Mengenal Tari Toping Toping, Tarian Penghiburan Saat Duka Cita Asal Sumut
Merdeka.com - Sudah pernahkah Anda berkunjung ke Simalungun? Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara. Daerah ini menyimpan banyak keindahan alam dan ragam kebudayaan yang sayang untuk Anda lewatkan.
Salah satu warisan budaya yang hingga kini masih dilestarikan adalah Tari Toping Toping. Tarian ini merupakan tari tradisional masyarakat Simalungun sejak zaman dahulu. Biasanya tari tradisional ini dibawakan saat upacara duka cita atau kematian yang sekaligus menjadi sarana penghiburan bagi masyarakat Simalungun.
Tarian untuk Upacara Duka Cita
Dilansir dari laman senibudayasia, Tari Toping Toping ini merupakan tarian tradisional yang ditampilkan dalam upacara duka cita yang terdapat di kalangan kerajaan.
Simalungun dikenal memiliki empat marga asli yang dikenal dengan istilah Sisadapur yaitu Sinaga, Damanik, Saragih dan Purba. Empat Marga tersebut lah kerajaan besar yang ada pada zaman dulu kala.
Menggunakan Properti yang Penuh Makna
Dalam membawakan tarian ini, penari biasanya akan menggunakan properti yang terdiri dari tiga simbol utama yang bermakna serta memiliki makna.Properti yang biasa digunakan adalah Topeng Dalahi, yaitu berupa topeng yang menyerupai pria yang dikenakan oleh penari pria. Selain itu, ada Topeng Daboru yaitu topeng yang menyerupai wajah perempuan.
Tidak lupa penari akan memakai Huda Huda, yaitu topeng berupa parung Burung Enggang yang tersusun dari jalinan kain. Huda Huda ini dipercaya mengantar roh yang sudah meninggal ke hadapan Dibata.
Diiringi Musik Tradisonal Simalungun
Pertunjukan Tari Toping Toping diawali dengan tabuhan alat musik tradisional Simalungun dengan berbagai ritme. Kemudian masuklah Topeng Dalahi dan Topeng Diboru menari memasuki arena dengan busana yang berbeda. Pakaian yang dipakai oleh penari Topeng Diboru berwarna merah, hitam serta putih dengan corak horizontal. Sedangkan penari Topeng Dalahi memakai pakaian berwarna putih dan celana panjang hitam.
Nyanyian yang Menyayat Hati
Dalam pertunjukan tarian ini akan dinyanyikan lagu sedih dari beberapa orang yang memasuki arena. Nyanyian yang dibawakan ini biasanya membuat para penonton meneteskan air mata karena nyanyian yang menyayat hati. Nyanyian tersebut hampir mirip dengan sinden yang terdapat pada pertunjukan musik tradisional di Jawa.
Ditampilkan Pada Acara Rondang Ni Huta
Meskipun Tari Toping Toping sudah ada sejak zaman dahulu, namun hingga kini pertunjukan tari ini masih dilestarikan oleh masyarakat Simalungun. Tarian ini biasanya dapat dilihat pada acara pesta Rondang Ni Huta yang diselenggarakan untuk menghidupkan kebiasaan atau tradisi budaya masa lampau masyarakat Simalungun.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaUpacara Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung ini telah masuk daftar Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Topi warna-warni ini bikin penggunanya makin percaya diri.
Baca SelengkapnyaKetika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca SelengkapnyaBerikut contoh pantun lucu yang menghibur dan cocok untuk mencairkan suasana saat berkumpul.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.
Baca SelengkapnyaDari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca SelengkapnyaPara tamu undangan diperlakukan secara terhormat melalui tradisi piring terbang.
Baca Selengkapnya