiurkan bagi NASA untuk menyambutnya.
Baca SelengkapnyaRencana ini pada dasarnya sudah dicanangkan lama. Namun tak kunjung terealisasi karena beragam faktor.
Baca SelengkapnyaBiasanya ilmuwan meneliti menggunakan pemotretan. Namun dengan AI bantu mendeteksi jumlah asteroid di sekitar Bumi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beredar kabar bahwa akan ada asteroid besar menghantam Bumi pada 2024. NASA memberikan penjelasannya.
Baca SelengkapnyaPlanet ini masuk dalam kategori planet orbit pendek yang berada di luar tata surya Bima Sakti.
Baca SelengkapnyaBerikut rentetan peristiwa astronomi yang akan terjadi pada 2024.
Baca SelengkapnyaMeteor merupakan objek angkasa yang memasuki atmosfer bumi dan menghasilkan fenomena optik yang disebut sebagai bintang jatuh.
Baca SelengkapnyaAda dua harta karun yang ditemukan yang ornamennya terbuat dari besi meteorit.
Baca Selengkapnya