Yusril lawan Ahok, siapa menang di Jakarta?
Merdeka.com - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta bakal berlangsung setahun lagi. Di samping calon incumbent, Basuki Tjahaja Purnama, sejumlah nama telah mendeklarasikan diri untuk maju. Ada yang berasal dari partai, ada pula yang memilih jalur independent.
Ternyata, pesta demokrasi lima tahunan buat warga Jakarta itu turut menarik perhatian Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Kini, mantan Menteri Hukum dan HAM di era SBY tersebut menyatakan ingin berhadapan dengan Basuki.
Dalam beberapa survei, nama Basuki atau akrab disapa Ahok masih berada di posisi teratas dari sejumlah tokoh yang ikut meramaikan Pilgub DKI. Mantan Bupati Belitung Timur ini masih unggul jika dibandingkan dengan Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ahmad Dhani, serta Yusril Ihza Mahendra.
Namun, Populi Center menyebutkan, dari segi elektabilitas, Yusril berpotensi menjadi kuda hitam. Kondisi itu bisa terjadi jika jika pilgub DKI berpotensi satu putaran.
Kira-kira siapa yang bakal menang kalau Yusril dan Ahok berhadapan?
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menyatakan, berdasarkan peta politik yang berlangsung beberapa tahun terakhir, Ahok masih belum terkalahkan. Kondisi ini terjadi karena belum ada peserta definitif untuk bisa melawan langsung dengan kakak kandung Basuri Tjahaja Purnama itu.
Apabila muncul lawan yang memiliki rekam jejak yang baik, kemudian memilih maju dengan mendeklarasikan diri, bukan tidak mungkin posisi Ahok bakal terancam. Sayangnya, sosok-sosok yang sudah menyatakan untuk berkompetisi di Pilgub belum benar-benar mendapatkan tanggapan positif dari rakyat,
"Data per Januari kemarin posisi Ahok memang masih teratas. Tetapi, posisi itu bisa naik atau stagnan. Yang pengaruhi naik atau turunnya Ahok ada beberapa hal, apakah sudah ada calon definitif atau tidak. Kalau ada itu bisa mempengaruhi naik atau turun suara Ahok," ujar Arya saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (24/2) malam.
Berdasarkan pengalaman dalam Pilgub-Pilgub lainnya, calon incumbent biasanya mendapatkan perhatian lebih dibandingkan lawan-lawannya. Setidaknya, terdapat 40 persen atau lebih pemilih bakal menjatuhkan pilihannya kepada sang petahana.
Alhasil, Yusril butuh kerja keras dan memiliki strategi mumpuni untuk bisa berhadapan langsung dengan Ahok. Jika berhasil, bukan tidak mungkin Yusril bisa merebut jumlah suara.
"Selama ini basis dukungan Ahok berdasarkan data masih tersebar merata, baik dari sisi wilayah, pendidikan, pekerjaan, agama dan etnis. Ahok hampir kuat di semua segmen itu," tambahnya.
Berbeda dengan Ahok, Yusril tidak memiliki kekuatan mumpuni di DKI, apalagi PBB tak mendudukkan wakilnya di DPRD. Kondisi itu tidak mudah bagi profesor di bidang tata negara tersebut, ditambah lagi beberapa partai besar sudah melakukan penjaringan tanpa mencantumkan namanya.
"Partai yang mengusungnya lemah, belum ada sinyal buat Yusril untuk diusung partai lain. Susah baginya untuk membentuk koalisi partai, apalagi sampai head to head dengan Ahok. Persepsi incumbent masih baik," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaYusril menambahkan penggunaan hak angket DPR akan membawa negara ini ke dalam ketidakpastian
Baca SelengkapnyaYusril mempersilakan pihak yang keberatan untuk mengusulkan perubahan konstitusi.
Baca SelengkapnyaDalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja
Baca Selengkapnya