Nama Ponjo Sutowo menjadi sorotan karena terlibat dalam Kasus pengosongan hotel Sultan di GBK.
Nama Pontjo Sutowo belakangan menjadi sorotan usai munculnya kasus pengosongan salah satu hotel mewah di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yakni Hotel Sultan. Selama ini, pemilik salah satu perusahaan ternama yakni PT Indobuildco ini yang langsung mengelola dan mengatur Hotel Sultan.
Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) menyatakan jika Hotel Sultan segera dikosongkan. Bahkan, mereka telah memasang spanduk di 13 titik area Hotel Sultan sebagai bentuk teguran agar hotel tersebut disegerakan untuk berenti beroperasi lagi.
Hal tersebut diberhentikan oleh negara lantaran adanya permasalahan kepemilikan tanah yang dimana aset tanahnya merupakan milik negara bukan mili swasta.
Namun, keputusan negara tersebut tampaknya ditolak oleh Puntjo Sutowo selaku pemilik hotel.
Hingga kini, kasus tersebut masih terus berjalan dan belum menemui hasil keputusan yang bulat dari kedua pihak. Kasus tersebut seolah membuat publik penasaran akan sosok Pontjo Suwoto tersebut.
Berikut intip beberapa fakta seputar Pontjo Sutowo yang dirangkum dari berbagai sumber
Seperti inilah sosok Pontjo Sutowo. Diketahui, pria kelahiran 17 Agustus 1950 ini merupakan lulusan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan Teknik Mesin.
Ia memulai menggeluti dunia bisnis dengan membangun perusahaan pembuatan kapal bernama PT Adiguna Shipyard pada tahun 1970 sekaligus menjadi direktur utama pada masa itu.
Sekitar tahun 1980, Pontjo Sutowo kemudian mulai mengembangkan bisnisnya dengan terjun ke bisnis perhotelan.
Modal tersebut didapatkan dari hasil keuntungannya di perusahaan kapal PT Adiguna Shipyard. Di bidang ini, Pontjo memulai kariernya dari membangun Hotel Hilton atau yang sekarang diganti dengan nama Hotel Sultan.
Hotel itu juga dikelola langsung oleh Pontjo Sutowo selaku pemilik sekaligus direktur PT Indobuildco. Sebelum adanya kasus kepemilikan bangunan oleh pemerintah, bisnis hotel yang dibangun super mewah dan sangat luas ini pun terbilang sangat sukses dalam pengoperasiannya.
Pontjo Sutowo juga diketahui pernah menjadi Ketua Umum Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (FKPPI) periode 2021-2026. Bahkan, ia juga pernah menjadi anggota Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI), World Tourism Organization (WTO), ASEAN Tourism Association (ASEANTA), Pacific Asia Travel Association (PATA), dan Australia Indonesia Development Area (AIDA).
Keluarga besar Pontjo Sutowo sendiri juga dikenal sebagai konglomerat. Hal ini karena keluarganya memiliki berbagai bisnis yang cukup besar. Orang tua Pontjo Sutowo merupakan Ibnu Sutowo dan Zaleha binti Sjafe'ie. Sebagaimana diketahui Ibnu Sutowo merupakan tokoh militer dan cukup berpengaruh selama Orde Baru.
Tak hanya itu, ternyata Pontjo Sutowo memilikihubungan dekat dengan Dian Sastro.
Hubungan keduanya didapatkan suami Dian Sastro, Maulana Indraguna Sutowo adalah anak dari Adiguna Sutowo.
Sementara itu, Adiguna Sutowo sendiri merupakan adik dari Pontjo Sutowo. Oleh karenanya, Dian masih menjadi keluarga dekat dari Pontjo Sutowo.
Mengenai soal kasus pengosongan hotel tersebut, Pontjo Sutowo selaku pemilik langsung tampak masih belum mengindahkan arahan dari pemerintah dan masih terlihat melakukan operasi
. Hingga pada akhirnya, Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) menggeruduk Hotel Sultan serta memasang spanduk terkait kepemilikan hak aset di sekitar kawasan hotel.
Nama Ponjo Sutowo menjadi sorotan karena terlibat dalam Kasus pengosongan hotel Sultan di GBK.
Pemerintah menolak usulan perpanjangan Hak Guna Bangunan (HGB) Hotel Sultan yang dilayangkan kubu Pontjo Sutowo.
Baca Selengkapnya
Dalam persidangan terungkap adanya aliran uang yang diduga masuk ke Komisi I DPR RI berjumlah Rp70 miliar dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sebesar Rp40 M.
Baca Selengkapnya
Hotel Sultan yang berlokasi di kawasan Gelora Bung Karno kini diambil alih pemerintah.
Baca Selengkapnya
Pembekuan izin tersebut dilakukan lantaran Hak Guna Bangunan (HGB) telah habis.
Baca Selengkapnya
Hadi menjelaskan, HGB Nomor 26/Gelora dan HGB Nomor 27/Gelora atas nama PT Indobuildco dengan total luas 13,6 hektare (kawasan Hotel Sultan) telah berakhir.
Baca Selengkapnya
Uang itu diterima Achsanul tanggal 19 Juli 2022 sekitar pukul 18.50 WIB di Hotel Grand Hyatt.
Baca Selengkapnya
PPK GBK telah melakukan langkah persuasif meminta PT Indobuildco untuk mengosongkan Hotel Sultan yang telah habis masa hak guna bangunan (HGB).
Baca Selengkapnya
Para ulama yang hadir menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya
Manajemen GBK melayangkan somasi kepada para karyawan PT Indobuildco yang ngotot masih bekerja di Hotel Sultan, Jakarta.
Baca Selengkapnya
Follow
Rekomendasi