Tips Parenting untuk Membesarkan Anak Laki-laki yang Baik dan Perhatian
Anak laki-laki bisa dibesarkan dengan baik tanpa terjebak toxic masculinity. Begini tips parenting yang bisa diterapkan orangtua.
Anak laki-laki bisa dibesarkan dengan baik tanpa terjebak toxic masculinity. Begini tips parenting yang bisa diterapkan orangtua.
Anak laki-laki memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak perempuan. Mereka cenderung lebih aktif, berani, dan suka tantangan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa mereka tidak membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan bimbingan dari orang tua.
Justru sebaliknya, anak laki-laki membutuhkan orang tua yang dapat membentuk mereka menjadi pribadi yang baik, bertanggung jawab, dan peduli terhadap orang lain. Hal ini agar mereka tumbuh menjadi anak laki-laki yang baik tanpa terjebak toxic masculinity.
Bagaimana cara orang tua melakukan parenting yang tepat untuk anak laki-laki? Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan:
Anak laki-laki cenderung meniru perilaku orang tua, terutama ayah. Oleh karena itu, ayah harus menjadi panutan yang baik bagi anak laki-laki. Ayah harus menunjukkan sikap yang sopan, santun, dan hormat terhadap ibu dan orang lain.
Ayah juga harus mengajarkan anak laki-laki untuk menghargai perbedaan, menghormati hak-hak perempuan, dan tidak melakukan kekerasan fisik atau verbal. Selain ayah, ibu juga harus memberikan contoh yang baik bagi anak laki-laki.
Ibu harus menunjukkan sikap yang sabar, lembut, dan penuh kasih sayang. Ibu juga harus mengajarkan anak laki-laki untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang sehat dan tidak menutup diri.
Anak laki-laki membutuhkan dukungan dan dorongan dari orang tua untuk mengembangkan potensi dan minat mereka. Orang tua harus memberikan pujian, apresiasi, dan penghargaan ketika anak laki-laki berhasil melakukan sesuatu dengan baik.
Orang tua juga harus memberikan kritik, saran, dan arahan ketika anak laki-laki melakukan kesalahan atau mengalami kesulitan. Orang tua harus menghindari sikap yang terlalu keras, mengejek, atau membandingkan anak laki-laki dengan orang lain. Hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan motivasi anak laki-laki.
Anak laki-laki membutuhkan batasan dan aturan yang jelas dari orang tua untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab mereka. Orang tua harus menetapkan batasan dan aturan yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak laki-laki.
Misalnya, tentang waktu tidur, waktu belajar, waktu bermain, dan waktu mengerjakan tugas rumah. Orang tua juga harus menegakkan konsekuensi yang adil dan konsisten ketika anak laki-laki melanggar batasan dan aturan tersebut. Orang tua harus menghindari sikap yang terlalu longgar, inkonsisten, atau sewenang-wenang. Hal ini dapat membuat anak laki-laki menjadi kurang taat dan mandiri.
Anak laki-laki membutuhkan kesempatan dan kebebasan yang cukup dari orang tua untuk mengeksplorasi dan bereksperimen. Orang tua harus memberikan kesempatan dan kebebasan yang cukup bagi anak laki-laki untuk memilih aktivitas, mainan, dan teman yang mereka sukai.
Orang tua juga harus memberikan kesempatan dan kebebasan yang cukup bagi anak laki-laki untuk mencoba hal-hal baru, mengambil risiko, dan belajar dari kesalahan. Orang tua harus menghindari sikap yang terlalu protektif, mengontrol, atau memaksa. Hal ini dapat menghambat kreativitas dan kemandirian anak laki-laki.
Anak laki-laki membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang tulus dari orang tua untuk merasakan kehangatan dan kebahagiaan. Orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus kepada anak laki-laki.
Orang tua dapat menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan cara berbicara, mendengarkan, menyentuh, memeluk, mencium, atau bermain bersama anak laki-laki. Orang tua juga dapat menunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan cara memberikan hadiah, mengajak jalan-jalan, atau melakukan hal-hal yang disukai anak laki-laki.
Orang tua harus menghindari sikap yang terlalu dingin, acuh, atau menolak. Hal ini dapat menyebabkan anak laki-laki merasa tidak dicintai dan tidak bahagia.
Anak laki-laki membutuhkan keterlibatan dalam pekerjaan rumah tangga untuk membentuk keterampilan hidup dan rasa tanggung jawab mereka. Orang tua harus melibatkan anak laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga yang sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.
Misalnya, membersihkan kamar, menyapu lantai, mencuci piring, atau merapikan mainan. Orang tua harus memberikan instruksi yang jelas, bantuan yang diperlukan, dan pengawasan yang cukup. Orang tua juga harus memberikan umpan balik yang positif, pengakuan, dan penghargaan ketika anak laki-laki menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan baik.
Orang tua harus menghindari sikap yang menuntut, mengkritik, atau menghukum. Hal ini dapat membuat anak laki-laki merasa tertekan dan tidak bersemangat.
Sejumlah cara tersebut bisa diterapkan oleh orangtua untuk mendidik dan membesarkan anak laki-laki yang perhatian dan penuh kasih sayang.
Parenting adalah cara pola asuh orang tua mendidik anak.
Baca SelengkapnyaPeran orang tua dalam membimbing, mendidik, dan merawat anak-anak mereka memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan kesejahteraan anak.
Baca SelengkapnyaKendati orangtua kadang melakukan yang terbaik, namun kesalahan parenting mungkin terjadi dan dialami anak.
Baca SelengkapnyaMembiasakan anak untuk minum air putih perlu dilakukan sejak masih kecil karena manfaat kesehatannya.
Baca SelengkapnyaGentle parenting merupakan tren pengasuhan anak yang memperlakukan anak dengan lebih baik.
Baca SelengkapnyaOrangtua perlu mengatur strategi dengan tepat demi perkembangan anak di era digital ini.
Baca SelengkapnyaMenyapih bisa dilakukan ibu dengan mudah dan tanpa masalah melalui sejumlah cara.
Baca SelengkapnyaAda beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan semangat belajar pada anak.
Baca SelengkapnyaMengenalkan habit finansial kepada anak akan memengaruhi sifat dan tingkah laku anak-anaknya ketika dewasa kelak.
Baca Selengkapnya